31#Efek Patah Hati

1.4K 111 11
                                        

Pembaca yang baik adalah mereka
yang tau caranya menghargai karya orang lain.

Happy reading<3

"Julian si bontot kesayangan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Julian si bontot kesayangan pulang ...."

Dengan langkah kaki yang kian melemah, Julian berjalan memasuki rumahnya. Tampak dari tempatnya berdiri, Paps Jun, Juan dan Juna tengah berkumpul di ruang keluarga. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, namun ketika pintu terbuka dan menampilkan muka lesu si bungsu, ketiganya langsung mengerutkan kening bingung.

"Kenapa kamu, Jul?" tanya Ajun.

Sebagai kepala keluarga, ia begitu jarang melihat wajah kusut seperti kemeja yang belum disetrika dari si bontot Julian Argawinata. Julian hanya mengangkat pandangan dan menggeleng tanpa minat.

Jika Ajun bertanya, Juan sebagai anak pertama yang ketegasannya melebihi bapak-bapak wajib curiga. Ia kan juga sering dipanggil oleh kepsek karena adik kecilnya itu kerap membuat onardi sekolah.

Jadi Juan sudah bisa menebak yang sebenernya. "Pasti tawuran lagi kan?"

"Astagfirullah ...Engga lah, ang. Udah kelas dua belas ya kali masih aja tawuran." Alih-alih Julian, ini yang menjawab malah Juna.

"Abang nggak tanya kamu, Juna."

Juna menyengir kuda. Ia yang tengah duduk diatas karpet sementara Paps Jun dan Juan diatas sofa kini meneliti adiknya itu. "Biar gue tebak, lo ...Abis kalah main basket?"

Julian menggeleng.

"Lo ketauan ngutang di warung Babeh?"
Julian lagi-lagi menggeleng.

"Apa dong?" Sedetik kemudian Juna merubah raut wajahnya menjadi kaget bukan main. "Apa jangan-jangan lo putus cinta?"

Paps Jun ikut ikut terkejut. "Wah ...Anak Papi udah gede."

"Tapi emang ada yang mau sama lo, Jul?" tanya Juna dengan sekonyong-konyong dan berhasil memicu kemarahan si bontot.

"BAJINGAN, KAU JUNAEDI!!"

bruk

"MULUT KAMU, JULIAN ARGAWINATA!" teriak Juan murka.

"EEH ADA APA INI?" Mom Jes dengan spatula dan celemek yang masih menempel di tubuhnya berlari dari arah dapur ke ruang keluarga. Ia begitu terkejut mendapati Julian dengan wajah emosi plus ngos-ngosan melempari sepatu kepada Juna, anak keduanya.

"JULI, KAMU KENAPA?!" tanya Mom Jes histeris.

"Waduh ...Perang lagi nih." Bukannya menengahi, Ajun si Papi malah ngumpet di balik sofa dengan berpura-pura membaca koran untuk menutup wajahnya.

Kalau anak pertama sudah turun tangan dan sang istri heboh sendiri sudah pasti ujung-ujungnya akan terjadi perang dunia ketiga. Ajun agak menyesal sedikit mengapa ia tidak mengajak Juan ke kantor lebih pagi alih-alih nyantai di ruang keluarga dan menonton Spongebob seperti tadi.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang