Harry's Pov
Hari ini aku akan mengantar Kendall ke rumah sakit. Dia harus menjalankan terapi nya.
Aku sedang duduk di sofa menunggu Kendall bersiap-siap.
"Kau sudah siap?" Ucap ku ketika melihat Kendall keluar dari kamarnya.
"Sudah"
"Ayo kita berangkat sekarang"
Aku memarkirkan mobil ku di pekarangan rumah sakit. Aku juga membantu Kendall untuk turun dari mobil.
Akhir-akhir ini dia sering merasa lemah. Mungkin karena efek dari penyakit kanker otak yang diderita nya.
Aku tidak pernah menyangka Kendall akan menderita penyakit ini. Dia juga menjadi agak pemurung sekarang.
Dia juga sering melamun. Setiap kali aku berbicara dengannya, tatapannya tampak kosong. Dia seperti kehilangan separuh hidupnya.
Tapi kupastikan, selama aku berada disampingnya aku akan selalu berusaha untuk membuatnya sembuh dan mengembalikan Kendall ku yang ceria lagi.
"Hmm, Harry?"
"Ya, sayang?"
"Aku tidak mau menjalankan terapi. Terapi itu sangat sakit dan aku tidak suka" ucap Kendall menundukkan kepalanya.
"Tapi kau harus, Ken. Kau harus melakukan itu agar kau sembuh. Ayolah, aku akan menemani mu dan kau boleh menyalurkan rasa sakit mu itu pada ku. Aku siap, Ken" ucapku menenangkannya seraya tersenyum.
"Tapi aku tak yakin akan sembuh. Terapi itu hanya membuatku semakin merasakan sakit yang amat sangat"
"Kau harus kuat, kau harus berjuang untuk dirimu seperti aku yang berjuang untuk melakukan apa saja agar kau sembuh"
Gadis ku sangat rapuh sekarang. Aku semakin tidak tega melihatnya. Semakin hari wajahnya semakin pucat saja.
"Nona Kendall, anda sudah siap untuk diterapi?" Tanya seorang suster saat aku dan Kendall berada di depan ruangan terapi.
"Hmm ya. Harry, kau menunggu di luar saja ya"
"Kenapa?"
"Aku tidak mau kau melihatku yang sedang kesakitan nantinya. Lebih baik kau tunggu disini saja"
"Tapi aku ingin menemani mu"
"Harry, kumohon"
"Hmm kau yakin?"
"Ya"
"Baik lah, kau bisa panggil aku jika ada apa-apa ya"
Kendall pun masuk dan ditemani oleh seorang suster yang akan mendampinginya.
Aku mengusap-usap wajahku. Aku gelisah harus menunggu di luar seperti ini. Bagaimana kalau dia merasakan sakit itu? Aku ingin sekali menemani nya dan menyalurkan rasa sakit itu ke tubuh ku.
Agar aku tau bagaimana rasa sakit yang diderita Kendall selama ini.
Kau harus kuat, Ken. Aku disini untukmu. Gumamku dalam hati.
Olivia's Pov
Aku bangun dari tidur ku dan merasakan kepala ku yang sangat sakit seperti dihujam ribuan pisau.
Aku menjambak-jambak rambut ku dengan kuat untuk meredakan rasa sakit yang kualami.
Belum lagi kaki ku yang terasa kaku dan sulit untuk digerakkan.
Ada apa dengan ku?
"Aaaaaaaaaaaa!!!" Aku menjerit menahan rasa sakit di kepalaku yang tak kunjung mereda.
Ya tuhan sakit sekali rasanya. Aku memang sering merasakan sakit kepala tapi tidak sesakit ini rasanya.
"Oliv? Oliv? Ada apa?!!" Pekik Kelly berlari ke dalam kamarku.
"Kepa-la ku, aww... sangat sakit Kell. Bisakah kau ambilkan obat sakit kepala di dalam laci meja ku?" Ucap ku menahan rasa sakit.
"Baiklah.... ini ini obatnya, sebentar aku ambilkan air ya.." Kelly berlari secepat mungkin ke arah dapur.
Tak lama tampak Kelly dengan tergesa-gesa membawakan segelas air.
"Ini ayo, minum lah" Kelly pun membantu ku untuk meminum obat ku.
Setelahnya aku merasa sakit itu sedikit berkurang walaupun masih terasa. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding di belakangku.
"Sudah merasa lega?"
"Ya"
"Ada apa denganmu, Oliv?
"Aku tidak tau. Tadi aku bangun dan tiba-tiba merasa kepala ku sangat sakit" ucapku memegang kepala ku.
"Kau harus pergi ke dokter. Ayo aku akan menemani mu"
"Tidak perlu, Kelly. Aku tidak apa-apa"
"Kau kesakitan seperti itu dan kau bilang tak apa-apa?"
"Iya aku tidak apa-apa"
"Oliv, apa ini? Kenapa ada bercak-bercak merah di wajahmu dan... tangan mu?" Ucap Kelly menunjuk wajah serta tangan ku.
"Benarkah?"
Aku pun segera bangkit dan dibantu oleh Kelly. Kulihat diriku di cermin, dan ya benar apa yang dikatakan oleh Kelly.
Ada bercak-bercak merah di wajah ku, di leher ku, di tangan ku, dan....
Kulihat lagi seluruh bagian tubuh ku dan ya semuanya terdapat bercak merah itu.
Apa ini?
Aku juga merasakan sedikit gatal pada bercak-bercak merah ini.
"Kita harus ke dokter, Oliv. Ayo kau jangan membantah lagi. Lihat lah dirimu dan lihat lah bercak-bercak merah itu" ucap Kelly menunjuk nunjuk tubuhku.
Aku hanya mengangguk lemah mendengar ucapan Kelly. Semoga saja aku tidak kenapa-kenapa.
Wahh Oliv kenapa ya?
Tunggu jawabannya setelah aku updated chap selanjutnya oke:*Vote and comment yaa
Hope you enjoy...!!