Chapter 37

619 67 8
                                    

Keesokan harinya Olivia kembali ke rumah sakit. Tentu saja tanpa sepengetahuan Zayn maupun Anne. Gadis itu merasa sangat khawatir dengan keadaan Harry dan juga sangat ingin menemui pemuda itu untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang ia perbuat.

Oliv sudah berada di rumah sakit sejak pagi-pagi sekali dan tentu saja dengan penyamaran agar Anne tak mengenalinya dan kembali mengusirnya. Dirapatkannya kacamata tebal yang dipakainya dan kembali menutup kepalanya dengan penutup kepala pada jaket yang dikenakannya saat melihat Anne baru saja keluar dari ruang inap tempat Harry berada.

Yang dilakukan gadis itu daritadi hanyalah duduk di kursi tunggu yang berada cukup jauh dari ruang inap Harry sambil terus memperhatikan kearah ruangan tempat dimana Harry dirawat. Tadi pagi Harry sudah dipindahkan dari ruangan ICU ke ruangan inap. Oliv sangat bahagia ketika mendengar pemuda itu sadar dari komanya yang berlangsung selama satu harian.

Oliv melihat Anne yang berjalan meninggalkan pintu ruangan dan menghilang di ujung lorong rumah sakit. Gadis itu bernafas lega karena ini kesempatannya untuk datang menemui dan melihat keadaan Harry selagi ibu pemuda itu pergi. Setelah memastikan Anne benar-benar pergi, gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju ruangan inap Harry.

Langkahnya terhenti tepat didepan pintu ruangan dan mencoba menetralisirkan degup jantungnya agar tidak terlalu gugup. Oliv sempat mengintip dari kaca berukuran kotak tembus pandang yang ada di pintu yang dapat memperlihatkan isi dari ruangan tersebut. Matanya melihat Harry yang sedang berbaring lemah dengan tangan yang digantung dengan sebuah penyangga dan leher yang juga diberikan penyangga. Kondisinya memang sangat memprihatinkan membuat hati Oliv mencelos melihat Harry-nya yang seperti itu.

Tetapi diurungkannya niatnya yang ingin membuka pintu ketika melihat Kendall yang duduk disamping ranjang dan sedang mencoba menyuapi Harry dengan semangkuk bubur. Hati gadis itu seakan retak melihat pemandangan didepannya. Dia lah yang harusnya ada disana dan dia lah yang harusnya merawat Harry. Gadis itu menunduk lemah dan kembali melihat kedalam dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

Harry menggeleng lemah ketika Kendall mencoba menyuapinya satu sendok bubur. Wajah pemuda itu terlihat sangat pucat dan lemah dan sama sekali tampak tak berselera untuk makan. Namun sesuatu dibalik pintu mengalihkan perhatiannya dari sendok bubur yang ada dihadapannya.

"O--Oliv?"

Gadis yang ada dibalik pintu itupun dengan refleks menjauhkan tubuhnya dari depan pintu dan menutup mulut dengan tangannya dan menangis tertahan disana.

Kendall mengernyit mendengar suara lemah Harry dan mencoba mengikuti arah pandang pemuda itu pada pintu yang saat ini ia belakangi.

"Ada apa, Harry?" Kendall bertanya kemudian menurunkan sendok bubur dari hadapan Harry.

"Dia disini," Harry menjawab lemah.

Kendall kembali mengernyit, "Dia? Maksudmu siapa?"

"Oliv,dia ada disana." Harry kembali menjawab dengan lemah dan menunjuk pintu dengan salah satu tangan yang tidak disangga apapun.

Kendall semakin heran dan bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju pintu kemudian membukanya. Gadis itu menyembulkan kepalanya untuk melihat keadaan sekitar. Tidak ada siapapun disana, hanya beberapa orang dan suster yang sedang berlalu lalang.

Kendall kembali masuk dan menemui Harry, "Tidak ada siapapun disana. Bibi Anne juga baru saja pergi. Mungkin saja kau berhalusinasi karena kondisimu belum stabil Harry,"

Harry hanya memejamkan matanya dan menghela nafas lemah, "Padahal aku ingin sekali bertemu dengannya saat ini. Apa sebegitu bencinya ia padaku maka dari itu ia tak mau melihatku?"

Olivia [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang