Semalam Murayama Chizuru menelepon melalui perantara Yoshirogawa Eiji bila ia ingin bertemu di Hokkaido hari ini. Segera Sano Aizen berangkat untuk menemui Murayama Chizuru yang tak dijumpainya selama sebulan ke belakang.
Pria 29 tahun itu mencari-cari informasi mengenai Chizuru di Tokyo, tetapi perempuan tersebut memang sangat ahli dalam bersembunyi. Tidak satu pun orang yang Aizen perintahkan bisa mengetahui keberadaan Murayama Chizuru selama sebulan ini. Niat Aizen mencari informasi tentang Chizuru guna mengawasi apa saja yang istrinya itu lakukan, tetapi rencananya tak berjalan mulus.
Untuk pertama kalinya, Sano Aizen tiba terlebih dahulu di rumah Yoshirogawa dibanding Murayama Chizuru. Biasanya perempuan bergaya eksentrik itu datang paling awal lalu berbincang dengan Ayano atau Akira sembari menunggu kedatangannya. Entah mengapa Murayama Chizuru sangat misterius akhir-akhir ini.
"Chizuru-san belum tiba, mungkin ia akan sampai sore nanti." Begitulah yang Yoshirogawa Eiji katakan pada Aizen begitu ia menginjakkan kaki ke rumah Yoshirogawa.
Namun, nyatanya hingga matahari hampir terbenam, Aizen tak mendapati tanda-tanda kedatangan perempuan itu. Ia bahkan berulang kali menanyakan pada Hirose Hyuga atau Wataru yang diperintahkan oleh Yoshirogawa Eiji untuk menjemput Chizuru di pelabuhan. Akan tetapi, keduanya kompak menjawab, "Chizuru-san belum memberi kabar mengenai kedatangannya."
Malam hari pun tiba dan Aizen bersiap untuk tidur guna mengisi kembali tenaganya yang habis karena harus menunggu Chizuru selama seharian ini. Di dalam kamar yang Akira khususkan untuknya dan Chizuru, Aizen menatap pada langit-langit kamar yang gelap karena lampu sudah dimatikan. Pria beryukata putih itu bertanya-tanya dalam hati, kemanakah perempuan yang ia nikahi sebulan lalu? Jika sesuatu sampai terjadi pada Murayama Chizuru, Sano Aizen akan menjadi duda sebelum kehidupan pernikahannya dimulai.
Lama-lama rasa kantuk menyerang pria 29 tahun tersebut. Matanya perlahan-lahan terpejam tanpa disadari. Ia pun mulai masuk ke dalam dunia mimpi yang sangat indah bila memang benar bisa terwujud.
Ada Aizen di sana yang hidup bahagia di sebuah karavan. Ia berkeliling dunia sambil melukis gunung dan bunga. Aizen berlarian di tengah pada rumput yang hijau dan segar, meninggalkan klan Sano di belakang. Ada Hayato dan Kaori—mendiang calon istri Hayato—terlihat bahagia melambaikan tangan padanya. Otosan, okasan, dan Rei pun juga melakukan hal yang sama.
Semua terasa begitu nyata sampai api membakar sekelilingnya. Membuat otosan, okasan, dan Kaori berubah menjadi abu dan hilang tertiup angin. Rei dan Hayato jatuh di padang rumput itu. Aizen ingin berlari menolong mereka, tetapi kakinya terasa berat hingga membuatnya jatuh juga. Kala mencoba bangkit, Aizen menyadari sebuah carian merah kental memenuhi telapak tangannya. Itu bukan darahnya sendiri, melainkan darah orang lain. Seketika pria 29 tahun itu terbangun dan membuka mata lebar-lebar.
Betapa terkejutnya pria itu saat mendapati wajah seorang perempuan yang ia kenali tepat berada di atasnya. Rambut abu sosok itu jatuh hingga mengenai dahi Aizen yang agak basah karena keringat dingin.
"Kau bangun?" tanya Chizuru tepat di depan muka Aizen.
Pria beryukata putih itu terkejut. Lantas ia pun segera duduk sambil mengatur napas. "Kau mengejutkanku."
"Maaf ...."
Aizen mengusap wajah. Telapak tangannya langsung berair karena keringat memenuhi muka. Pria itu menata rambutnya supaya sedikit rapih karena baru saja terbangun dari mimpi buruk.
"Mengapa baru tiba?" tanya Aizen sambil melihat pada jam di pojok ruangan. Jarum pendek menunjukkan pukul dua dini hari. Matahari bahkan belum bersinar.
"Maafkan aku karena datang terlambat. Hazuru memerintahkan seseorang untuk mengikutiku. Jadi, aku harus berputar-putar supaya orang itu kehilangan jejakku," jawab perempuan berambut abu itu sambil melepas jaket kulit yang ia pakai. Perempuan itu melemparnya ke sembarang arah, lalu ia segera masuk ke dalam futon kosong di sebelah Aizen. "Bisa kita bicara besok? Aku mengantuk dan ingin tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Piercing Moon
FanfictionMurayama Chizuru menghadapi masalah besar kala organisasi kriminal yang ia pimpin diburu oleh kepolisian Jepang. Organisasinya dianggap sebagai teroris akibat kesalahan yang Murayama Chizuru perbuat. Perempuan itu pun melakukan pencarian panjang yan...