Jeongyeon terbangun oleh sinar matahari. Dia menyipitkan matanya dan menemukan tangannya menyentuh dipan tempat tidur. Dia bangun dengan linglung dan melihat ke arah tempat tidur dengan bingung.
Dimana aku?
Ini bukan kamarnya. Dia merenung sejenak kemudian menghela napas setelah mengingat apa yang terjadi kemarin.
Ternyata dia tidak bermimpi. Semuanya nyata dan ini adalah hari kedua dia berada di dunia ini.
"Hahhhh...."
Saat dia menghela napas untuk kedua kalinya, sebuah suara terdengar samar di telinganya.
"Suamiku sudah bangun?"
Deg
Jeongyeon terkejut dan langsung duduk tegak. Matanya menemukan Mina sudah berpakaian rapi dan sepertinya bersiap-siap untuk pergi keluar.
"Selamat pagi..."
"....."
Mina tidak membalasnya, tapi menatapnya dalam-dalam.
"Apa yang dikatakan suamiku malam tadi ternyata benar..."
"........"
Jeongyeon tertegun sejenak dan segera menyadari bahwa Mina sedang membicarakan tentang posisi tidurnya yang beranjak jauh dari tempat berbaringnya di malam hari.
Wajahnya sedikit memerah karena tersipu malu. Dia lalu berdiri dan melihat ke arah kasur lipat di sebelahnya. Ketika dia hendak membela diri, dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres.
Kenapa ada kasur lipat di sini?
Jeongyeon melihat ke arah karpet lalu kembali ke kasur lipat yang cukup untuk di tempati satu orang dan menyentuh kepalanya dengan bingung.
"Apa itu kasur lipat?"
"Ya. Itu adalah tempat tidur yang di siapkan untukmu kemarin..."
"Kemarin?" dahi Jeongyeon berkerut dan memandang Mina dengan tatapan menuduh.
"Jadi kau...ah, kenapa kau tidak mengingatkanku bahwa aku punya tempat tidur sendiri?"
Mina meliriknya lalu berbalik dan berkata dengan tenang, "Aku pikir suamiku sekarang lebih suka tidur di atas karpet..."
"........." Jeongyeon tercengang.
Apa wanita di depannya ini nyata?
Dia benar-benar tidak percaya akan pikiran wanita yang menjadi istrinya saat ini. Dia jelas tahu bahwa kepalanya sedang terluka dan menderita Amnesia.
Tapi dia tak repot-repot mengingatkan tentang kasur itu dan tega membiarkannya tidur di atas karpet semalaman.
Jeongyeon merasa kesal dan juga menyesal. Kenapa dia tidak menunggu lebih lama tadi malam?
Eh, tapi tunggu dulu...
Kenapa Mina menyiapkan kasur lipat untuk dirinya di kamar sebesar ini? Sepertinya ada yang tidak beres di sini.
Di saat Jeongyeon sibuk dengan pikirannya, orang di seberangnya masih terlihat acuh tak acuh.
Melihat wajah Jeongyeon yang penuh warna dan ekspresi, Mina tidak repot-repot untuk menyela.
Dia terus memperhatikan berbagai ekspresi baru yang terpancar di wajah itu dan mengaguminya dengan tenang.
"Karena suamiku sudah bangun, ayo kita makan bersama..."
"......."
Jeongyeon yang masih memandang kasur lipat tersadar dari pikirannya. Emosi matanya berangsur-angsur berubah dari kaget menjadi putus asa dan akhirnya menatap Mina tanpa ingin berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where am i?
FanfictionJeongyeon mengalami kecelakaan mobil hingga merengut nyawanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia malah terbangun di tempat lain dan menjadi suami dari seorang wanita yang dingin dan kaya raya. Untuk bertahan hidup dan menyembunyikan rahasianya, J...