Ketika Jeongyeon sampai di depan pintu, dia menjadi sedikit lebih percaya tentang cinta yang dimiliki pemilik asli dan istrinya.
Dia melihat Mina sedang duduk di kursi utama. Ada seorang pria jangkung duduk dengan serius di sisi kanan dan seorang pria berpakaian rapi sedang berlutut di lantai.
"Uhuk..."
Jeongyeon sedikit terbatuk dan menarik perhatian ketiga orang itu. Dia lalu berjalan dengan tenang melewati pria yang berlutut.
Terlepas dari tubuhnya yang menjadi kaku sesaat, dia langsung menyapa Mina dengan senyum lebar di wajahnya.
Mina berhenti sejenak, sedikit mengangkat matanya dan menatap Jeongyeon kemudian berkata dengan lembut, "Duduklah."
Jeongyeon duduk di sisi lain. Dia tahu pria yang duduk di sebarangnya adalah seorang Jenderal dan hendak mengangguk padanya, tapi pria itu membuang muka.
Mina meletakkan cangkir tehnya, menoleh ke samping lalu berkata pada pria yang bersikap dingin dan serius itu, "Menurutmu bagaimana masalah ini akan ditangani, paman?"
Ketika Jeongyeon mendengar Mina memanggilnya seperti itu, dia langsung bersemangat. Pria di seberangnya adalah seorang Jenderal dan Mina tidak tampak takut sedikit pun.
"Masalah seperti ini memang sudah berlangsung dalam jangka panjang. Aku membawanya ke sini hari ini untuk ditangani langsung oleh nak Jeongyeon. Hanya saja, ada satu hal yang ingin aku minta agar di penuhi olehmu Mina..." ucap Jenderal Park.
"Apa itu, paman?" suara Mina terdengar lembut.
"Aku harap mulai sekarang nak Jeongyeon tidak akan datang menemui Kyungwan lagi untuk berdiskusi. Tindakan Kyungwan sering lepas kendali terhadap Jeongyeon dan aku tidak bisa berada di rumah setiap hari untuk mengawasi mereka..." kata-kata itu jelas ditujukan pada Jeongyeon.
Mina merenung sejenak dan menatap orang yang bersangkutan. Jeongyeon juga sedang menatap matanya dengan pemahaman yang jelas.
Dia masih akan kaget setiap kali melihat wajah Mina. Berbeda dengan di kamar sebelumnya, dimana jangkauan penglihatannya sempit dan terbatas, aula depan pada saat ini lebih luas dan terang.
Jarak antara dia dan Mina hanya beberapa meter hingga dia menyadari bahwa wanita itu memiliki kecantikan yang abadi.
Mina memiliki wajah yang dingin dan postur yang bermartabat. Sungguh Jeongyeon terpesona oleh cahaya yang dipancarkan olehnya, membuat orang merasakan keinginan yang tak dapat dijelaskan untuk bersujud di lubuk hati mereka.
Melihat Jeongyeon menatapnya lagi dan lagi, Mina tertegun. Mata pria itu terus mengembara ke arahnya dan dia tidak bisa mengingatkannya.
"Suamiku, apa pendapatmu tentang masalah ini?"
Nada dingin membangunkan kesadaran Jeongyeon. Mengingat situasi mereka sekarang, dia merasa bahwa itu agak memalukan.
Dia mengangkat matanya dan melihat Mina masih terlihat tenang, seolah dia sama sekali tidak peduli dengan kesalahannya sebelumnya.
Jeongyeon menghela napas lega dan menoleh untuk melihat Jenderal Park dan Kyungwan yang sedang berlutut di lantai.
Jenderal itu terlihat bijaksana, tapi Kyungwan memiliki wajah yang sangat jelas. Apalagi saat dia melihat ke atas untuk menatapnya dan memelototinya dengan kejam.
Jeongyeon berusaha sekuat tenaga untuk mengabaikan tatapannya dan berkata perlahan, "Ya, oke."
Ekspresi Mina tetap normal, tapi Kyungwan yang sedang berlutut di lantai tampak sangat gembira, seolah-olah selamat dari bencana.
![](https://img.wattpad.com/cover/376791684-288-k646065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Where am i?
FanfictionJeongyeon mengalami kecelakaan mobil hingga merengut nyawanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia malah terbangun di tempat lain dan menjadi suami dari seorang wanita yang dingin dan kaya raya. Untuk bertahan hidup dan menyembunyikan rahasianya, J...