Chapter 39

726 71 5
                                    

Syarat Anne yang mengatakan bahwa Oliv hanya dapat tinggal sebentar ternyata tidak berlaku sama sekali. Gadis itu justru selalu datang untuk mengunjungi Harry bahkan hampir setiap hari. Anne hanya bisa pasrah melihat itu semua karena semata-mata itu hanya demi putranya.

Oliv juga sangat berperan penting untuk pemulihan Harry yang sudah menetap dirumah sakit hampir dua bulan lamanya. Dan berkat dirinya juga Harry sudah tidak lagi memakai penyangga leher dan sudah dapat berjalan sedikit demi sedikit. Itu karena ia yang selalu rajin menemani dan membimbing Harry untuk berlatih berjalan kembali walaupun tak jarang juga pemuda itu menggunakan kursi roda jika sedang ingin mencari udara segar di taman rumah sakit.

Dan Kendall, gadis itu juga sama seperti Oliv yang selalu ada untuk Harry dan selalu siap sedia jika saja pemuda itu membutuhkan sesuatu. Tetapi hatinya selalu bergemuruh jika Harry lebih memilih Oliv untuk merawat pemuda itu dibandingkan dirinya.

Dan sepertinya juga hubungan Harry dan Oliv sudah semakin membaik walaupun belum ada pernah kata balikan diantara keduanya. Semua terlihat dari keduanya yang tampak nyaman satu sama lain. Bahkan senyuman Harry tidak pernah luntur semenjak kehadiran Oliv disisinya membuat gadis lain yang ada bersamanya semakin membenci Oliv dan tidak menyukai mereka berdua untuk bersama.

"Sudah kenyang?"

Oliv baru saja selesai menyuapi Harry semangkuk bubur dan pemuda itu mengangguk pelan sembari menahan bubur didalam mulutnya dan malah tidak menelannya membuat wajahnya memerah.

"Hey, jangan dimuntahkan. Awas saja jika kau memuntahkannya," ancam gadis itu.

Mendengar itu Harry cepat-cepat menelan bubur yang ada dimulutnya dan setelah itu mendengus kesal.

"Ya tuhan, sampai kapan aku harus terus memakan bubur seperti itu? Cih, tidak enak. Rasanya seperti muntah kucing," cibirnya.

Oliv tertawa mendengar perkataan blak-blakan Harry tersebut, "Kau ini, seperti pernah memakan muntah kucing saja," ucap gadis itu memutarkan bola matanya.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka dan memunculkan Anne disana. Wanita itu tampak membawa satu kantung plastik dan berjalan mendekati Harry dan Oliv.

"Ini aku bawakan makanan, kau belum makan kan? Sekarang makan lah," Anne berkata datar sembari memberi kantung plastik yang dibawanya kepada Oliv.

Oliv menerima kantung plastik itu dengan ragu dan tersenyum kikuk, "Terimakasih, Nyonya. Tapi aku bisa membelinya sendiri, hmm kalau begitu aku keluar dulu,"

Gadis itu bangkit dari duduknya kemudian berjalan keluar.

"Oliv?" Anne memanggil membuat Oliv menghentikan langkahnya sebelum menoleh kebelakang.

"Iya, Nyonya?"

"Bisakah mulai sekarang kau tidak memanggilku Nyonya? Panggil saja aku bibi atau kalau tidak Anne. Sejujurnya aku ingin mengatakan sangat berterimakasih padamu karena berkat dirimu Harry sudah mulai membaik, bahkan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan oleh dokter," Anne berkata dan tersenyum tipis.

Harry dan Oliv sama-sama tercengang mendengar kata-kata Anne barusan. Pasalnya, wanita itu tampak sangat tidak menyukai Oliv dan kali ini ia malah mengucapkan terimakasih pada gadis itu.

Oliv pun tersenyum tulus, "Itu tidak masalah, Nyonya- hmm maksudku bibi. Aku sangat bersenang hati melakukan semua itu,"

Setelah mengatakan itu Oliv langsung berbalik dan berjalan keluar ruangan meninggalkan Anne dan Harry yang sama-sama tersenyum.

Kendall yang berada diluar segera menjauhkan dirinya dari pintu ketika Oliv membuka knop pintu. Gadis itu pun berpura-pura sedang mengutak-atik ponselnya saat Oliv sudah benar-benar keluar dari ruangan. Oliv berjalan menuju kursi tunggu dan duduk disana untuk memakan makanan yang tadi diberikan oleh Anne dan dengan penuh senyuman.

Olivia [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang