Chapter 35

613 74 8
                                    

"Oliv!"

Olivia yang sedang mengambil beberapa buku di lokernya terjingkat saat Niall menepuk bahunya secara tiba-tiba dan memanggil namanya dengan cukup keras.

"Niall, kenapa kau sangat suka mengejutkanku seperti itu! Kalau aku mati tiba-tiba karena terkejut bagaimana?" Gadis itu mengomel kemudian menutup pintu lokernya.

Niall yang mendengarnya memutarkan bola mata, "Aku juga punya otak. Tidak mungkin aku mengejutkanmu sampai mati,"

Oliv menghela nafas kemudian malangkahkan kakinya menuju kelas dan diikuti oleh Niall yang berlari kecil dibelakangnya. Langkah kaki gadis itu sempat terhenti ketika ia berhadapan dengan dua orang yang sedang berjalan dan saling menggenggam tangan satu sama lain dan tampak tersenyum bahagia belum menyadari keberadaan dirinya.

Cepat-cepat Oliv menundukkan kepala tak mau lagi menyaksikan lebih lanjut kelakuan dua orang itu yang membuat hatinya sakit. Gadis itu terus berjalan sambil terus menundukkan kepalanya dan berhenti saat matanya menatap dua pasang kaki yang berdiri tegak di atas lantai. Dengan ragu ia mendongakkan kepalanya dan cukup terkejut saat melihat orang yang berdiri dihadapannya saat ini yang sedang menatapnya datar.

"Jangan menunduk seperti itu ketika sedang berjalan, kalau kau menabrak seseorang bagaimana?" Pemuda itu berkata datar dan nadanya sangat dingin.

Oliv mengangguk pelan kemudian disaat itu Niall datang dari belakangnya, "Dan ketika berjalan kau juga harus melihat keadaan sekitar, jangan hanya bercanda dengan kekasihmu merasa dunia seakan milik berdua,"

Niall berkata sarkastik dan menatap pemuda yang ada dihadapannya dengan tajam sementara Oliv masih terus menundukkan kepalanya. Bukan karena ia takut, hanya saja ia tidak mau melihat dua pasang kekasih yang sedang berbahagia ini.

"Sudahlah Niall. Lebih baik kita pergi dari sini," Oliv menarik tangan Niall menjauh dari Harry yang masih menatap mereka dengan pandangan datar.

"Harry, kau baik-baik saja?"

Lamunan Harry terbuyar saat Kendall bertanya padanya dengan lembut, "Hmm, aku baik-baik saja. Ayo, kita pasti sudah terlambat masuk kelas,"

Harry menarik tangan Kendall menjauh menuju kelas pertama mereka.

Setelah sampai di kelas Oliv membanting tubuhnya di kursi kemdian mengusap-usap wajahnya dengan kasar. Pikirannya terus tertuju pada pemuda yang baru ditemuinya tadi setelah satu minggu mereka tidak pernah saling bertemu.

"Oliv? Kau baik-baik saja kan?"

Oliv menoleh kebelakang dan tersenyum kecil pada Niall, "Aku baik-baik saja, Ni. Hanya sedikit merasa kacau,"

Niall tidak lagi bertanya, ia mengelus lembut bahu Oliv sekadar untuk menenangkan gadis itu, "Kau tidak perlu khawatir. Aku akan terus disini bersamamu. Jangan pernah merasa sendiri, kumohon Oliv,"

Oliv yang mendengarnya tersenyum penuh haru dan menganggukkan kepalanya, "Kau memang yang terbaik, Ni. Terimakasih untuk selalu ada bersamaku."


***

Olivia berjalan memasuki  kafe yang ada dipinggir kota lalu duduk di
sebuah meja yang dibatasi oleh dinding kaca yang berhadapan langsung dengan jalanan di depan.

Sesekali ia melirik jam tangannya menunggu kedatangan seseorang yang sudah seminggu ini membolos kuliah. Oliv tersenyum saat melihat Zayn yang baru saja memasuki pintu dan seperti sedang mencari keberadaan Oliv. Gadis itu melambaikan tangannya pada Zayn dan pemuda itu langsung tersenyum saat mendapati orang yang dicarinya.

Keduanya memang berjanji untuk bertemu hari ini hanya untuk melepaskan penat masing-masing. Dan sekedar untuk berbincang-bincang dan menjadi penghibur untuk satu sama lain.

Olivia [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang