Author's pov
"Now, you can kiss your wife."
Mata Harry dan Oliv bertemu. Tubuh keduanya terasa kaku dan membeku. Memang, ini bukan kali pertama mereka berciuman. hanya saja keduanya merasa canggung. Pasalnya ini ciuman pertama mereka setelah sah menjadi sepasang suami dan istri.
Harry tampak sangat tampan dengan setelan tuxedonya dan Olivia terlihat sangat anggun dengan gaun putih dan rambut yang disanggul kebelakang. Harry menatap Oliv lekat di manik matanya dan Oliv menahan nafas saat Harry memajukan wajahnya perlahan. Dengan refleks gadis itu memejamkan matanya.
Bibir keduanya bertemu. Awalnya masih terasa canggung, namun lama kelamaan keduanya menikmati ciuman atas dasar cinta itu dalam durasi beberapa detik. Kemudian bibir keduanya terlepas dan samasama tersenyum.
Harry mengecup dahi Oliv membuat semua orang yang berada disana bertepuk tangan gembira. Bahkan Kelly, sampai menitikkan air mata. Merasa bahagia untuk kakak kesayangannya. Tak menyangka jika akhirnya kakaknya menemukan cinta sejati yang akan selalu menyayangi dan menjaganya.
"Kau sangat cantik hari ini,"
Oliv tersipu malu mendengar pengakuan Harry terhadap dirinya. Bahkan karena itu mata Harry pun seperti tak ingin lepas dari gadis yang kini sudah menjadi istrinya itu.
"Terimakasih untuk segalanya, Oliv. Aku ingin kau mendampingiku sampai maut yang memisahkan. Aku benar-benar mencintaimu, istriku."
Oliv tersenyum haru dan menyentuh wajah Harry sebelum mengecup singkat pipinya, "Aku juga mencintaimu, suamiku."
Dan setelahnya keduanya berpelukan erat.
Anne tersenyum, lalu menatap suaminya yang kini berdiri disamping kanannya lalu beralih menatap Zayn yang berdiri disamping kirinya. Mata Anne berkaca-kaca karena bahagia dan disenderkannya tubuhnya pada dada bidang suaminya yang kini merangkul pundaknya dengan erat.
Zayn yang melihatnya ikut tersenyum dan ikut memeluk ibu tiri dan juga ayah yang sangat disayanginya. Kemudian matanya beralih menatap ke altar yang memperlihatkan kedua insan yang sedang berbahagia sembari menyapa para tamu yang hadir. Bibir Zayn menyunggingkan senyuman melihat itu. Hatinya terasa hangat karena kini tidak ada lagi perasaan benci Harry terhadap dirinya. Karena itulah yang selama ini ia nantikan. Memang, penantian yang tulus dan sabar pasti akan membuahkan hasil yang baik.
Olivia tersenyum kepada Niall yang kini berdiri dihadapannya sebelum menarik Niall kedalam pelukannya.
"Sahabatku terlihat sangat cantik hari ini. Kau benar-benar beruntung, Harry."
Harry terkekeh mendengar perkataan Niall. Olivia yang mendengarnya pun memutarkan bola mata dan ikut tertawa bersama Niall dan Harry.
"Terimakasih Niall. Aku berharap kau akan segera mendapatkan kekasih dan juga akan menikah seperti kami." Ujar Harry tersenyum.
"Aku belum berpikiran untuk mencari kekasih untuk saat ini. Baiklah kalau begitu aku kesana dulu, atau semua makanan itu akan habis tak tersisa."
Harry dan Oliv tertawa serentak setelah melihat Niall yang kini sudah berlari kecil ke arah deretan makanan.
Oliv dan Harry masih asyik menyapa para tamu hingga sesuatu menarik perhatian Oliv. Sesuatu yang berdiri di kerumunan banyak orang yang terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing. Oliv dapat melihat seorang wanita misterius mengenakan jubah hitam yang menutupi seluruh bagian tubuh dan juga wajahnya. Oliv dapat memastikan jika itu benar-benar wanita karena melihat rambut wanita itu yang tergerai.
Dahi Oliv mengkerut dan matanya masih terkunci pada wanita misterius yang berdiri tak jauh darinya. Sesaat kemudian wanita itu membuka penutup kepala pada jubahnya dan jujur kali ini Olivia benar-benar tercengang melihatnya.
Kendall. Ya, itu Kendall.
