Jeongyeon tidak menyangka hal-hal akan berkembang menjadi seperti ini. Dia dan Mina sedang berdiri berhadapan.
Jarak di antara mereka saat ini jelas merupakan jarak terdekat yang pernah dia lalui sejak dia tiba di dunia ini.
Melalui posisi mereka yang sangat ambigu, perhatian Jeongyeon tak bisa untuk tidak teralihkan oleh pemandangan di depan matanya.
Wajah ini...
Dia menemukan bahwa kulit Mina memiliki kulit yang sangat bagus. Itu terlihat sangat halus.
Dari jarak dekat, pori-porinya sangat kecil dan dia bahkan dapat melihat bulu-bulu halus dan tipis di sekitar daun telinganya.
Jeongyeon tidak pernah menyangka bahwa posisi yang sering dia lihat di film-film akan dialaminya di dunia lain. Parahnya, dialah menjadi pihak yang di sudutkan dan bukan wanitanya.
Mina baru saja merokok dan ada sedikit sisa aroma itu di nafasnya, bercampur dengan parfum yang beraroma lembut dan sangat harum.
Jika itu orang lain, Jeongyeon pasti sudah mendorongnya sejak lama. Tapi saat ini, Mina lah menjadi orang yang menyudutkannya dan dia hanya punya perasaan, "Dia sangat wangi dan...cantik sekali."
Jeongyeon menurunkan matanya dan menatap Mina yang sedikit lebih pendek darinya. Mata hitamnya sangat cerah dengan lapisan kabut tipis di dalamnya.
Rambut panjangnya dibiarkan terurai, alisnya yang indah berkerut rapat dan dia balas menatapnya dengan acuh tak acuh.
"Kau...apa yang kau lakukan?" Jeongyeon terbatuk kecil dan mendapati suaranya sangat serak.
Dia sebenarnya ingin mendorong Mina menjauh. Jarak di antara mereka berdua terlalu dekat yang membuatnya gugup.
Namun ketika dia menatap wajah cantik Mina, pikirannya terbang kemana-mana, menimbulkan keinginan untuk mendekat dan menciumnya.
Sial!
Nafsu bejatnya mulai muncul.
Bagaimana pun, dia adalah laki-laki normal. Meski sebelumnya dia tidak pernah berhubungan dengan wanita, imannya masih akan roboh jika di hadapkan langsung dengan kecantikan bak bidadari.
Ketika Mina mendengar pertanyaan bodoh Jeongyeon dan melihat kegugupannya, dia tahu bahwa pria ini hanya sedang berpura-pura.
Dia benar-benar tidak bisa percaya bahwa pria gay seperti Jeongyeon akan kembali normal hanya karena menderita amnesia.
Padahal kemarin malam dia baru saja membawa pulang seorang pria tampan ke rumah dan kembali menghilang selama seharian bersamanya.
Mina menatapnya dan perlahan bergerak mendekat, bahkan mengorbankan payudaranya untuk menempel di dada Jeongyeon.
Tapi...
Tidak peduli seberapa besar kebenciannya terhadap Jeongyeon, Mina harus mengakui bahwa pria ini sangat harum.
Jeongyeon dulu menyukai parfum yang beraroma kuat dan menyengat hingga sering membuatnya sakit kepala.
Tapi sekarang ada sedikit perbedaan dari aromanya, itu lebih ringan dan manis, membuat orang ketagihan saat menciumnya.
Melihat Jeongyeon masih belum juga mendorongnya dan berhenti berpura-pura, Mina menekuk salah satu kakinya dan meletakkannya langsung di antara kedua kakinya.
Dia ingin melihat sampai kapan Jeongyeon bisa menahan diri dan menyembunyikan wajah aslinya.
"......." Jeongyeon merasa kakinya agak lemah setelah dua tindakan berani Mina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Where am i?
FanfictionJeongyeon mengalami kecelakaan mobil hingga merengut nyawanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia malah terbangun di tempat lain dan menjadi suami dari seorang wanita yang dingin dan kaya raya. Untuk bertahan hidup dan menyembunyikan rahasianya, J...