Orang-Orang di Tahun 2017

13 3 0
                                    

Aku menatap Tante Imelda. Sekarang aku tahu kenapa Tante Imelda selalu memakai gaun-gaun panjang dengan lengan tertutup. Kenapa Tante Imelda selalu ceria, menerima orang lain dalam keadaan apa pun. Tante Imelda selalu baik pada siapa saja.

Sejak awal, jauh sebelum kecelakaan itu terjadi, Tante Imelda selalu baik padaku.

            Sejak awal, jauh sebelum kecelakaan itu terjadi, Tante Imelda selalu baik padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap Tante Imelda dari belakang. Tante Imelda sedang duduk di belakang setir, mengemudi pelan sambil memakan permen. Di depan lampu merah, mobil berhenti selama hampir dua menit. Tante Imelda melihatku lewat spion, tersenyum lebar.

"Tante cantik ya?" goda Tante Imelda. Senyuman lebarnya ceria, tulus dari hati.

"Tante selalu cantik," balasku. Setengah tidak sadar karena pemikiran yang melanglang buana ke tahun-tahun yang belum lewat dari sekarang.

Tante Imelda melotot, sepertinya tidak menyangka jawaban itu akan keluar dari mulutku. Julian juga begitu. Dia duduk di sampingku, kehilangan suaranya. Tante Imelda melirik anaknya, bersiul pelan. "Ha. Your girlfriend is mine, Nak."

"Mama!" tegur Julian. Wajahnya memerah.

Tante Imelda terkekeh. Pelan-pelan menginjak pedal gas saat lampu berubah hijau. Masih dengan lirikan di spion, Tante Imelda bilang, "Tante kira kamu orang yang pemalu, Diah. Pendiam. Siapa sangka kamu sangat jujur."

Aku berdeham. "Tapi Tante memang cantik, kok."

Julian ikut berdeham. Dia mendekatkan wajah, berbisik cukup keras. "Kalau kau terus memuji Mama, nanti Mama bisa besar kepala, Diah."

"Julia, jangan ganggu pacar Mama," ledek Tante Imelda. Seringai di wajahnya mengejek sang anak habis-habisan. Suara Tante Imelda pelan, tapi masih jelas di telinga kami. "Siapa suruh pedekate kelamaan."

Julian makin merah wajahnya. Mungkin saja dia menyesal sudah mengajakku berangkat bersama pagi ini.

Mobil tidak masuk area sekolah. Hanya berhenti beberapa meter dari gerbang masuk. Kami hampir keluar, tapi Tante Imelda buru-buru mengeluarkan sesuatu dari kantong belanjaan. "Ini sarapan. Jangan lupa dimakan."

"Oke, Ma." Julian menyambar roti isi, langsung melahapnya di tempat. Aku mengambil roti isi, memegangnya. Senyuman Tante Imelda masih lebar.

 Senyuman Tante Imelda masih lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tomorrow Never ComesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang