Sabaku no Gaara *Modern*

4.4K 383 11
                                    

Y/N bergerak gelisah. Kedua tangannya memainkan ujung baju dengan gugup. Sesekali kepalanya menoleh untuk mencari sosok yang tengah ia tunggu. Senyum tipis terukir di bibir Y/N begitu melihat sosok tidak asing yang berjalan menghampirinya. Sosok itu adalah kekasihnya, Gaara.

"Sudah lama menunggu?" tanya Gaara. Ia menggamit tangan Y/N seraya menuntun gadisnya untuk ikut berjalan.

"Tidak juga," Y/N menggeleng. "Apa tidak masalah kalau bertemu dengan kakakku sekarang? Aku bisa memberinya alasan dan mengundur waktu pertemuannya."

Gaara tersenyum kecil. Ia meremas tangan Y/N sekilas. "Tidak masalah. Semakin cepat kakakmu tahu dengan hubungan kita, semakin cepat pula kita berhenti bertemu di belakang kakakmu, kan?"

Andai saja mendapatkan persetujuan kakaknya begitu mudah, Y/N tidak akan begitu khawatir dengan apa yang akan terjadi. Masalahnya adalah kakak bungsunya sangat protektif terhadap dirinya. Belum lagi dihadapkan dengan kenyataan bahwa Gaara bukanlah teman baik kakaknya. Bisa saja kakaknya bertindak nekat layaknya dorama yang sering ia tonton dan menghalangi dirinya untuk bertemu dengan kekasihnya lagi.

"Aku hanya takut kalau ia tidak menyetujui hubungan kita, Gaara," kata Y/N menyuarakan pikirannya. "Kita tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh kakakku, kan?"

"Aku yakin sedingin apapun Sasuke, ia tidak akan membiarkan adiknya sedih," Gaara menghentikan langkah untuk beradu pandang dengan Y/N. "Aku hanya perlu membuktikan kalau aku mampu membuatmu bahagia dan ia akan setuju. Kau percaya padaku, kan?"

Y/N mengangguk kecil.

Sekali lagi, Y/N hanya bisa berharap kalau kakaknya, Uchiha Sasuke, akan menyetujui hubungan mereka. Sebagai putri terakhir dan satu-satunya keluarga Uchiha, kedua kakak Y/N memang selalu bersikap protektif dan berhati-hati padanya, terutama kakaknya yang bernama Uchiha Sasuke. Karena perbedaan umur mereka yang tidak terlalu jauh, Y/N merasa lebih dekat dengan kakak bungsunya daripada kakak sulungnya. Namun, saat ini Y/N sangat berharap kalau yang akan mereka temui adalah kakak sulungnya.

Itachi jauh lebih toleran tentang pilihan hidupnya. Bahkan, ia yang pertama kali menduga kalau Y/N sudah memiliki kekasih dan saat Y/N mengiyakan dugaan Itachi, kakaknya hanya menganggukkan kepala. Kau menyayanginya dan ia juga menyayangimu, kan? Hal itu sudah cukup bagiku. Tapi kalau ia menyakitimu dan membuatmu menangis, jangan salahkan aku jika pemuda itu sudah tidak berwujud lagi.

Berbeda dengan Sasuke yang terlihat kesal saat Y/N berkata ia sudah memiliki kekasih. Bawa kekasihmu ke hadapanku, biar aku yang menilai apakah ia pantas untukmu atau tidak. Aku tidak ingin adikku diperdaya oleh pemuda asing dan tersakiti karenanya. Y/N bahkan tidak menyangka kalau Sasuke mampu mengucapkan kalimat sepanjang itu. Kalau bukan karena sang Ibu menyuruhnya untuk melakukan keinginan Sasuke, Y/N tidak akan memberitahu Gaara perihal ini.

Kafe tempat mereka akan bertemu dengan Sasuke sudah berada dalam jarak pandangan. Y/N kembali gugup mengingat betapa selektifnya sang Kakak. Tanpa sadar, tangannya yang berkeringat meremas tangan Gaara kuat.

"Tidak perlu gugup seperti itu," ucap Gaara sambil tersenyum miring. "Yang akan menghadapinya adalah aku. Kau hanya perlu diam dan biarkan kami bicara, oke?"

Seharusnya kalimat itu berefek menenangkan, namun Y/N semakin kalut. Bayangan tentang apa yang bisa terjadi di antara keduanya membuat Y/N takut. Ia teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu, saat keduanya adu pukul karena sesuatu yang tidak Y/N pahami. Ia takut kalau kejadian saat itu terulang kembali.

Suara gemerincing familiar saat pintu terbuka, memaksa Y/N keluar dari pikirannya sendiri. Pandangannya menyapu sekitar dan tidak butuh waktu lama untuk mendapati keberadaan kakaknya. Gaara kembali menuntunnya ke kursi paling pojok dekat jendela, tempat kakaknya duduk.

"Jadi dia kekasihmu?" itulah yang pertama kali keluar dari bibir Sasuke saat melihat Y/N dengan Gaara duduk di hadapannya.

