Author's Pov
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Harry dan duduk di samping ranjang Kendall.
"Pagi ini aku merasa lebih baik, hanya saja kepalaku sedikit pusing, Harr" ucap Kendall memijit pelipisnya dengan pelan.
"Baiklah, kalau begitu kau istirahat saja. Aku akan membuatkan mu sarapan" Harry pun bangkit dari duduknya. Tapi Kendall menahan tangan nya.
"Harry..?"
"Ada apa, sayang?"
"Apakah kau masih mencintai ku? Aku rasa aku ini sudah tidak pantas lagi bersamamu Harry. Aku bukan lah gadis normal. Aku tidak mau menghancurkan hidup mu lagi Harry. Aku akan merelakanmu pergi. Aku ingin kau bahagia. Aku tidak bisa membuat mu bahagia Harry. Maafkan aku...." Kendall menundukkan kepalanya dan menangis disana.
"Kendall, apa yang sedang kau bicarakan? Ini bukan lah permainan, Ken. Aku mencintaimu dan kau adalah bahagia ku. Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau akan sembuh, percayalah padaku sayang. Dan tolong jangan pernah katakan hal itu lagi" ucap Harry dan menarik Kendall ke dalam dekapannya.
Harry memeluk Kendall dengan hangat dan penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang.
"Tapi penderita kanker seperti ku tidak lah akan ada harapan untuk sembuh Harry. Aku tinggal menunggu waktu saja" Kendall terisak di dada bidang Harry.
"Sssttt... kumohon jangan berkata seperti itu lagi. Kau akan sembuh, percayalah. Dan aku akan selalu mendampingimu sampai kau sembuh" ucap Harry mengelus-elus punggung Kendall dengan sayang.
Kendall pun mempererat pelukannya pada pinggang Harry. Berada di pelukan Harry seperti ini, Kendall merasa sangat nyaman dan aman.
"Aku mencintaimu, Harry" tanpa sadar Kendall memejamkan matanya dan dia terlelap di dada Harry.
"Aku juga mencintaimu. Tolong jangan tinggalkan aku. Aku tak tau akan bagaimana jadinya hidup ku tanpa mu" bisik Harry pelan setelah mengetahui bahwa Kendall sudah terlelap di pelukannya.
Dengan pelan Harry membaringkan kembali tubuh Kendall di ranjangnya. Di tatap nya dalam-dalam wajah gadis yang dicintai nya itu.
Dielus nya dengan sayang rambut gadis kesayangannya. Dan Harry mengecup dahi Kendall cukup lama.
"Aku akan melakukan apa saja untuk membuatmu sembuh. Ya aku akan melakukan apa saja" gumam Harry dalam hatinya.
***
"Oliv? Apakah kau malam ini ada jadwal?" Tanya Zayn. Ya, mereka berdua sedang duduk di taman sekarang.
"Hmm, malam ini aku bekerja Zayn"
"Oh ya? Kau bekerja? Kau bekerja dimana, Oliv?"
"Aku bekerja di sebuah kafe ditengah kota"
"Kau gadis yang hebat, Oliv" ucap Zayn tersenyum pada Oliv.
"Tidak usah berlebihan begitu Zayn ha-ha. Kalau aku tidak bekerja darimana lagi aku akan mendapatkan uang. Mengingat aku juga masih harus membiayai sekolah adikku"
"Kau juga mempunyai seorang adik? Tapi dimana orang tua mu?"
"Orang tua ku sudah meninggal 5 tahun yang lalu pada kecelakaan pesawat saat akan menuju California, dan saat itulah aku yang harus menggantikan posisi orang tua ku. Aku harus merawat adikku, Zayn" ucap Oliv memandang lurus kedepan.
"Maaf, aku tidak bermaksud-"
"It's okay, Zayn. Kau tidak perlu minta maaf. Itu sudah takdir ku" ucap Oliv dan kali ini dia tersenyum menoleh kearah Zayn.
"Aku sangat kagum padamu. Kau adalah gadis yang kuat, Oliv" Zayn tersenyum memegang bahu Oliv dan mengusap-usapnya.
"Aku bukanlah gadis kuat seperti yang kau pikirkan, Zayn. Terkadang aku pernah merasakan putus asa. Aku bingung dengan jalan hidup ku. Aku bingung dengan takdirku. Dan tak jarang juga aku menangis di tengah malam karena mengingat semua yang sudah terjadi pada diriku. Tapi ada Kelly disamping ku, selama Kelly disamping ku aku akan selalu berusaha bertahan, Zayn. Karena dia harta yang ku punya satu-satunya" ucap Oliv berusaha tersenyum dengan mata yang sudah mulai berlinang.
Refleks, Zayn pun menarik Oliv ke dalam pelukannya dan berusaha menenangkan Oliv.
Dan tentu saja, Oliv menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Zayn.
"Menangis lah, menangis lah sepuasmu dan keluarkan semua yang mengganjal di hati mu, Oliv." Ucap Zayn mengelus-elus punggung Oliv.
Tak lama Oliv pun melepaskan pelukan Zayn.
"Terimakasih, Zayn. Aku merasa lebih baik sekarang" ucap Oliv tersenyum pada Zayn.
"Anything for you.." Zayn membalas Oliv dengan senyuman tulus nya.
***
Zayn's Pov
Aku memberikan senyuman ku yang begitu tulus pada Oliv. Aku tau dia gadis yang kuat.
Aku memandang wajah Oliv begitu lama yang tanpa kusadari.
"Zayn?.." Oliv melamba-lambaikan tangannya di hadapan ku.
"Ah yaa...?" Ucap ku tersentak.
"Kau tak apa kan?"
"Aku baik-baik saja. Ayo kita masuk, kurasa Niall sudah menunggumu di dalam"
"Ha-ha, baiklah"
Entah sejak kapan kami berteman sedekat ini. Bahkan tadi Oliv menangis dipelukan ku.
Aku merasakan sesuatu di dalam hati ku ketika aku memeluk Oliv.
Itu bukan lah hanya pelukan seorang teman, aku merasakan seuatu yang lain.Apa aku mencintainya? Secepat itu kah?
Memang ketika pertama kali aku menatap matanya, aku merasakan sesuatu di hatiku. Dia berbeda dari banyak gadis pada umunya.
Mata coklat nya itu membuat ku terpesona. Aku sangat suka menatap mata indahnya. Oh apa yang sedang aku pikirkan?
I've been idolizing the light in your eyes, Olivia.
Z.MMaaf kalo yang ini ceritanya hancur. Maaf bgt yaa.
Tapi tetap jgn lupa vote and comment nya ya gadis2:')