"Kalau lo tau gue depresi, gimana?"
"Gue temenin. Gue bantuin lo sampai lo sembuh. Gue bakalan jadi obat buat lo-"Ada jeda setelahnya. Dimana sepasang mata tajam Julian menyipit membaca name tag pada seragam gadis di hadapannya. "Marsha Ilona."
****...
Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain.
Happy reading<3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Happy birthday Xavior gang, kompak selalu dan semoga tetap terus utuh"
08 Oktober
Lebih dari lima tahun Xavior gang ada untuk mereka-mereka yang membutuhkan 'ruah' Dr tahun ke tahun pula, anggota bertambah dan silih berganti. Meski rintangan serta opini banyak orang memandang mereka sedemikian rupa, tak sedikit yang tahu bahwa hadirna Xavior gang juga untuk terus menyelidiki satu kasus yang menewaskan musuhnya sendiri dan memfitnah bahwa Xavior gang lah pelakunya.
Julian menjadi ketua yang dipilih langsung oleh senior-senior mreka sejak dulu dan disegani oleh para anggota seangkatannya setelah keberanian lelaki itu selalu membuat siapapun tak berani berkata apa-apa. Namun di satu sisi, mereka juga bangga mempunyai ketua sepertinya yang hangat dan tidak terlalu tegang-tegang amat.
Hari ini, hari ulang tahun Xavior gang yang memang berjarak tak jauh dari hari ulang tahun SMA Pandawa. Kasus yang belum menemukan titik terang itu sejenak mereka lupakan demi merilekskan diri. Semua orang sibuk di hari Sabtu ini. Dekorasi markas yang 'lakik banget' makanan serta kehebohan musik yang terus terdengar.
"Jangan lama-lama lo dekornya, nanti keburu rombongan masuk gimana?" Gama berkacak pinggang memperhatikan anggotanya yang tengah memajang foto besar berisi lebih dari lima puluh orang.
"Iye ...Santai, Gam."
Abrisam si tampan yang kalem bertugas mengurus kerapihan tatanan makanan dibantu para gadis-gadis. Boleh dibilang, hanya lelaki itu yang berkerja di bagian belakang sementara para gadis dari pacar atau gebetan anggota yang lain itu justru sibuk meratapi ketampanannya.
Hal itu tentu membuat Milan, salah satu anggota Xavior gang perempuan merasa gerah. Ia menghela napas dan segera mengambil langkah. "Udah, Sam. Biar gue aja yang kerja sama cewek-cewek disini. Lo keluar aja udah."
Dibantu Chelsea, Milan mendorong sedikit tubuh tinggi tegap Abrisam dan membiarkan dirinya mengambil alih. Lelaki itu lantas mengerutkan kening namun tetap melepas celemek yang membalut badan atletisnya.
"Enggak papa gue di luar?"
"Enggak papa, Sam. Abisnya disini lo malah jadi tontonan doang."
Beberapa detik kemudian terdengar dengusan kasar dari beberapa gadis yang mengelilingi mereka di dapur. Apalagi saat Abrisam akhirnya melenggang pergi.
Milan berhenti memotong buah dan melemparkan tatapan membunuh pada mereka. "Apa? Mau gue tusuk tuh mata?"
"Ih ...Apaan sih." Tak lama setelah menggerutu, mereka kembali sibuk di dapur.