Olivia menahan nafas. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Sama sepertinya, wanita yang terlihat seperti Kendall itu juga menatapnya. Namun, kini bukan lagi tatapan kebencian yang selalu biasa Kendall perlihatkan padanya. Kali ini, tatapan itu terlihat hangat dan penuh dengan senyuman. Wajahnya juga terlihat bersinar dilihat dari tempatnya berada.
Oliv tak berkedip sampai Kendall yang berdiri disana menggerakkan bibirnya seperti mengucapkan sesuatu, namun dapat didengar jelas oleh telinganya.
Kira-kira beginilah perkataannya. "Selamat, Oliv. Aku turut bahagia. Tolong jagalah Harry untukku."
Kalimatnya memang terdengar singkat, tapi sukses membuat Oliv menitikkan air mata dan tanpa sadar ia juga ikut tersenyum. Kaki Oliv melangkah untuk mendekati Kendall tetapi suara Harry membuat langkahnya terhenti.
"Oliv, kau mau kemana?"
Oliv menoleh dan Harry cukup terkejut melihat wajah Oliv yang sudah dibasahi air mata, "Hei, kenapa menangis?"
Harry mengusap air mata di pipi Oliv dan Oliv menggenggam tangan Harry yang sedang mengusap air matanya.
"Harry... Kendall, dia ada disini."
Alis Harry bertaut dan ia merasa aneh dengan ucapan Oliv barusan, "Oliv apa yang sedang kau bicarakan? Tidak mungkin Kendall ada disini. Kau tahu kan kalau---"
"Tidak, Harry. Aku tidak berbohong. Kendall memang berada disini dan dia ada disana."
Oliv menunjuk tempat Kendall berada tadi dan ia terdiam. Gadis itu terdiam karena ia tak melihat Kendall disana. Padahal tadi jelas-jelas ia melihat Kendall berdiri disana dan berbicara padanya. Perlahan-lahan diturunkannya lagi tangannya.
"Oliv? Apa kau baik-baik saja?"
Oliv tersentak saat Harry memegang pundaknya, "Ya Tuhan bagaimana mungkin aku berhalusinasi bahwa Kendall ada disini."
Harry tersenyum dan merangkul Oliv, "Mungkin itu karena ia ikut merasa berbahagia atas pernikahan kita."
Oliv menatap Harry dan ikut tersenyum melihat wajah tampan suaminya yang tampak cerah hari ini. Dan kemudian ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang suaminya yang kini merangkulnya dengan erat.
"Hei kalian pasangan suami istri, sekarang saatnya mengganti pakaian, ayo. Jangan bermesraan saja."
Oliv dan Harry melepas rangkulan mereka saat melihat Kelly yang berdiri disamping mereka kemudian keduanya terkekeh.
"Baiklah, ayo."
Oliv mendekati Kelly dan Kelly menggandeng lengan kakaknya itu berjalan keruang ganti untuk mengganti pakaian menjadi pakaian yang lebih santai.
"Kau harus mendadani istriku secantik mungkin, Kel." teriak Harry membuat Kelly menolehkan kepalanya dan mengangkat tangan membentuk isyarat "Ok" kepada Harry. Dan Oliv yang melihatnya hanya memutarkan bola mata.
"Harry."
Harry menoleh dan mendapati Zayn yang kini berdiri disampingnya. Lalu kemudian pemuda tampan itu tersenyum.
"Zayn? Apa kau juga akan mengajakku mengganti pakaian? Kalau begitu ayo." Ujar Harry dengan ceria.
Harry merangkul Zayn dan mereka berdua berjalan beriringan. Membuat Anne yang melihatnya tersenyum dan merasa hatinya hangat melihat kedua putranya yang kini sudah dapat akur.
Sore itu menjadi sore yang bahagia bagi semua orang yang hadir disana.
Tamat.
Berakhirlah cerita ini...
Woah hantunya Kendall gentayangan tuh, hehe gk deng mungkin itu cuma halusinasinya si Oliv aja tuh..
Fyi, suaminya Anne bukan berarti dad Yaser ya, memang itu ayahnya Zayn, tapi disini aku buatnya bukan dad Yaser. Tapi terserah kalian mau menganggap siapa sebagai cast nya ayah mereka.
Oke sekali lagi aku mau ngucapin terimakasih buat kalian yang setia ngikutin cerita ini sampe akhir. Dan aki jg mau minta maaf klo cerita ini mungkin gk sesuai harapan kalian. But, keep vomment ya guys...
Yaudah mungkin segitu aja. Sekian dari saya dan terimakasih.
All the love. C