Author's Pov
Oliv berlari sekencang mungkin. Hatinya benar-benar sakit. Bahkan Oliv membenci perasaan cintanya kepada Harry.
Tempat yang ditujunya saat ini adalah taman dibelakang kampus. Ya, Oliv memang suka ke taman itu jika dia ingin merasakan ketenangan.
Apalagi ketika hatinya hancur dibuat Harry seperti ini. Mengingat di taman ini tidaklah terlalu banyak orang jadi dia bisa dengan leluasa menangis disini dan menumpahkan segala kekesalan hatinya.
Oliv membanting dirinya di sebuah kursi dan menangis sejadi-jadinya disana. Tak jarang juga dia menarik-narik bajunya sendiri sekedar untuk melampiaskan kekesalannya.
Sungguh hatinya sakit, bahkan hancur berkeping-keping hanya karena ulah lelaki keriting itu yang sama sekali tidak memikirkannya bahkan mencintainya.
Air mata ini sangat disayangkan mengucur deras begitu saja tapi mau bagaimana lagi, air mata sialan ini tidak bisa dibendungnya lagi.
'Kenapa? Kenapa harus begini? Kenapa aku harus mencintaimu? Kau tau mencintaimu hanya dapat membuatku sakit saja' ucap Oliv dalam hatinya dengan air mata yang masih mengucur deras.
Tiba-tiba seseorang memegang bahu Oliv dan tentu saja dia terlonjak kaget.
"Ka...kau?"
Oliv tak menyangka melihat seseorang yang ada di belakangnya. Untuk apa dia kesini? Apa dia belum puas menyakiti hati ku? Batin nya.
"Oliv, maafkan aku. Sungguh itu semua diluar batas ku tadi. Aku benar-benar minta maaf, aku hanya tersulut emosi. Kumohon maafkan aku" lirihnya.
Dengan cepat Oliv mengusap air matanya. Dan dia tersenyum hambar dan sangat tersirat raut kesedihan di wajahnya.
"Untuk apa kau meminta maaf? Ini bukan lah salahmu. Aku mengerti dengan keadaan mu tadi. Hanya saja aku ingin menumpahkan kekeselan ku dan butuh ketenangan. Itu wajar bukan? Jadi kau tidak perlu minta maaf Harry" ucap Oliv berusaha untuk tersenyum.
Ya, tentu saja itu senyum palsu. Hatinya masih sakit untuk saat ini.
"Kau tidak perlu berbohong seperti itu, aku bisa melihatnya dari wajahmu. Aku berjanji aku akan memperbaiki sikap ku padamu. Maafkan aku-..."
Dengan cepat Oliv meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya mengisyaratkan Harry untuk menghentikan ucapannya.
"Sudahlah Harry. Ya, baiklah aku memaafkan mu"
Harry tersenyum kala mendengar ucapan Oliv bahwa gadis itu memaafkannya.
Hening, satupun dari mereka tidak ada yang membuka suara. Mereka diam tidak tau harus berbicara apalagi.
Oliv masih canggung berbicara dengan Harry perkara masalah tadi.
Dan tiba-tiba Oliv merasakan kepalanya sakit, sangat sakit. Bahkan kakinya juga sangat sulit digerakkan, terasa kaku.
Dia memegangi kepalanya menahan rasa sakit tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Sampai-sampai Harry yang berada disampingnya tidak menyadari kalau Oliv sedang kesakitan.
Oh sial, penyakit ini kambuh lagi. Kumohon jangan sekarang, aku tak mau Harry melihat ku sakit seperti ini lagi. Batinnya.
"Aww...." Oliv sudah tidak bisa menahan sakit kepalanya lagi, hingga rintihan itu keluar dengan mulus dari bibir mungilnya.
Harry yang menyadarinya pun langsung terlihat panik dan memegang bahu Oliv kuat, takut kalau tubuh gadis itu terjatuh.
"Oliv, kau kenapa? Astaga, apa aku menyakitimu?!!!" Ucap Harry panik.