Zayn's Pov
Oliv?!!
Kenapa Oliv? Apa hubungan Harry dan Oliv? Dan bagaimana bisa Harry mengenal Oliv? Dan mengapa Kendall memberikan Harry kepada Oliv?
Segudang pertanyaan itu berputar di kepala ku. Aku berkutat dengan pikiran ku seakan-akan sedang mencari jawaban.
Aku diam termenung memikirkan semua pertanyaan itu yang seakan menari-nari di kepala ku.
"Zayn? Kau tak apa?"
Suara Kendall membuat ku tersadar kembali ke dunia nyata. Aku tak sadar jika daritadi Kendall melihatiku sedangkan aku sibuk dengan pemikiran ku sendiri.
"Hmm ya, aku tidak apa-apa"
"Baiklah, ayo masuk biar ku obati luka mu"
Kendall pun menggiring ku masuk ke dalam. Sial, badanku sakit sekali rasanya. Aku berjalan tergopoh-gopoh dengan Kendall yang terus menopang tubuh ku.
Kendall pun mendudukkan aku di sofa sembari dia mengambil kotak p3k untuk mengobati luka lebam ku akibat pukulan Harry.
"Maafkan aku.... karena aku kau jadi begini Zayn" ucapnya sambil mengelap bagian sudut bibirku yang terdapat bekas darah.
"Tak apa, Ken" balas ku berusaha tersenyum.
Kendall hanya tersenyum melihat ku. Terlihat wajahnya yang sedih karena telah menyakiti perasaan Harry.
"Kau menyesal? Wajah mu terlihat sedih, Ken"
"Ah tidak, aku tidak menyesal. Hanya saja aku sedih melihat wajahmu yang babak belur begini" ucapnya menundukkan kepalanya.
"Hey, sudah ku bilang aku tak apa-apa. Aku mengerti kenapa Harry bersikap seperti itu tadi" aku mengangkat dagunya dan mengusap pipinya yang terdapat bekas air mata yang sudah mengering.
Kendall hanya mengangguk lemah mendengar ucapan ku dan dia melanjutkan mengobati luka yang ada di wajah ku.
"Oh ya, boleh aku bertanya sesuatu?" Aku ingin sekali mengajukan pertanyaan yang daritadi terus berputar di kepala ku.
"Tentu"
"Kau mengenal Oliv?"
"Ya aku mengenalnya, dia teman satu kampus Harry setauku. Dan hey, kau juga mengenalnya?" Tanya Kendall seolah terkejut aku menanyakan Oliv padanya.
"Ya dia juga teman satu kampus ku. Teman sekelas ku juga"
"Wahh dunia sangat sempit ya"
"Dan mengapa kau memberikan Harry kepada Oliv?"
Kendall tampak diam sebentar memikirkan jawaban atas pertanyaanku.
"Karena Oliv mencintai Harry mungkin" ucapnya mengedikkan bahu.
"Bagaimana kau tau kalau Oliv mencintai Harry?"
"Waktu itu aku dan Harry bertemu dengannya di rumah sakit, kami sempat berbincang sebentar, dan tak sengaja aku melihat Oliv menatap Harry penuh arti. Kurasa Oliv mencintai Harry"
"Bagaimana mereka bisa bertemu?"
Aku terus bertanya pada Kendall. Tapi untung saja dia tidak marah karena aku banyak sekali bertanya.
"Sebenarnya pertemuan mereka tidaklah baik. Aku dan Harry datang ke kafe tempat Oliv bekerja, saat itu Harry marah-marah pada Oliv karena dia tak sengaja menumpahkan kopi ke pakaian Harry. Aku sempat menasihati Harry agar menjaga sikapnya. Dan tak kusangka mereka berteman baik sekarang"
Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Kendall.
"Kau mau mandi? Biar aku siapkan air hangat untukmu" Kendall beranjak dari duduknya menuju kamar mandi.
Author's Pov
Harry membanting tubuhnya dengan kasar diranjangnya. Ya, saat ini dia sedang berada di apartemennya. Sudah seminggu dia tinggal disini.
Harry menjambak rambut nya dengan frustasi. Dia benar-benar seperti orang yang kehilangan akal.
Sesekali dia berteriak-teriak memanggil nama Kendall. Dia merasa sudah seperti orang gila sekarang.
Tapi Harry teringat akan kata-kata Kendall bahwa Oliv mencintainya. Apakah itu benar?
"Aku harus menghubungi Oliv"
Dengan cepat dia merogoh ponselnya disaku celananya dan mulai memencet tombol panggilan ke nomor telepon Oliv.
Ini yang kau mau, Ken. Ya aku akan melakukannya asal kau bahagia.
Batin Harry.
Olivia's Pov
Aku mendengar ponselku berbunyi. Aku segera meraih ponsel ku yang berada di atas meja nakas di samping ranjang ku.
Aku melihat nomor yang tak kukenali tertera di layar ponsel ku. Siapa ini?
"Hallo?" Aku mengangkatnya dengan ragu.
"Oliv? Ini aku Harry"
"Harry? Darimana kau mengetahui nomor ponsel ku?"
"Hey kau lupa? Kau yang memberinya saat aku mengantar mu pulang waktu itu. Ya memang aku yang memintanya padamu waktu itu haha" terdengar kekehan pelan dari suara Harry.
Aku tersenyum mendengar suara yang sangat kurindukan ini. Walaupun aku tau Harry tidak melihat bibirku yang sedang tersenyum ini.
"Oliv kau mendengar ku?"
Suara Harry sontak menyadarkan ku.
"Ah ya, aku mendengarmu Harry"
"Haha, bisakah kita bertemu?"
"Hmm tapi, aku sedang sakit Harry" oh sial, suara ku melemah sekarang.
"Kau masih sakit? Ah ya tuhan, maafkan aku tidak mengetahuinya. Pantas saja aku tidak melihatmu di kampus belakangan ini. Baiklah kalau begitu aku akan kerumahmu, tunggu aku okey?"
Harry memutuskan sambungan teleponnya sepihak. Aku benar-benar tidak percaya Harry akan datang untuk menjengukku.
Ah, wajah ku pasti sangat jelek saat ini. Dengan cepat aku bergegas ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan memperbaiki tatanan rambutku.
Mungkin aku berlebihan, tapi aku sudah mengatakannya. Aku ingin terlihat cantik dimata Harry.
Aku terus menyunggingkan senyumku seraya menyisir rambut ku di depan cermin.
Vote!!!!!
Comment!!!!
Okey?;)