Authors pov
"Kendall?"
Yang dipanggil menoleh. Gadis itu tersenyum ketika melihat kedatangan Zayn. Yang ia kerjakan daritadi hanyalah melamun dan memandangi pemandangan yang tersuguh dari jendela kamarnya.
"Hai, Zayn,"
"Bagaimana kabarmu, Ken?"
"Sudah jauh lebih baik, kurasa aku benar-benar sembuh sekarang," ucapnya dan matanya berair. Zayn yang melihatnya pun sontak mendekatinya. Ia duduk disamping Kendall dan memeluknya singkat.
"Kumohon jangan menangis lagi," Zayn mengelus lembut bahu Kendall.
"Hey ini air mata bahagia asal kau tahu saja," ujarnya dan menepuk pelan bahu Zayn , kemudian keduanya tertawa.
"Kau sudah makan?"
Kendall terdiam namun dengan segera ia menyunggingkan senyumnya, "Belum, mau menemaniku?"
"Tentu saja nona,"
***
Olivia's pov
"Sudah siap?"
Aku memutarkan mataku mendengar pertanyaan Harry barusan. Harry tampak cerah sekali malam ini dan juga terlihat sangat tampan, oh tidak bahkan setiap detik dia selalu terlihat tampan.
"Memangnya kita mau kemana, Harry?"
"Sudahlah nanti kau juga akan tahu,"
Harry menarik tanganku menuju mobilnya, ketika kami sudah berada didalam mobil dan kemudian ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tak ada percakapan diantara kami selama di perjalanan. Hanya suara alunan musik yang terdengar dan sesekali Harry juga bersenandung dengan pelan mengikuti irama musik yang membuatku tertawa melihatnya.
"Kau benar-benar membuatku penasaran Mr.Styles, memangnya kita mau kemana?"
"Hmm kau pasti akan suka tuan putri, tenanglah ini kejutan untukmu. Bukan kejutan namanya kalau aku memberitahumu kemana kita akan pergi," ucapnya yang masih fokus dengan jalanan didepan.
Aku mendengus dengan kesal dan tak membalas perkataan Harry. Aku memilih untuk bungkam dan memandang jalanan kota London di malam hari. Kota ini benar-benar sangat mengagumkan, aku suka tinggal di London.
Harry melajukan mobilnya semakin menjauh dari kota dan yang kulihat sekarang hanyalah pepohonan yang berbaris yang kupastikan itu adalah hutan, ya itu memang hutan. Dan tak lama mobil Harry berhenti disebuah tempat yang cukup sepi, dan hey bahkan disini sama sekali tidak ada orang. Dan diujung sana tampak ada sebuah tebing yang cukup curam. Untuk apa Harry membawaku kesini? Apa ia ingin berniat jahat atau bahkan mau membunuhku? Aku bergidik membayangkan hal-hal aneh yang ada dikepalaku. Tidak mungkin kan Harry berniat jahat padaku?
"Olivia!!"
Suara keras Harry menyadarkanku kembali ke dunia nyata. Aku menoleh dan menatapnya dengan tatapan aneh yang membuat alis Harry berkerut.
"Kau kenapa? Kau melamun?" ucanya dan mengelus lembut wajahku.
Aku tersentak dan menggelengkan kepalaku, "Tidak, dimana kita Harry? Dan untuk apa kau membawaku ketempat seperti ini?" ucapku dengan gugup dan suaraku bergetar.
Harry masih menautkan alisnya dan kemudian ia tertawa, "Hey kau takut? Tenanglah sayang, aku tidak akan menyakitimu," balasnya dan ia menangkup wajahku, memaksaku untuk menatap mata hijaunya yang indah.
Mati aku, apa Harry menyadari isi pikiranku? Oh ya tuhan, aku malu pada diriku sendiri dan juga Harry. Aku hanya tersenyum kikuk tak tahu harus menjawab apa.
"Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu padamu. Ayo ikut aku," Harry menuntunku keluar dari mobil dan aku mengikuti langkah kakinya dengan ia yang terus menggenggam tanganku.
Harry membawaku ke tebing yang cukup curam itu dan membuatku sontak menutup mata, jujur saja aku ini takut ketinggian. Kurasakan angin malam menerpa wajahku dengan lembut dan membuat rambut coklatku terbang mengenai wajah Harry yang berdiri tepat dibelakangku. Oh tidak, dia tak akan mendorongku kan?
"Buka matamu, Oliv" bisiknya di telingaku yang membuatku sedikit terjingkat karena merasa geli.
Perlahan tapi pasti aku membuka mataku. Lagi-lagi aku merasa tergelitik karena terpaan angin malam yang cukup dingin. Aku tertegun kala melihat pemandangan di depan mataku. Satu kata untuk itu, "mengagumkan". Aku menutup mulutku dengan tanganku karena saat ini aku sedang menganga maka dari itu aku menahannya. Ini benar-benar indah, aku bisa melihat indahnya kota London dimalam hari dari atas tebing ini. Bahkan aku juga bisa melihat rumahku dari sini. Ah, lupakan.
"Kau suka? Kau tahu, aku sangat suka tempat ini. Aku pertama kali kesini ketika aku kecil dan ayah yang membawaku. Dan kau mau tahu lagi? Hanya kau lah satu-satunya orang yang kubawa kesini," ucapnya dan terkekeh pelan. Seakan lupa akan keberadaan Harry, akupun dengan cepat memutar tubuhku kebelakang dan membuat kepalaku tertabrak dengan dada bidangnya, Harry memang lebih tinggi daripadaku. Jarak kami sangat dekat, bahkan tak ada celah sedikitpun diantara kami. Aku mendongak dan tersenyum manis pada pengeran tampan ini.
"Ini indah. Aku suka,"
Harry memajukan wajahnya dan mencium puncak kepalaku cukup lama yang membuat mataku terpejam merasakan kehangatan yang ia salurkan dari bibirnya itu.
"Aku mencintaimu," gumamnya, namun aku sangat mendengarnya dengan jelas.
"Aku juga mencintaimu. Terimakasih untuk ini dan tolong jangan tinggalkan aku Harry,"
Aku berhambur memeluk Harry dengan erat, seakan-akan aku tidak ingin melepaskan dirinya. "Never," balasnya dan memelukku dengan lebih erat.
Holivia moment again
Vote!!! COMMENT!!! Pliiissssss,,,,,,
To be continued guys....
All the love. C