Shikatema *Modern*

3.3K 197 7
                                    

Temari berkacak pinggang saat melihat sosok berkepala nanas tertidur pulas di atas sofa dengan salah satu kaki berada di sandaran punggung dan satu lagi menggantung. Sebelah tangannya menutupi mata, sementara tangan yang lain di jadikan bantal. Suara dengkuran samar-samar terdengar dari arahnya membuat Temari menghela nafas kesal.

Hanya dengan sekali lihat pun sudah tahu kalau sosok berkepala nanas yang sedang tidur itu adalah Shikamaru. Seharusnya Temari sudah bisa memaklumi kebiasaan kekasihnya yang pemalas mengingat mereka sudah bersama sejak umur 12 tahun, walaupun tidak secara resmi, tapi tidak ada toleransi hari ini. Ia hanya memberikan satu tugas dan meninggalkannya selama lima menit. Lima menit. Dan Shikamaru sudah tertidur sangat pulas dengan posisi luar biasa nyaman sampai lupa dengan tugasnya.

Hari ini mereka pindah rumah karena Temari mengeluh rumahnya jauh dari tempat kerjanya dan saat orang pindah rumah banyak barang yang harus di bereskan. Sebelum ini Shikamaru sudah berjanji untuk membantunya beres-beres, tapi saat bertemu dengan alas yang empuk, ia lupa dengan janjinya. Temari meraih kemoceng, lalu mengambil ancang-ancang untuk membangunkan kekasihnya.

"Shikamaru, bangun!" teriak Temari. Shikamaru hanya mengerang, tapi tetap melanjutkan tidurnya.

Gagal dengan cara kekerasan dan membuat ujung pegangan kemocengnya bengkok karena beradu dengan punggung Shikamaru, siapa sangka diam-diam Shikamaru memiliki punggung sekeras baja? Kali ini Temari memilih cara yang lebih halus dengan menyodorkan bulu kemoceng ke arah hidung Shikamaru dan sukses! Shikamaru membuka sebelah matanya malas dan menahan tangan Temari yang memegang kemoceng.

"Apa yang kau lakukan dasar gadis merepotkan?" tanya Shikamaru dengan suara khas bangun tidur. Ia merebut yang dipegang Temari, lalu menaruh kemoceng itu di meja yang ada di belakangnya.

Mendengar suara serak Shikamaru yang baru bangun tidur sempat membuat Temari lupa dengan omelannya, tapi ia tetap menatap Shikamaru tajam. "Membangunkanmu. Kau hanya tidur saja sejak tadi, belum ada kardus yang kau buka atau barang-barang yang letaknya berubah. Apa kau benar-benar ingin membantuku membereskan barang-barang di rumah ini?"

Shikamaru menggeser posisinya agar Temari bisa ikut duduk di sofa. Ia menatap Temari dengan tatapan setengah geli karena melihat gadis itu marah dan setengah mengantuk karena tidur nyenyaknya di ganggu. Kalau boleh jujur, ia merasa Temari yang sedang marah terlihat lebih menarik untuknya.

"Sebenarnya tidak. Karena melakukan semua itu sangatlah merepotkan dan aku sedang mengantuk sekarang. Lagipula kalau mengerjakan urusan merepotkan seperti itu seharusnya dilakukan oleh gadis yang merepotkan juga," sahut Shikamaru. Tangannya bergerak cepat untuk meraih tangan Temari yang sudah gatal untuk mengambil barang yang akan digunakan untuk memukul kepalanya.

"Apa kau bilang!?"

Tepat sebelum Temari mengeluarkan sumpah serapahnya, Shikamaru menarik tangan Temari sampai membuat gadis itu terhuyung ke depan dan jatuh di dadanya. Seringai penuh kemenangan terlihat jelas di wajah setengah mengantuknya. Suaranya seperti bisikan yang bersatu dengan nada suaranya yang masih serak.

"Aku belum selesai bicara, Temari."

Temari mengangguk singkat, mengisyaratkan Shikamaru untuk melanjutkan ucapannya.

"Memang seharusnya kau yang menata rumah baru ini dengan sebaik mungkin. Aku tidak akan keberatan kau mau membuat rumah ini seperti apa nantinya, asal kau terus merasa nyaman berada di rumah ini," kata Shikamaru tenang. "Anggap saja semua itu sebagai latihan menjadi ibu rumah tangga yang baik, kan?"

Walaupun dengan wajah merah padam, Temari membalas ucapan Shikamaru dengan nada ketus. "Cih, lamaranmu itu sangat tidak romantis, Shika. Kau harus berusaha lebih keras dari itu."

Shikamaru kembali memejamkan matanya, mencoba untuk kembali tidur. "Yah, kurasa itulah risiko mencintai seseorang yang merepotkan seperti dirimu. Kenapa wanita yang kucintai harus selalu merepotkan, sih? Pertama ibuku, sekarang kau."

"Apa kau bilang!?"

Katakan saja, selama sisa hari itu Shikamaru di perlakukan dengan sangat tidak hormat oleh Temari karena sudah berkali-kali mengatai dirinya merepotkan. Shikamaru harus membereskan semua barang-barang mereka atau ia harus tidur di luar rumah tanpa selimut.

Untuk @Haruruu123

Naruto One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang