Harry's POV
"Harry, kau seharusnya tidak seperti itu. Dia seorang gadis sama seperti ku. Jika kau menyakitinya, itu sama saja kau menyakitiku. Kau tidak perlu berlaku kasar seperti itu Harry. Kau bisa bicarakan baik-baik kesalahan yang dia perbuat. Percaya lah, emosi tidak akan menyelesaikan masalah mu. Belum lagi kau menjadi tontonan orang-orang tadi. Apa kau tidak malu?!" Ucap Kendall dengan nafas yang memburu ketika kami berdua memasuki mobil.
"Tapi dia sudah membuatku kesal, Ken!!" Tegas ku.
"Aku mengerti Harry. Tapi mulai sekarang jadi lah orang yang tidak gampang tersulut emosi. Kau harus bisa berpikir jernih. Kau sudah dewasa Harry." Ucap Kendall berusaha tersenyum.
"Ya kau tau kan bagaimana aku? Kau sudah mengenal ku lama Ken, kau pasti tau bagaimana sifat ku."
"Justru karena aku mengenal mu, maka dari itu aku mau mengubah sifat buruk mu itu, Harry. Kau mencintai ku bukan?"
"Sangat, Ken." Ucap ku.
"Kalau begitu berubah la, Harry. Berubah lah untukku dan untuk dirimu juga. Ini demi kebaikan mu. Aku juga sangat mencintaimu Harry asal kau tau saja" ucap Kendall tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumannya
Lihatlah gadis ini. Gadis ini selalu bisa membuat ku tersenyum dan merasa bahagia. Bagaimana tidak? Dia cantik dan lihat lah kebaikan hatinya itu. Aku selalu bisa luluh dengan kata-katanya. Aku yang sangat tempramental selalu bisa terdiam jika mendengar ocehan dari gadis di samping ku ini. Kupikir dia ada benarnya juga. Ya, aku akan berusaha berubah dan tidak menyelesaikan semua masalah ku dengan emosi.
"Baiklah, sayang. Aku akan mencobanya. Untukmu dan untuk diriku juga" ucapku sambil menggenggam tangannya.
Kendall hanya tersenyum mendengar ucapanku. Dia mencium pipi ku sekilas. Aku yang gemas melihatnya langsung saja aku mencubit hidung mancungnya itu.
"Aww, sakit Harry. Kalau hidung ku lepas bagaimana?" Katanya seraya memegang hidungnya yang memerah akibat ulah ku.
"Akan ku ganti dengan hidung kucing. Kurasa hidung kucing jauh lebih cute daripada hidung mancung mu itu" cibirku sambil menjulurkan lidah ku.
"Begitu kah? Kalau begitu biar aku saja yang mengganti hidungmu dengan hidung gajah." Katanya seraya menangkap hidungku dan mencubitnya kuat.
"Aw ha-ha hentikan, Ken" kurasa hidungku juga sudah memerah seperti tomat sekarang.
"Rasakan kau, ha-ha-ha".
Dan kami pun bercanda ria. Ah aku sangat tidak ingin melupakan momen-momen ini dan juga momen bersamamu Kendall.
***
Olivia's POV
Aku berjalan dengan malas ketika memasuki pintu rumah ku. Aku meletakkan dua kantung plastik yang kubawa tadi ke dapur.
Aku pun menghempaskan diriku di kursi. Pikiran ku sangat-sangat kacau. Aku terus memikirkan perbuatan lelaki yang sudah 2 kali mempermalukan aku itu. Ku harap aku tidak akan bertemu lagi dengannya.
"Kau lama sekali, Oliv. Kau tau selera makan ku hilang sekarang. Ini sudah sore, kurasa aku tidak perlu lagi makan siang. Dan... Hei, kenapa wajahmu sangat lesu seperti itu?" Cerocos Kelly ketika dia melihat ku datang.
"Kau sangat berisik. Bisakah kau diam? Aku sedang tidak mood sekarang. Dan terserah mu jika kau tidak mau makan juga tak apa" ucap ku dan pergi meninggalkan Kelly.
Aku pun memasuki kamar ku. Aku menghempaskan tubuh ku dengan kasar di ranjang. Dan aku menjambak rambut ku kuat. Ya tuhan, kenapa aku bisa jadi seperti hanya karena perbuatan lelaki tadi.
Aku mencoba memejamkan mata ku. Dan kurasa aku sudah mulai berada dia alam mimpi ku sekarang.
Yeyy, jgn lupa vote nya ya gadis2:*