"Iya, Niisan. Oniisan, ini kekasihku Sabaku no Gaara dan Gaara, ini kakak bungsuku Uchiha Sasuke," ucap Y/N sembari menyembunyikan wajah dibalik rambut hitamnya.

Tidak ada jabat tangan seperti perkenalan biasanya, juga tidak ada senyum basa-basi hanya untuk terlihat sopan. Tidak ada. Y/N hanya bisa merasakan aura menegangkan dari keduanya. Diam-diam ia menghela nafas pasrah dengan keadaan.

Gaara berdehem ringan. "Jadi ... kau tidak setuju kalau aku mengencani adikmu?"

Sebelah alis Sasuke terangkat. "Aku tidak bilang begitu."

Y/N mengangkat wajahnya saat mendengar jawaban Sasuke. Senyumnya melebar dan raut wajahnya menjadi cerah. "Jadi Niisan setuju kalau aku memiliki kekasih dan kekasihku adalah Gaara?"

"Aku tidak pernah bilang akan menyetujui hubungan kalian," kini Sasuke menyeringai kecil sambil menatap kedua sosok di hadapannya bergantian.

Y/N kembali menundukkan wajahnya, kecewa dengan jawaban yang diberikan. Menyadari perubahan raut wajah kekasihnya, Gaara kembali menggenggam tangan Y/N, mengelus punggung tangan gadisnya dengan ibu jari. Ia melemparkan senyuman kecil yang menenangkan pada Y/N.

"Kau tahu kalau Y/N adalah adikku, kan?" tanya Sasuke. "Lalu kenapa masih nekat mengencaninya saat kau memiliki masa lalu yang buruk denganku?"

Gaara mengangkat bahu acuh tak acuh. "Masalahku denganmu, bukan dengannya. Lagipula Y/N memiliki sesuatu yang tidak kaumiliki. Kelembutan hatinya membuatku jatuh cinta."

Sasuke menghela nafas sembari menyandarkan punggungnya di kursi. "Mau bagaimana lagi? Ia memang lebih mirip dengan Itachi-niisan daripada denganku."

"Tidak usah berbasa-basi seperti ini. Aku tahu kau tidak suka jika aku mengencani adikmu karena masa lalu kita yang buruk, tapi aku juga tidak akan melepaskannya begitu saja hanya karena kau tidak setuju dengan hubungan kami," kata Gaara tegas. Ia tidak ingin gadisnya berada dalam keadaan menegangkan seperti ini terlalu lama. "Katakan saja, apa yang harus kulakukan agar kau memberikan restumu?"

Y/N menatap Gaara tidak percaya, lalu tatapannya beralih pada kakaknya yang tengah menyunggingkan senyum kecil samar. Dalam hati ia berharap kakaknya tidak akan menyuruh kekasihnya untuk melakukan hal gila seperti percobaan bunuh diri atau tindakan kriminal lainnya hanya untuk membuktikan kalau Gaara benar-benar serius menyayanginya.

"Sejujurnya, aku ingin sekali memukulmu sampai kau tidak sadarkan diri dan terpaksa dirawat untuk waktu yang sangat lama karena sudah menghina keluargaku beberapa tahun lalu," kata Sasuke. Ia bertopang dagu dan menatap Gaara lurus. Tatapannya serius dan mematikan yang membuat Y/N semakin kalut. Namun, saat Sasuke melirik ke arahnya sejenak, tatapan itu melembut. "Tapi, membuat Y/N menangis dan bersedih adalah hal yang terakhir yang ingin kulakukan."

"Jadi Niisan setuju dengan hubungan kami?"

Sasuke mengangguk samar.

Senyum sumringah tidak bisa ditahan oleh Y/N. Gadis itu langsung memeluk Gaara sebagai tanda bahagianya. Ia merasa kekasihnya tersenyum kecil saat mengubur wajahnya di leher Y/N. Astaga ... ia tidak tahu jika mendapat dukungan dari kakaknya akan selega ini rasanya.

"Kau jangan senang dulu, Y/N," suara kakaknya memaksa Y/N menjauhkan diri dari Gaara. "Masih ada Itachi-nii dan Ayah yang harus kalian yakinkan. Jangan percaya dengan ucapan lembut Itachi, karena aku yakin ia akan sepuluh kali lebih kejam saat menyeleksi kekasihmu daripada aku."

"Terima kasih, Sasuke," ucap Gaara tulus. "Terima kasih karena memberiku kesempatan untuk membuat Y/N bahagia."

Sasuke mengangkat bahu acuh tak acuh. "Setidaknya kau bukan Naruto. Aku tidak perlu khawatir tentang kelangsungan klan Uchiha kalau itu kau."

"Niisan!"

"Aku pergi dulu. Nikmati saja waktu kalian sebelum Itachi-nii turun tangan," Sasuke mengusak kepala Y/N. "Dan kau. Kalau aku melihatnya murung atau bahkan terlihat berpura-pura kuat dan menutupi perasaannya, aku tidak akan segan untuk memukulimu sampai koma."

kamu udah gak sabar requestmu kupost kan? maaf ya kalau lama. mudah-mudahan sesuai sama harapanmu deh.Rana1412

Naruto One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang