Sinar matahari yang menyilaukan masuk melalui jendela yang tidak bertirai, membangunkan Jeongyeon yang sedang tidur.
Dia bangkit, terhuyung-huyung untuk menutup tirai lalu menjatuhkan dirinya kembali ke tempat tidur dengan mata setengah tertutup, mendesah dengan nyaman.
Orang yang tidur di sebelahnya sepertinya terganggu oleh gerakan besarnya. Dia mendengus tidak puas dan menarik selimut untuk menutupi kepalanya dan terus tidur.
Jeongyeon mencium bau samar dan tubuhnya bereaksi lebih cepat dari pada otaknya. Dia mengambil bantal dan melemparkannya ke sisi lain.
Dia berkata dengan lemah, "Aku sudah menyuruhmu mandi tadi malam, tapi kau tidak mendengarkan. Kamarku jadi tercemar aroma busuk tubuhmu..."
Tzuyu di sisi lain mendorong bantal menjauh, berbalik dan bergumam, "Aku mabuk, oke? Dan bagaimana jika aku terjatuh saat mandi? Siapa yang akan bertanggung jawab?"
Jeongyeon tidak mendengarkan kata-katanya dan tertidur lagi dalam keadaan linglung.
Saat mereka berdua bangun lagi, hari sudah siang. Ketika dia membuka mata dan melihat orang yang tidur di sebelah, tidak ada reaksi besar, seolah-olah situasi ini sudah terjadi berkali-kali.
"Bangun, mandi dan sarapan. Itu akan membuatmu merasa lebih baik..." Jeongyeon duduk dan mengusap pelipisnya.
Tzuyu juga menguap lalu duduk dan berkata dengan nada datar, "Pinjamkan aku baju..."
"....di lemari kedua, kau dapat menemukannya sendiri..." ucap Jeongyeon malas.
Meregangkan tubuhnya, Tzuyu akhirnya bangun, pergi ke ruang ganti dan mencari-cari.
Mungkin karena minum terlalu banyak, dia merasa tidak enak badan dan tidak punya tenaga untuk memperhatikan Sunmi yang baru saja masuk dan bicara dengan Jeongyeon.
"Kenapa tuan pergi sendiri tadi malam? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padamu? Apa yang harus aku katakan pada tuan dan nyonya Yoo?"
Sunmi tampak kesal, namun Jeongyeon hanya melambaikan tangannya dan berkata dengan malas, "Aku baik-baik saja, oke? Tidak perlu khawatir. Aku membawa Lee bersamaku."
Lalu pergi ke kamar mandi, meninggalkan Sunmi yang menggerutu di belakangnya dan menyuruh pelayan lain untuk mulai membereskan kamar.
Tzuyu dan Jeongyeon selesai mandi kemudian turun ke bawah satu demi satu, kebetulan Mina juga ada di sana sedang menikmati makan siang.
Saat dia melihat Jeongyeon dan pria lain turun dengan keadaan masih mengantuk, dia tidak bisa untuk tidak berpikiran buruk.
Mina menutup rapat mulutnya, tidak berniat untuk menyapa dan menganggap bahwa mereka tidak pernah ada.
Bibi yang menyiapkan makan siang segera mengeluarkan dua mangkuk bubur dan menaruhnya di depan Jeongyeon dan Tzuyu.
Ketiga orang dewasa itu duduk bersama untuk makan siang, tidak ada yang mengatakan apapun dan suasananya sangat canggung.
Ini kedua kalinya, Tzuyu bertatap muka dengan Mina. Yang pertama saat pernikahan dan dia yakin Mina tidak akan mengingatnya.
Tzuyu tampak ragu-ragu, bagaimana pun Mina tahu tentang orientasi Jeongyeon dan dia tidak ingin di salah pahami.
Dia terbatuk ringan dan ingin menjelaskan, "Ini bukan seperti yang kau pikirkan. Kami hanya minum terlalu banyak tadi malam."
Mina memasukan sesendok sup ke dalam mulutnya dan berkata, "Kau tidak perlu khawatir. Aku sama sekali tidak peduli dan itu juga bukan urusanku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Where am i?
FanfictionJeongyeon mengalami kecelakaan mobil hingga merengut nyawanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia malah terbangun di tempat lain dan menjadi suami dari seorang wanita yang dingin dan kaya raya. Untuk bertahan hidup dan menyembunyikan rahasianya, J...