Chapter 4

1.1K 124 1
                                    

Siang ini aku sudah berada di kampus dan seperti biasanya aku duduk di dalam kelas sambil membaca novel favoritku. Tapi belum ada tanda-tanda Niall akan datang siang ini. Biasanya Niall lah yang selalu datang lebih cepat daripada ku. Oh apakah Niall takut dengan apa yang aku ceritakan semalam?

"Ha ha dasar kau Niall" gumamku dengan mata yang masih tertuju pada buku novel ku.

Tak lama kemudian tampaklah seorang Niall yang datang dari arah pintu. Sambil memakan kentang goreng nya dia pun menghampiri ku.

"Hei Oliv, selamat siang" ucap Niall dengan kentang goreng yang masih penuh di dalam mulutnya dan duduk disamping ku.

"Tidak baik berbicara sambil mengunyah seperti itu, Ni. Kalau kau tersedak bagaimana?"

"Ha ha kau memang selalu saja cerewet Oliv." Katanya lagi masih dengan kentang goreng yang masih penuh dimulutnya.

"Terserah kau saja lah Niall. Kurasa aku tidak akan mau menjadi sahabat mu lagi jika kau nanti menjadi gendut" cibir ku pada Niall.

"Begitukah? Ternyata kau mau bersahabat dengan ku hanya karena fisik ku yang tampan ini huh?" katanya dengan ketus.

"Percaya diri sekali kau, Ni" cibir ku lagi.

"Aku kesal padamu Oliv, hari ini aku tidak akan duduk denganmu." Katanya seraya pindah duduk di belakang ku.

"Kau, begitu saja marah. Kau sama saja seperti anak-anak yang baru masuk sekolah, Ni." Kata ku lagi menoleh ke belakang.

"Terserah kau saja." Balas nya dan memalingkan wajah nya.

Aku hanya terkekeh melihat tingkah sahabat ku itu.

Mrs.Smith pun memasuki ruang kelas dengan sebuah pengumuman.

"Kita akan kedatangan seseorang hari ini , dia baru pindah hari ini. Saya harap kalian akan berteman baik dengannya. Masuk lah." Ucap Mrs.Smith yang terus tersenyum.

Seseorang itu pun masuk dan menyapa kami.

"Hai, Namaku Zayn Malik, kalian bisa memanggilku Zayn. Aku pindahan dari New York dikarenakan aku mengikuti ayah ku yang pindah bertugas ke London. Aku harap kalian akan menyukaiku. Terima kasih." katanya dengan wajah datar dan tenangnya.

"Baiklah Zayn, kau bisa duduk di.... samping nona James. Karena kulihat dia yang hanya duduk seorang diri disini. Silahkan" ucap Mrs.Smith mempersilahkan lelaki itu.

Apa??!! Disebelahku?

Ya kalau ku pikir tak apa lah, mengingat hanya aku yang duduk sendiri tanpa teman sebangku disini.

Lelaki bernama Zayn itu langsung mengiyakan ucapan Mrs.Smith tanpa membalas ucapannya.

Dia pun duduk di sebelah ku dan aku pun tersenyum padanya. Dia hanya melihat ku dengan wajah datar. Ada apa dengannya? Apa mungkin lelaki ini tidak mempunyai ekpresi yang bisa dia ungkapkan dengan senyuman di wajahnya? Hmm untung saja kau tampan. Eh, maksudku.. ya ya ku akui dia itu memang tampan. Tapi percuma saja tampan kalau wajah nya datar terus seperti itu.

Mrs.Smith pun mulai membahas materi untuk hari ini.

"Sstt.. Oliv!!" Bisik Niall sambil menggoyang-goyang kursi ku.

"Ada apa, Ni?" Jawabku berbisik juga.

"Baru ku tinggal sebentar saja, kau sudah dapat teman baru ternyata." ucapnya terkekeh pelan.

"Siapa suruh kau meninggalkan ku. Ssstt.. sudah diamlah Niall jangan berisik atau kita akan dikeluarkan dari sini."

***

Waktu pulang pun tiba dan semua mahasiswa tengah bersiap-siap. Ketika aku akan beranjak dari kursi ku menuju pintu, seseorang menahan tanganku. Dan Zayn lah yang menahan tangan ku.

"Hei, senang bertemu dengan mu. Nama ku Zayn. Maaf atas sikap ku tadi. Aku memang begitu jika pertama kali bertemu seseorang. Tapi kupikir kau adalah gadis yang baik. Kau mau memaafkan ku kan?" Ucapnya dengan tersenyum seraya mengulurkan tangannya pada ku.

Ternyata jika tersenyum begitu Zayn tampak lebih manis. Nah, begitu kan bagus.

"Ah ya, aku mengerti. Namaku Olivia James. Kau bisa memanggilku Oliv jika kau mau. Tenanglah, kau tidak perlu minta maaf. Senang bisa bertemu denganmu juga, Zayn." ucapku membalas uluran tangannya sambil terus tersenyum.

"Baik lah, Oliv. Kurasa aku harus pergi sekarang. Kau pulang naik apa?" Tanya nya.

"Ah aku mungkin akan pulang menggunakan bis. Aku sudah biasa pulang dengan bis."

"Ha-ha, sampai bertemu besok Oliv." Zayn pun meninggalkan ku sambil melambaikan tangannya.

Aku pun membalasnya. Kurasa Zayn adalah pria yang baik dan juga ramah. Ternyata aku salah sudah berpikiran yang tidak-tidak tentangnya. Ah sudahlah, lupakan.

Ciee zayn anak baruuu.
Maaf kalo chap ini kurang bagus ya, saya harap maklum hahaha.

Please vomments girlsss. I hope your vomment's so much. Pleaseee *nangis lebay


Olivia [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang