Olivia's Pov
"Tampan sekalii...."
"Iya dia tampan sekali.."
"Dia sangat mempesona..."
"Aku ingin menjadi kekasihnya..."
Kudengar gadis-gadis disini tengah berbisik-bisik. Siapa yang sedang mereka bincang kan?
"Oliv!!!"
Aku mendengar seseorang berteriak memanggil namaku.
"Harry?"
"Hai, kita berjumpa lagi"
"Kau sedang apa disini?"
"Mulai hari ini aku berkuliah disini"
Apa?!!
Mendengar pernyataan Harry membuat bibirku tersenyum. Entah kenapa aku merasa senang dia berkuliah disini.
"Aku senang mendengarnya" ucap ku tersenyum padanya.
"Hmm, aku harus mencari kelas ku dulu sekarang. Sampai bertemu lagi Oliv" ucapnya dan dia pun pergi meninggalkan ku.
Aku tersenyum menatap punggung Harry yang semakin hilang dari pandangan ku.
***
Saat ini aku dan Niall sedang berada di kantin. Tak lama kulihat Harry datang dari arah sana.
Aku memandangi Harry dengan senyuman di bibirku, aku seperti orang gila sekarang. Oh aku beruntung sekali bisa bertemu dengannya lagi.
"Oh ya, Oliv. Sepertinya aku akan mengikuti saran mu agar tidak makan terlalu banyak. Aku tidak mau menjadi gendut dan..."
Aku terus memandangi Harry sampai-sampai aku tidak sadar kalau Niall berbicara padaku.
"Oliv!!! Kau tidak mendengarkanku. Kau menyebalkan"
"Ah aku mendengar mu, Niall" ucap ku berbohong. Aku tidak mendengarkan Niall karena daritadi aku terus memandangi Harry.
"Siapa yang sedang kau lihat? Kenapa kau senyum-senyum seperti itu?"
"Hmm tidak bukan siapa-siapa"
"Kau berbohong"
Niall mengikuti arah pandangan mataku dan kini dia tengah menatap Harry.
"Apa dia yang sedang kau perhatikan daritadi?"
"Tidak, kau apa-apaan Niall. Aku tidak memperhatikan siapa-siapa" ucap ku memalingkan wajah ku.
"Kau berbohong, aku bisa melihat matamu yang sudah sangat bercahaya itu, Oliv. Kau sedang jatuh cinta ya?" Ucap Niall menggoda ku. Dan sesekali juga Niall menarik-narik rambutku. Tingkahnya memang benar-benar seperti anak kecil.
"Aw, hentikan! Rambutku akan rontok jika terus-terusan kau tarik seperti itu!"
"Kalau begitu kau harus jujur padaku tentang pria itu, siapa dia?"
"Ya ya ya baiklah. Dia itu pangeran yang kemarin aku bicarakan. Dia tampan kan, Ni?" Ucapku dengan mata yang berbinar-binar.
"Well, lumayan lah. Dia masih kalah tampannya dengan ku"
Aku memutarkan kedua bola mataku mendengar ucapan Niall. Percaya diri sekali si blonde ini.
"Oliv..."
Aku menoleh ke sumber suara itu. Astaga, ternyata Harry yang memanggil ku.
"Boleh aku bergabung?"
"Ah tentu saja, bergabunglah" ucap Niall memotong saat aku hendak menjawab pertanyaan Harry.
Harry pun duduk di bangku depan ku.
Dan kami bertiga pun berbincang-bincang dan sesekali Niall mengeluarkan leluconnya yang membuat aku dan Harry tertawa.
***
"Oliv, ayo biar kuantar kau pulang" tawar Harry ketika aku sedang berjalan hendak menunggu bis.
"Kau serius?"
"Iya, ayolah!"
Harry menarik tangan ku menuju mobilnya. Kami pun masuk ke dalam mobil dan Harry menjalankan mobilnya.
"Hmm bagaimana kalau kita makan siang dulu" Harry membuka suara.
"Apa kau yakin Harry?"
"Ya, kau mau kan makan siang dengan ku"
"Hmm baiklah"
Mobil Harry berhenti di depan sebuah restoran yang cukup mewah. Kami masuk dan duduk di sebuah meja di dekat jendela yang menampakkan jalanan di depannya.
Aku dan Harry pun memesan makanan. Ya tuhan, aku bahagia sekali bisa sedekat ini dengannya.
"Well, ceritakan tentang mu padaku" pinta Harry.
"Hmm namaku Olivia, aku berumur 19 tahun. Aku seorang mahasiswi dan aku mempu..."
"Oh ayolah Oliv. Kau seperti anak sekolah dasar saja jika seperti itu" protes Harry memotong kata-kata ku.
Aku hanya tertawa pelan mendengar ucapan Harry.
"Ya ya baiklah. Akan ku lanjutkan yaa, aku mempunyai seorang adik dan mempunyai sahabat bernama Niall dan..."
"Sudah cukup-cukup. Kau memang benar-benar aneh" potong Harry lagi sambil tertawa pelan.
Ah aku sangat menyukai senyumannya itu. Lesung pipi nya juga membuat senyumnya semakin terlihat indah saja.
Tak lama pesanan ku dan Harry datang. Kami pun langsung menyantap makanan kami.
Aku makan dengan sedikit lahap. Ya, karena aku sangat lapar saat ini.
Kudengar Harry tertawa dan aku menautkan alis ku bingung.
"Kau memang benar-benar seperti anak kecil. Makan saja berantakan" ucap Harry tertawa sambil mengelap bagian sudut bibir ku dengan tangannya.
Deg.
Oh ya tuhan. Aku benar-benar sangat kaku saat ini. Apa yang baru Harry lakukan pada ku? Aku hanya diam saja memandanginya.
Dan ku lihat Harry yang kembali memakan makanannya dengan wajah santai nya.
"Apa kau akan terus melihati ku seperti itu dan tidak memakan makanan mu huh?"
Sontak aku mengedip-ngedip kan mata ku beberapa kali. Aku tertangkap basah karena sudah melihatinya.
Kurasa pipi ku yang merah seperti tomat sekarang. Aku hanya menundukkan kepalaku malu dan melanjutkan makan ku.
"Begitu saja pipi mu sudah semerah itu, Oliv. Ha-ha kau sangat lucu" ucap Harry tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya.
Aku semakin menundukkan kepalaku, aku tidak mau menunjukkan wajah merah ku ini pada Harry sekarang.
***
"Terimakasih, Harry" ucap ku saat mobil Harry berhenti di depan rumah ku.
"Terimakasih juga karena sudah menemani ku makan siang, Oliv" kata Harry tersenyum.
Aku tersenyum dan menganggukkan kepala ku.
"Baiklah, sampai jumpa besok. Bye.."
"Bye, Harry"
Mobil Harry pun melaju pergi. Aku terus tersenyum memandang mobil Harry yang menghilang di tikungan sana.
"Aku sangat senang bisa dekat dengan mu seperti ini Harry" gumam ku dan aku pun melangkah masuk.
Maaf kalo jelek
Hope you like it^_^