Chapter 13

262 65 13
                                    

"Eomma...Appa...kenapa kalian ada di sini?"

Ketika Jeongyeon melihat nyonya dan tuan Yoo, dia tidak bisa menahan rasa dingin di punggungnya dan berteriak dalam hati.

Bukan karena hubungan antara orang tua dan pemilik aslinya buruk, tapi waktu kedatangan mereka benar-benar tidak tepat. Apa yang baru saja dia katakan jelas-jelas di dengar oleh mereka.

Ya tuhan!

Dari mana mereka mulai mendengarnya?

Apakah mereka mendengar semuanya atau hanya kalimat terakhirnya saja?

Di saat Jeongyeon dilanda kepanikan, anak kecil yang berpegangan tangan dengan tuan dan nyonya Yoo tiba-tiba bersorak gembira.

"Unnie..."

Jeongyeon memperhatikan anak kecil yang memanggil Mina dengan sebutan "Unnie" itu semakin mendekat dan melompat ke pelukannya.

Tatapan penuh tanda tanya terlukis jelas di matanya saat melihat kedekatan Mina dengan anak perempuan itu.

Apalagi saat melihat bagaimana Mina mengusap kepala anak itu, tersenyum lembut dan mencium pipinya, itu bukanlah sesuatu yang dibuat-buat dan tindakan yang sangat tulus.

Mina lalu membisikkan sesuatu di telinganya, anak kecil itu merengut tapi tetap menganggukkan kepalanya sebelum berjalan ke luar, tempat Suzy menunggunya.

Setelah anak kecil itu menghilang dari pandangan Jeongyeon, suara tegas tuan Yoo kembali terdengar di ruangan itu.

"Jika kami tidak datang, apa kau akan meminta cerai pada Mina? Jeongyeon kau sudah dewasa, bisakah kau berhenti bersikap sembrono?!" tuan Yoo berkata tanpa daya, Jeongyeon mengerucutkan bibirnya dan tidak tahu harus menjawab apa.

Dia takut jika dia berbicara terlalu banyak, dia tidak akan sejalan dengan jati diri pemilik aslinya.

"Appa aku tidak bermaksud begitu, aku hanya..."

"Hanya apa? Kalian baru menikah selama dua tahun dan inilah waktunya untuk mengembangkan hubungan kalian. Ibumu dan aku juga tidak pernah menjalin hubungan sebelumnya, kami langsung menikah setelah di jodohkan oleh kakekmu. Kami mengembangkan hubungan setelah menikah, tapi yang kau lakukan sekarang hanya bertengkar dan ingin berpisah? Biar kuberitahu, jangan pernah memikirkan hal seperti ini lagi karena itu tidak mungkin terjadi!"

Tuan Yoo ada di sini, dia membuka mulutnya saat ini, tapi apa yang dia katakan sangat tepat.

Jeongyeon tahu bahwa orang tua pemilik aslinya sangat menyayangi putranya. Jika tidak, aib pemilik aslinya tidak akan bisa dilindungi dan tersebar di luar sana, menjadi bahan tertawaan orang-orang.

"Mina, jangan dengarkan omong kosong anak ini. Kepalanya terluka dan membuatnya semakin bodoh. Ini juga salahku karena terlalu menyayanginya dan memanjakannya sejak dia masih kecil. Jika terjadi sesuatu di masa depan, kalian berdua bicaralah dengan baik dan jangan sampai terbawa emosi. Jika dia memperlakukanmu dengan buruk, ayah sendiri yang akan menghajarnya, patahkan kaki dan tangannya..."

Melihat Jeongyeon menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa, tuan Yoo berbalik untuk membujuk Mina.

Mina mengangguk ringan, tapi tidak memanfaatkan kesempatan itu untuk mengeluh. Dia memang menghormati orang tua Jeongyeon di masa lalu hingga sekarang.

Mereka adalah orang kepercayaan ayahnya yang paling setia dan akan bersedia menjadi tameng terdepan saat dia mengalami kesulitan.

Mereka juga orang tua yang santai, berpikiran terbuka dan mudah bergaul dengannya. Bahkan adik satu-satunya pun sangat dekat dengan mereka.

Where am i?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang