Not for minors
...
"Aizen," panggil Chizuru begitu mereka memiliki waktu untuk berdua.
Seharian ini kegiatan Chizuru dan Aizen sangat beragam di rumah klan Yoshirogawa. Pagi-pagi sekali meraka bangun untuk sarapan bersama. Lalu saat matahari sedikit naik, keduanya dikejutkan dengan kedatangan seluruh klan Yoshirogawa dan Shirokawa untuk merayakan kehamilan sang nyonya besar. Selepas itu mereka berkumpul untuk melakukan rapat bersama petinggi Ryukankei dan klan Yoshirogawa. Baru ketika jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Aizen dan Chizuru dapat kembali ke kamar yang semula ditempati.
"Iya?" jawab pria itu tanpa repot menoleh pada Chizuru yang sudah berbaring di atas futon.
Chizuru baru menyadari satu hal. Sano Aizen mungkin diam secara mulut, tetapi tidak dengan badannya. Bahkan setelah kegiatan panjang mereka hari ini, suaminya itu masih sempat membuka buku dan membaca sesuatu dari sana. Ia bahkan membelakangi Chizuru, seolah menganggap perempuan itu tak ada.
Kesal karena tidak diperhatikan, Chizuru pun memanggil pria tersebut dengan nama keluarganya. "Sano-san ...." Barulah setelah itu, Sano Aizen mau menoleh padanya.
"Ada apa?"
"Kau sedang apa?"
Aizen menatap datar pada perempuan itu. Chizuru tahu benar apa yang sedang ia lakukan, tetapi mengapa masih bertanya?
"Chizuru bisa melihatnya sendiri."
Mendapatkan jawaban yang cukup mengesalkan—bagi Chizuru—lantas membuat perempuan itu langsung bangkit dan duduk di atas futon. Jari Chizuru lantas menunjuk tepat pada wajah sang suami sambil berkata, "pria menyebalkan!"
Aizen hanya bisa menghela napas saat dihina seperti itu oleh istrinya sendiri—yang baru ia kenal dua bulanan ini. Pernikahan mereka baru mencapai umur sebulan atau bisa dibilang hanya beberapa hari saja, sebab keduanya tak bertemu selama sebulanan ini. Akan tetapi, Murayama Chizuru sepertinya memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik. Terbukti dari bagaimana caranya menghina Aizen dengan sangat luwes, padahal dahulu ia sangat sopan dan penuh tata krama.
"Aku sedang membaca buku, Chizuru." Aizen memilih mengalah dan menjawab perempuan itu dengan benar. Dia tak mau berdebat dengan seseorang yang banyak bicara seperti Chizuru karena Aizen pasti akan kalah.
Baru setelahnya, perempuan yang mengenakan piyama bergambar salah satu anime terkenal itu kembali merebahkan diri di atas futon. Chizuru menyelimuti dirinya dengan kakebuton hingga ke leher.
Usai sang istri terlihat tenang, Aizen kembali melanjutkan kegiatan membacanya sambil menunggu rasa kantuk tiba. Akan tetapi, baru membaca satu paragraf, sosok berambut abu pendek itu kembali menganggu ketenangan pria beryukata putih tersebut.
"Aizen ...."
"Apa lagi?"
"Mengenai kesepakatan kerja sama kita."
Mendengar Chizuru kembali menyinggung mengenai kerja sama gokudo, membuat Aizen sadar bila mereka bukan seorang suami dan istri yang biasa. Mereka bukanlah dua orang yang berniat membuat keluarga bahagia, tetapi dua orang dengan tujuan berbeda yang terpaksa bersatu demi meraih apa yang dibutuhkan oleh masing-masing. Sejenak Aizen melupakan fakta itu. Tanpa sadar ia terlalu nyaman bermain peran sebagai suami dan istri ini, padahal mereka belum melewatinya selama dua bulan. Dalam hatinya, Aizen sedikit takut. Bagaimana jika pernikahan ini menjadi serius dan abadi?
![](https://img.wattpad.com/cover/371951378-288-k566380.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Piercing Moon
FanfictionMurayama Chizuru menghadapi masalah besar kala organisasi kriminal yang ia pimpin diburu oleh kepolisian Jepang. Organisasinya dianggap sebagai teroris akibat kesalahan yang Murayama Chizuru perbuat. Perempuan itu pun melakukan pencarian panjang yan...