26#Snow White atau Ratu Jahat?

2.5K 174 32
                                    

Pembaca yang baik adalah merekayang tau caranya menghargai karya orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembaca yang baik adalah mereka
yang tau caranya menghargai karya orang lain.

Happy reading<3

"Juan, kamu kapan punya mongmongan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Juan, kamu kapan punya mongmongan?"

"Uhuk, uhuk."

Juan, Abang pertama Julian kini tersedak makanannya sendiri. Memecah hening satu ruang makan setelah pertanyaan absurd Mom Jess terlontar.

"Mongmongan? Juan punya calon istri juga belum."

Mom Jess ini, yang benar saja ....

Setelah menjawab diiringi gelengan kepala tidak habis pikir, Juan kini mengambil minum. Sementara kedua adiknya, Juna dan Julian terkikik menahan geli. Sudah dapat dipastikan malam ini akan menjadi malam yang membahas soal anak pertama lagi.

Mom Jess melirik sinis putra sulungnya untuk kemudian berkata, "Ya kapan kamu mau kenalin ke kita? Usia kamu aja udah mau kepala tiga, masa Mommy gendong cucunya pas udah ubanan sih? Yang bener aja."

"Kenapa Mom yang resah kalau Juan belum nikah?" Juan balik bertanya. Meski dikenal dingin dan tegas, putra sulung dari Ajun dan Jessica itu tak mungkin mengabaikan orang tuanya.

Mom Jes menghela napas lelah, lalu meletakan sendok serta garpunya. Hal itu menarik perhatian keempat laki-laki di rumah ini secara penuh.

"Kamu lupa? Mommy udah siapin nama buat cucu Mommy nanti?" ujarnya.

"Juliet, Janneta, Juminten, dan Juleha." Juna mengabsen deretan nama cucu Mom Jess di masa depan dengan bangga.

Tanpa mau menoleh, ibu dari tiga anak bujang itu mengacungkan jempolnya ke udara.

Julian sang anak bungsu terbahak mendengarnya.

Sementara anak pertamanya itu kini memijat kening untuk meredakan pusing. "Juan pikirkan nanti, Mom. Untuk sekarang, perusahaan dulu lah yang lebih utama."

"Betul. Biarin aja, Mom. Biarkan anak kita memilih mana yang terbaik untuknya sekarang. Lagipula alam semesta ini kan luas, rugi kalau Juan nggak mencoba berpetualang mencari cinta sejatinya. Kalau gagal, ya dicoba lagi terus sampai ketemu. Pokoknya kalau Paps Jun sih ya ... tim orang baru," tutur Paps Jun yang sejak tadi diam menyimak. Nada bicaranya sih sudah seperti bapak-bapak yang bijak, padahal kalau dicermati omongannya termasuk sesat.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang