Chapter 40

746 71 10
                                    

Sudah kurang lebih 3 bulan lamanya dan kini Harry sudah diperbolehkan untuk pulang. Bahkan ini juga sudah seminggu sejak kepulangannya dari rumah sakit. Pemuda itu pun seperti tidak ingin lepas dari Oliv maka dari itu Oliv selalu ada untuknya dan selalu ada disampingnya.

Harry sedang berbaring di tempat tidur dan kini ia tak lagi memakai penyangga apapun ditubuhnya. Ia merasa sudah dapat bergerak sepenuhnya walaupun kadang-kadang ia juga masih merasa ngilu di tulang karena ini masih dikatakan masa pemulihan baginya.

Pemuda itu berbaring dengan hati yang gelisah. Pasalnya gadis yang belakangan ini selalu ada bersamanya tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali hari ini. Biasanya Oliv akan datang setelah selesai bekerja tapi sampai detik ini juga pun gadis itu tidak datang membuat Harry menunggunya dengan gelisah.

Harry bangkit dari tidurnya dan berjalan untuk mencari ponselnya agar ia dapat menghubungi gadis yang saat ini sedang ia tunggu. Tapi sayang, ponselnya tidak ditemukan dimanapun, membuat Harry mendengus kesal dan mengumpat berkali-kali. Entah kenapa perasaannya sangat tidak enak hari ini.

Tak lama pintu kamarnya terbuka dan memunculkan Zayn disana. Harry melirik sekilas sebelum kembali memalingkan wajahnya dan sibuk mencari ponselnya.

***

Olivia baru saja selesai mandi dan ia terlihat sangat terburu-buru. Tentu saja, pasalnya ia belum bertemu Harry hari ini dan ingin memastikan kondisi pemuda itu. Oliv memakai pakaian dengan terburu-buru sampai suara notifikasi ponsel yang sedang diisi baterainya itu mengalihkan perhatiannya.

Oliv berjalan mendekati ponsel yang terletak diatas meja dan kemudian mengecek notifikasi dan ternyata sebuah pesan tertera disana. Gadis itu mengernyit ketika melihat nomor tak dikenal itu sebelum membuka isi pesan tersebut.

From: unknown number

Temui aku di gedung atap kampus sekarang jika kau ingin Harry selamat.

Satu pesan itu sukses membuat Oliv tercengang dan merasa lututnya melemas. Gadis itu mencoba menghubungi nomor tersebut tetapi tidak aktif dan ia juga menghubungi nomor Harry tetapi sama, nomornya juga tidak aktif. Tanpa pikir panjang lagi gadis itu langsung berlari keluar tanpa membawa apapun dengan perasaan khawatir yang teramat sangat. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah pemuda yang dicintainya yang mungkin saja sedang ada dalam bahaya yang harus dengan segera diselamatkannya.

***

"Kau sedang mencari apa?" Zayn bertanya ketika melihat wajah Harry yang berkerut karena tidak mendapatkan apa yang dicarinya.

"Ponselku," jawab pemuda itu cepat tanpa menoleh sedikitpun pada Zayn.

"Apa kau ingat dimana terakhir kali kau meletakkannya? Kalau begitu biar kubantu carikan," Zayn berkata sembari bergerak dan mulai membantu Harry mencari ponselnya yang hilang.

"Shit, bagaimana bisa tidak ada!" Harry berkata frustasi sambil menjambaki rambut keritingnya yang berantakan.

"Aku akan coba cari diluar,"

Zayn berlari keluar dan Harry hanya menatapnya kemudian menghela nafas. Pemuda itu menghempaskan tubuhnya dikasur dan mengusap wajahnya dengan kasar.

Tak lama Zayn datang kembali membawa apa yang ia cari daritadi.

"Ini, kau meletakkannya di bawah sofa ternyata," Zayn berkata dan memberi ponsel itu kepada Harry.

Tanpa sadar Harry tersenyum, "Terimakasih, Zayn. Oh sial, baterainya habis,"

Dengan segera pemuda itu bangkit untuk mengisi baterai ponselnya yang habis sebelum menghidupkannya.

"Mengapa kau begitu cemas?"

Olivia [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang