Chapter 7

991 94 0
                                    

Still Olivia's pov

Aku terbangun dari tidur ku. Ya tuhan, ternyata ini sudah pagi. Sore kemarin aku ketiduran dan dari semalam aku belum ada makan. Pantas saja tubuh ku terasa lemas sekarang. Aku pun bangkit dari ranjang dengan lemas, aku melihat cermin dan mengikat rambutku asal.

Aku berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah selesai akupun turun ke bawah. Ku lihat Kelly duduk di meja makan sambil memakan sarapan paginya.

Wah ternyata dia bangun duluan pagi ini.

"Oh hai sist, kau sudah bangun ternyata. Kemari lah dan makan sarapanmu. Aku sudah membuatkan roti isi dan susu." Ucapnya yang sadar akan kehadiranku.

"Kenapa kau tidak membangunkan ku semalam Kelly?" Tanyaku mendekatinya dan menarik kursi untuk kududuki.

"Aku tidak tega membangunkan mu, Oliv. Kau terlihat sangat kelelahan semalam" jawabnya.

"Baiklah. Kau tidak berangkat sekolah? Nanti kau terlambat".

"Aku menunggu Justin, sist".

Aku hanya mengangguk saja mendengar ucapannya dan mulai menggigit roti isiku.

***

Pagi ini setelah sarapan aku berniat untuk keluar mencari udara segar. Kelly sudah berangkat sekolah dengan kekasihnya itu.

Kurasa berlari kecil akan dapat membuat ku lebih segar pagi ini. Akupun pergi ke taman dan aku melihat sudah banyak orang disini untuk berolahraga pagi.

Sebelum berlari aku melakukan pemanasan. Akupun memasang headset ke telingaku dan mulai berlari.

Setelah kurasa cukup berlari 20 menit lamanya, aku pun kembali kerumah.

***

Siang ini aku memilih datang lebih awal ke kampus. Setelah sampai kulihat keadaan kampus ini yang masih sangat sepi. Aku pun memutuskan pergi ke cafe di seberang kampus ku dan aku memesan coklat panas kesukaan ku.

Setelah merasa bosan sendirian di dalam kafe ini, aku pun bergegas untuk kembali ke kampus.

Saat akan keluar dari pintu kafe ini. Aku tak sengaja menabrak seseorang. Saat aku mendongakkan kepala, aku membulatkan mataku karena aku sangat terkejut dengan orang yang baru saja ku tabrak.

Ya tuhan, dia lagi.

Kulihat wajahnya sedikit merah padam karena melihat ku. Tetapi tak lama kemudian dia menyunggingkan sedikit senyuman dibibirnya.

Aneh, ya dia sangat aneh.

"Maaf, tuan. Aku membuat kesalahan lagi ternyata". Kataku menundukkan kepala. Aku takut dia akan meneriakiku lagi.

"Hmm, tak apa. Lain kali kau harus berhati-hati jika berjalan". Ucapnya sambil tersenyum yang menampakkan lesung pipinya.

Aku menatapnya heran. Kenapa dia berubah? Apa aku salah orang? Kurasa tidak, aku sangat-sangat mengingat wajahnya. Aku tidak mungkin salah. Aku terus menatapnya dengan heran.

"Hei, kau tak apa-apa nona? Kenapa kau melihatku seperti itu?" Ucapnya sambil melambai-lambai kan tangannya di depan wajah ku.

"Oh, tidak tidak. Aku hanya heran saja". Ucapku keceplosan. Aduh, bodohnya aku.

"Heran?.. oh ya maafkan aku atas kejadian semalam. Aku tidak bermaksud kasar. Aku hanya tersulut emosi kemarin" ucapnya tersenyum padaku.

Aku hanya melongo melihatinya. Ya tuhan, senyumnya manis sekali. Dan dia memiliki mata hijau yang indah. Oh, apa yang kau pikirkan Oliv! Sadar lah!

"Ah ya-ya, tak apa-apa tuan. Aku juga minta maaf atas perbuatan ku beberapa hari yang lalu" ucapku dengan gugup.

"Baiklah. Nama ku Harry, Harry Styles. Senang bertemu denganmu". Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Namaku Oliv, Olivia James. Senang juga bertemu denganmu, tuan" dan aku pun membalas uluran tangannya.

"Nama yang bagus. Oh ya, panggil saja aku Harry, Oliv" katanya lagi dengan senyum manisnya.

"Hmm ba- baiklah, Har- Harry" balasku gugup.

"Tidak perlu gugup seperti itu" ucapnya memegang bahu ku.

Grrr. Kenapa tubuhku terasa seperti terkena sengatan listrik ketika dia menyentuh bahu ku? Atau jangan jangan? Tidak tidak kau tidak boleh menyukainya Oliv.

"Hmm, kurasa aku harus pergi sekarang. Aku harus pergi kuliah" ucap ku padanya dan beranjak pergi.

"Baiklah, sampai jumpa lagi Oliv" katanya tersenyum seraya melambaikan tangan padaku.

Aku pun membalas lambaian tangannya.

Apa kah kami akan berjumpa lagi? Semoga saja. Eh.. maksudku.. ah kurasa aku menyukainya. Mungkin terlalu cepat aku bisa menyukainya seperti ini. Tapi ini lah yang kurasakan. Ya, aku menyukainya.

Akupun berjalan menuju kampus dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibir ku ini.

Olivia [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang