Uchiha Shisui

6.6K 524 21
                                    

Aku mengusap kepala Shisui dan sesekali memainkan rambutnya saat ia merebahkan kepalanya di pangkuanku. Sirat lelah jelas terlihat di wajahnya walaupun ia sedang tertidur. Akhir-akhir ini, ia mengeluh tentang tugas ANBU yang sengaja di bebankan padanya dan Itachi untuk mengawasi klan Uchiha ini. Tidak perlu orang jenius untuk tahu ia sangat keberatan dengan tugasnya ini, tapi sama sekali tidak bisa membantah.

Saat aku mulai berhenti, tangan Shisui menggenggam tanganku dan menempatkannya kembali di atas kepalanya.

"Jangan berhenti melakukannya. Kau membuat sakit di kepalaku menghilang, Y/N," bisik Shisui. Sudut bibirnya agar tertarik ke atas.

"Kau tidak terlihat seperti seseorang dari klan Uchiha saat ini, terlebih lagi salah satu pemilik sharingan yang hebat, yang memiliki kotoamatsukami," bisikku di telinganya, lalu mencium dahinya lama.

Shisui menghela nafas puas saat merasakan bibirku berada di kedua kelopak matanya secara bergantian. Sebelah tangannya yang lain mengusap punggung tanganku dengan ibu jarinya lembut. Aku tersenyum kecil menyadari gestur ringan Shisui untuk berkata kalau ia sangat mempercayaiku sampai bisa memperlihatkan sisi lemahnya padaku.

"Y/N?" panggil Shisui. Ia sudah membuka matanya dan menatapku lekat-lekat pertanda ia akan membicarakan sesuatu yang serius.

"Ada apa Shisui?"

"Kalau terjadi sesuatu padaku, aku mau kau terus membantu Itachi melanjutkan misinya, apapun itu," pinta Shisui. Aku mengernyit tidak suka mendengar permintaan dan nada suaranya yang lebih mirip seperti orang yang sedang mengucapkan permintaan terakhir pada kekasihnya.

"Kenapa harus ada sesuatu yang terjadi padamu Shisui?" tanyaku.

Aku tahu seberapa berbahayanya misi dari ANBU karena aku juga bagian dari mereka, tapi tugas yang diemban Shisui menyangkut keluarganya sendiri. Apa klan kami memang sangat berbahaya sampai laki-laki di pangkuanku ini mengucapkan sesuatu yang lebih mirip salam perpisahan daipada permintaan normal?

Shisui tidak pernah menceritakan sesuatu yang mendetail padaku dengan alasan 'demi keselamatanmu sendiri, Y/N. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri jika kau terluka karena aku'. Yang kutahu hanyalah Shisui mengawasi klan Uchiha bersama Itachi. Itu saja. Tanpa ada keterangan lebih lanjut.

Shisui terkekeh. Tangannya terangkat mengusap pipiku perlahan. Tatapan matanya sedikit berubah dengan sirat jahil disana.
"Aku tidak mengharapkan kurang dari ANBU elite sepertimu Y/N. Aku yakin kau sudah memikirkan berbagai macam kemungkinan apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi, kan?" tanya Shisui. Aku memalingkan kepala karena ia benar. "Kurasa aku tidak salah memilih pendamping hidupku."

"Jangan merayuku di saat seperti ini Shisui," balasku.

"Baiklah, baiklah... jangan terlalu serius. Aku tidak akan mati besok Y/N, masih banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu, tapi aku ingin kau berjanji padaku. Berjanjilah kau akan membantu Itachi apapun yang terjadi," mohon Shisui lagi.

Aku tidak bisa menolak permintaannya saat ia menatapku dengan mata memohon, yang mungkin ia pelajari dari Sasuke, adik Itachi yang masih kecil. Tanpa sadar aku mengangguk, membuat Shisui akhirnya memperlihatkan senyum khas yang sangat ingin kulihat.

Tangannya meraih tengkukku, mengangkat kepalanya sedikit dan menurunkan kepalaku. Aku memejamkan mata saat ia mencium dahiku lama, mencoba untuk menikmati dan mengingat semua yang terjadi saat ini.

"Aku mencintaimu, Shisui," bisikku.

"Begitu juga denganku, Y/N. Sangat."
***
Aku memperhatikan punggung Itachi yang sedang menghadap Hokage ketiga. Saat ini aku sedang membantu Itachi, seperti yang diinginkan oleh Shisui semalam sebelum kematiannya. Itachi mengusulkan agar kami keluar dari desa setelah mencari orang yang akan membantai seluruh klan Uchiha kecuali Sasuke dan mengintai musuh dari luar. Aku hanya setuju, bagaimana pun juga aku masih menyimpan dendam yang sangat dalam pada Danzo.

"Aku minta maaf karena kelalaianku kalian jadi menderita seperti ini. aku berharap kalian bisa memperbaiki semuanya. Aku juga meminta maaf padamu, Y/N untuk Shisui...." kata Hokage ketiga.

Seketika aku teringat dengan peristiwa saat Shisui bunuh diri. Aku bersumpah, saat itu aku ingin meloncat dan memeluknya, lalu berkata kalau aku tidak akan pernah meninggalkannya sendirian, tapi Itachi menahanku. Ia bilang Shisui ingin aku tetap hidup dan menjalani hidupku sebagaimana harusnya. Dasar bajingan egois, aku ingin tahu apa yang ia rasakan kalau posisinya ditukar.

Lamunanku buyar saat deheman pelan Hokage ketiga memasuki indra pendengaranku. Bisa kurasakan tatapan Itachi dari sudut matanya. Aku menghela nafas pelan.

"Tidak perlu Sandaime-sama. Shisui sudah memilih jalannya sendiri, yang bisa kulakukan hanyalah mendukungnya, mendukung semua keinginannya," ucapku pelan.

Ya, yang bisa kulakukan hanyalah mendukungnya. Dan betapa puasnya aku saat aku melihat Sasuke membunuh Danzo, juga saat ia melirik ke arahku dengan tatapan penuh arti.

A/N::
Aku berterima kasih banget sama respon baik kalian... Rasanya kangen juga bsa nulis buat kalian lagi..

Omong-omong, aku punya kumpulan cerita jga, tapi cerita soal Kuroko no Basuke. Kalau ada yang tertarik atau suka sama anime ini, tlong di baca... Aku tunggu vomments kalian di sana...

Naruto One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang