Uchiha Sasuke *Modern*

5.2K 442 22
                                    

Sudah hampir beberapa jam yang kulakukan adalah menatap ponselku, tapi benda persegi panjang itu sama sekali tidak menyala atau mengeluarkan bunyi yang kuinginkan. Berkali-kali aku memeriksa kalau ponselku tidak sedang dalam mode diam atau getar, tapi nihil. Sama sekali tidak ada notifikasi apapun dari siapapun. Hanya pesan dari operator yang membuatku ingin membanting benda pemberian kekasihku, Sasuke ke dinding lalu menginjaknya dengan penuh emosi.

Benar, kekasihku adalah Uchiha Sasuke. Orang yang meneruskan kuliahnya di Amerika karena paksaan ayahnya yang ingin melihatnya sukses di bidang bisnis, sama seperti kakak dan kakak sepupunya. Sudah hampir tiga tahun hubungan kami berjalan, tapi selama dua tahun terakhir kami hampir tidak pernah bertemu secara langsung.

Awalnya aku tidak mau menjalani hubungan jarak jauh yang merepotkan dan penuh drama, tapi karena paksaan dari Itachi-nii dan banyak janji dengan wajah datar Sasuke, akhirnya aku mengiyakan. Aku sempat khawatir kalau kekasihku juga akan memiliki penggemar di tempat barunya nanti, tapi pikiran seperti itu langsung kutepis jauh-jauh. Sasuke tidak pernah menanggapi penggemarnya, itu kata pikiranku.

Tiba-tiba saja aku mendengar suara lagu yang sangat ingin kudengar beberapa jam ini. buru-buru aku mengambil ponsel yang ada di atas kasur dan memencet tombol jawab.

"Halo, Sasuke?"

"Hn. Aku tidak bisa datang minggu ini," kata Sasuke dari seberang dengan suara datarnya.

Kutahan sekuat mungkin agar desahan kecewa tidak keluar dari mulutku. "Oh ya, kenapa?"

"Ayah memaksaku untuk tinggal saat ia datang nanti. Pertemuan keluarga," jawab Sasuke. Anehnya, aku bisa melihat seringai tipis walaupun aku tidak melihat wajahnya secara langsung. Kurasa bertahun-tahun bersamanya membuatku terbiasa dengan sikapnya walaupun tidak melihatnya secara langsung.

"Kau tidak apa-apa, kan?" lanjut Sasuke.

"Mmhmm," gumamku. "Kau... bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja kan?"

"Aku baik," jeda sejenak. Aku bisa mendengar suara berisik di seberang sana. "Sudah ya, Y/N. Masih ada tugas yang harus kuselesaikan."

Aku menghela nafas kesal. Walaupun sudah terbiasa dengan sikap cuek dan masa bodo, apalagi Sasuke tidak terbiasa memperlihatkan emosi atau perlakuan manis yang diinginkan para gadis.

Aku masih ingat ketika ia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Jangan harapkan kalau ia akan datang dengan membawa bunga atau dengan segudang kata-kata romantis seperti yang ada di film romantis. Tidak, ia hanya menggamit tanganku saat aku sedang berbicara dengan Neji dan berkata pada keturunan Hyuuga itu kalau aku adalah kekasihnya. Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Cih, menyebalkan.

Aku merebahkan tubuhku ke kasur. Entah kenapa tiba-tiba aku merasa lelah setelah mendengar ia tidak bisa datang minggu ini. hari minggu yang seharusnya menjadi salah satu hari yang membuatku bahagia karena umurku bertambah -atau berkurang satu, tapi orang yang kutunggu malah tidak bisa menemuiku.

Perlahan-lahan mataku mulai menutup dan posisi tubuhku meringkuk.
***
Aku terbangun ketika merasakan ada sesuatu yang mengusap rambutku. Wajahku terasa hangat seperti ada nafas yang mendekati wajahku. Saat aku membuka mata yang terlihat adalah wajah Sasuke yang melembut, yang selalu ia perlihatkan saat melihatku tidur. Tunggu... Sasuke!?

Sasuke menyeringai tipis saat melihat ekspresiku. Tangannya menarikku untuk lebih dekat ke arahnya karena tadi aku sempat bergerak menjauhinya.

"K-kau.... bag-.. bagaimana kau bisa disini?" tanyaku sedikit tergagap. "Kau bilang padaku tidak bisa datang."

"Aku bilang tidak bisa datang minggu ini, bodoh. Karena itu aku datang hari ini," jawab Sasuke. Ia merebahkan tubuhku di atasnya dan memejamkan matanya.

Aku lebih memilih untuk merebahkan kepalaku di atas dadanya, mendengarkan irama detak jantungnya yang berdebar stabil. Sasuke kembali mengusap rambutku.

"Kau harus ikut denganku malam ini, Y/N," bisik Sasuke. "Kau akan mendapatkan hadiahmu saat kita sudah berada di Amerika minggu nanti."

"Hadiah apa?" aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.

"Bawa gaunmu yang paling bagus karena minggu ini kau akan bertemu dengan keluargaku secara formal," kata Sasuke tanpa membuka matanya. "Dan kau akan mengganti nama belakangmu bulan depan."

"Apa!?" dan seperti itulah aku merasa deja vu.

Naruto One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang