"Kalau lo tau gue depresi, gimana?"
"Gue temenin. Gue bantuin lo sampai lo sembuh. Gue bakalan jadi obat buat lo-"Ada jeda setelahnya. Dimana sepasang mata tajam Julian menyipit membaca name tag pada seragam gadis di hadapannya. "Marsha Ilona."
****...
Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain.
Happy reading<3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Cieelaah fotonya kali ini Bang Juan sama... Baca dulu part Ini baru tau dia siapa)
Suatu waktu, Marsha pernah bermimpi tinggi sekali. Ketika berusia lima tahun, pada bulan Desember di suatu hari ketika dirinya sedang bermain di rumah, tiba-tiba saja beberapa pria mendatanginya bersama Mama membawa berita duka. Sang Ayah yang saat itu bekerja menjadi kontraktor proyek mengalami kecelakaan kerja. Tertimpa material berat dari atas hingga nyawanya tak bisa tertolong lagi. Padahal sebelum pergi demi mencari sesuap nasi, pria baik itu telah berjanji akan membelikan boneka untuk Marsha.
Sebagai anak tunggal yang hidup sederhana, kasih sayang berlimpah yang Marsha dapatkan tak lepas dari peranan sang Ayah. Maka dari itu ketika dia tiada, kehidupan Marsha langsung berubah. Mama depresi hingga cukup lama menutup diri. Sementara Marsha mau tak mau harus membiasakan hidup mandiri. Pada saat ketika Mama mau membuka pintu kamarnya lalu memilih membuka lembaran baru, Marsha melambungkan harapan dan cita-cita bahwa dia harus membahagiakan Mamanya ketika dewasa.
Marsha akan membelikan Mama rumah, pakaian mewah dan membuatnya bangga. Tapi semua niat terurungkan setelah Marsha mengetahui Mamanya bekerja di suatu klub malam. Entah jadi apa di sana. Yang pasti, setiap pulang dan pergi dia selalu membawa lelaki.
Terakhir, dia membawa Galen. Berondong muda yang malah lebih cocok menjadi Abang untuk Marsha. Tepatnya sekitar dua tahun yang lalu, dia membawanya tepat dihadapan Marsha dan mengaku sudah menikah siri. Diperkenalkannya pada Marsha bahwa dia adalah Ayah baru dan Mamanya memiliki suami lagi. Harapan serta impian Marsha seakan pupus. Alih-alih membahagiakan Mama, Marsha malah jadi terobsesi ingin tinggal sendiri. Sebab Galen—Ayah barunya itu gila. Gila sekali.
Adapun perisitiwa dua tahun yang lalu ketika Marsha hampir dilecehkan olehnya dan membuat Marsha berani melawan hingga pria itu hampir terbunuh, dipergunakannya sebagai ancaman. Jika Marsha berani membuka mulut atas tindakannya itu atau tidak mau menuruti permintaannya, dia tidak akan segan menggiring Marsha ke kantor polisi.
Tapi toh Marsha tidak peduli.
Seperti sekarang ini, ketika Galen menggodanya dengan suara penuh mesum itu, Marsha sudah keburu berlari. Meninggalkan pecahan beling serta piring-piring kotor itu ditimpuknya begitu saja di atas meja.
"SHA!"
Tak mau kalah, Galen melompat dari pintu utama setelah ditutupnya rapat. Ia sudah akan menyambar tangan Marsha tepat ketika gadis itu menghilang di balik pintu kamarnya.