Sai *Modern*

4.4K 330 7
                                    

Mataku terfokus dengan kertas-kertas yang berserakan di atas meja. Sudah beberapa kali aku mendapatkan surat yang berisi dengan puisi atau bahkan kata-kata penyemangat setiap pagi di loker-ku. Tidak seperti surat cinta yang biasanya, surat yang dikirim untukku ini sangat minimalis. Tulisan tangan menggunakan pulpen berwarna hitam di atas kertas berwarna putih tanpa hiasan apapun. Benar-benar simpel.

Tanganku meraih surat pertama dan paling berkesan yang pernah kudapatkan. Isinya tentang persamaan musim gugur yang baru datang denganku. Kalimatnya tidak terlalu panjang, tapi mampu membuatku tersenyum melihat tulisannya.

Musim gugur ini mengingatkanku pada sosokmu
Angin sejuknya seperti dirimu yang membawa ketenangan untukku
Guguran daunnya seperti bulir air mata yang jatuh dari pelupukmu saat kau menangis
Warna kecoklatannya mengingatkanku pada indahnya matamu
Setiap sapuannya sama dengan suaramu yang mendamaikan hatiku
Musim gugur begitu banyak menyembunyikan kenangan buruk
Sama seperti dirimu yang terlalu misterius untukku
Musim gugur seindah dirimu
Musim gugur adalah dirimu.




Ia tidak meninggalkan pesan apapun sebagai tanda pengenalnya agar aku bisa mengira-ngira siapa sosok di balik puisi ini. Tidak ada inisial, tidak ada ciri-ciri khusu selain tulisan tangan yang tidak kuketahui pemiliknya. Tanganku kembali meraih surat yang hari ini ku dapatkan. Hanya satu kalimat yang membuatku tidak fokus selama seharian ini.
Sudah saatnya menunjukkan diri, maukah kau memberiku kehormatan untuk bertemu denganku?
Sebenarnya aku sangat ingin pergi menemuinya, tapi ketakutan juga menyelimutiku. Bagaimana kalau ternyata Lee yang menulis surat itu dan meneriakkan perasaannya di depan seluruh sekolah seperti yang sering dilakukannya pada Sakura? Atau yang lebih parah lagi, surat itu dari Hidan-senpai yang terkenal playboy? Tidak. Lebih baik aku tidak datang sama sekali, tapi aku benar-benar penasaran dengan pengirim surat ini.
Ia memang tidak mengatakan dimana kami akan bertemu nanti, tapi ia mengirimkan foto belakang sekolah kami yang penuh dengan pohon yang daunnya berguguran saat pulang sekolah. Halaman belakang sekolah itu terlihat sepi, jadi kusimpulkan kalau jamnya adalah saat pulang sekolah.
Sambil memantapkan hati, buru-buru kuambil tas selempangku dan berjalan cepat ke arah belakang sekolah. Dalam hati bertanya-tanya siapa yang sudah mengirimkan surat itu. sebenarnya aku berharap kalau orang itulah yang mengirimkan semua surat ini, tapi sepertinya keinginan itu hampir tidak mungkin terjadi.
Ketika sampai, aku melihat sosok yang berdiri membelakangiku. Sosok yang lebih tinggi dariku, berambut hitam pendek dan berkulit pucat. Aku mengenal baik punggungnya, begitu juga dengan caranya berdiri. Sosok yang kuharapkan.
"Halo, Y/N," sosok itu berbalik sambil memamerkan senyumnya yang ku kenal ke arahku.
"Sai!? Jadi kau yang mengirim semua surat itu ke lokerku?" tanyaku tidak percaya.
Sepanjang ingatanku, hubungan kami tidak begitu dekat, bahkan hanya berbicara kalau ada tugas bersama atau saat sedang berkumpul dengan yang lain. walaupun hal itu tidak berpengaruh padaku karena kau tetap jatuh cinta padanya, tapi rasanya masih sulit di percaya kalau ia memiliki perasaan yang sama denganku.
"Iya," Sai mengangguk. Ia berjalan mendekatiku. "Menurut buku yang kubaca, mengirimkan surat yang berisikan pujian pada seseorang yang dicintai adalah salah satu cara untuk mengungkapkan perasaan orang itu. Kurasa ide itu tidak buruk, karena itulah aku melakukan cara ini."
"Tunggu dulu. Perasaan apa yang kau maksud?" tanyaku. Aku harus menahan diri untuk tidak melangkah mundur saat Sai berdiri tepat di hadapanku. Wajahku mulai menghangat saat Sai menatapku lekat-lekat.
"Mencintaimu," jawab Sai yakin. "Aku sudah menanyakan hal ini pada Naruto sampai harus mentraktirnya ramen, pada Sakura yang memukulku karean aku memanggilnya dengan sebutan 'jelek', juga pada Ino yang saat itu sedang bersama dengan Sakura dan mereka bertiga memiliki jawaban yang sama. Aku mencintaimu."
Aku tertawa, bukan karena pengakuan Sai tentang perasaannya, tapi tentang bagaimana caranya ia tahu tentang perasaannya itu. Kalau dilihat baik-baik pipinya agak sedikit memerah dan bengkak. Tanganku terangkat untuk mengusap pipinya saat ia meringis, aku ikut meringis.
"Sakit?" aku mengusap pipinya lebih lembut.
Sai menggeleng pelan. "Tidak juga, kurasa sakitnya pantas untuk mengetahui perasaanku yang sebenarnya padamu."
"Oh, Sai..."
"Ya?"
"Omong-omong siapa yang membuat puisi tentang musim gugur itu?" tanyaku. Sai terlihat bingung, ia meremas pelan tanganku yang berada di pipinya dan menatapku.
"Ano... puisi itu juga kudapatkan dari buku," katanya. Melihat perubahan raut wajahku, ia buru-buru menambahkan. "Tapi aku memilih puisi itu karena benar-benar mengingatkanku padamu. Sungguh."
Aku kembali tertawa mendengar pengakuan dan nada paniknya. Bukannya mengaku kalau puisi itu buatannya seperti kebanyakan orang, ia malah mengaku kalau mendapatkan itu dari buku? Astaga... kepolosan dan kejujurannyalah yang membuatku jatuh cinta padanya. Sai menatapku aneh saat aku tertawa. Aku hanya menggelengkan kepala berkata kalau tidak ada yang salah.
"Aku tidak akan marah walaupun kau bilang puisi itu buatan orang lain, Sai. Yang terpenting ada siapa yang menyampaikannya dan aku senang menerimanya. Aku tidak peduli kau menulis sendiri atau mendapatkan itu dari buku, aku akan tetap menerimanya dengan senang hati, Sai," jelasku setelah berhenti tertawa.
Sai mengangguk, lalu terlihat berpikir sebentar. "Menurut buku yang pernah kubaca, jika seorang gadis menerima pemberian dari seorang pemuda dengan senang hati , tandanya gadis itu juga menyukai pemuda itu."
Aku tertegun mendengar ucapan Sai, lalu mengangguk sambil tersenyum. "Aku tidak hanya menyukaimu, Sai, tapi mencintaimu."

A/N:: So... Setelah nyelesain semua request, aku gak bakalan ngelanjutin one shots ini lagi, kecuali kalau semua ide Naruto kembali muncul. Mudah-mudahan idenya cepet muncul supaya bisa ngelanjutin cerita ini lagi.
Makasih banyak buat para readers-ku!! Buat kalian yang udah vote, buat kalian yang udah ngabisin waktu buat baca hasil karyaku ini!! Hontou ni arigatou!!

Naruto One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang