Olivia's Pov
Sudah 3 hari ini aku tidak datang ke kampus. Aku beristirahat saja dirumah dan ditemani Kelly.
Bahkan Kelly rela tidak bersekolah hanya demi menjaga ku.
Lihat lah betapa manis nya adik ku ini. Aku sangat-sangat menyayanginya.
Aku tengah menatap keluar jendela. Melihat burung-burung yang sedang berkicauan di balik jendela kamarku dan juga memandang langit yang tampak cerah.
Sudah 3 hari ini juga aku terus berdiam diri di kamar. Semenjak aku merasakan sakit kepala pada pagi itu, aku merasa tubuh ku sangat lemas sampai saat ini.
Tadi malam bercak-bercak merah itu sudah menjalar di seluruh bagian tubuh ku.
Tapi kurasa pagi ini sudah sedikit berkurang. Bagus lah, semoga saja bercak itu tidak timbul lagi.
"Kau sudah baikan?" Kelly masuk ke kamar ku membawa sebuah nampan yang kupastikan itu adalah sarapan pagi untukku.
"Ya, sudah mendingan. Kurasa bercak merah itu sudah sedikit menghilang" ucap ku seraya memeriksa bagian tubuhku yang terdapat bercak merah itu.
"Kau benar, ini makanlah. Kau harus makan, sist. Dari semalam kau makan hanya sedikit. Aku takut tubuh mu semakin melemah" Kelly hendak menyuapkan satu sendok bubur ke dalam mulut ku. Namun aku menolaknya.
"Tidak, Kelly. Aku benar-benar tidak selera makan"
"Oh ayolah, apa kau tidak ingin sembuh?"
Tok tok tok.....
"Sebentar biar ku bukakan" ucap Kelly dan bangkit dari duduk nya hendak membuka pintu nya.
Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapan Kelly.
"Hallo, Oliv. Bagaimana kabar mu?"
"Niall?" Ucap ku kaget sekaligus merasa senang.
"Sudah 3 hari kau tidak datang. Aku sudah sangat merindukan mu" Niall mendekati ku dan memelukku singkat.
"Aku juga merindukanmu, Ni. Bagaimana kuliah mu?"
"Ya seperti biasanya, hanya saja terasa berbeda ketika kau tak ada" ucap Niall menggoda ku.
"Ah kau bisa saja, blonde" ucapku tertawa pelan.
"Hmm, Niall. Bisakah kau membantu ku untuk memberi Oliv makan? Dia sangat susah makan, kupikir jika disuap denganmu dia akan mau membuka mulut nya itu" ucap Kelly secara tiba-tiba dari arah pintu.
Aku memberikan Kelly tatapan tajam ku dan sesekali aku mengancamnya dengan tatapan ku.
Dia hanya tertawa saja ketika aku menatapnya seperti itu.
"Hmm benar begitu, Oliv? Baiklah sini berikan buburnya biar aku yang akan memaksanya untuk makan" ucap Niall mengambil alih mangkuk bubur yang dipegang oleh Kelly.
Niall pun hendak melayangkan satu suapan ke arah ku, namun aku cepat-cepat mengatupkan bibirku rapat-rapat.
"Ayolah, Oliv satu suap saja kumohon. Kau harus meminum obat mu" Niall pun memasang puppy face nya.
"Aku tidak mau titik! Jangan paksa aku Niall" ucap ku menjauh-jauhkan bibir ku dari sendok yang sedang berada tepat di depan wajah ku.
"Lihatlah dirimu itu, kau semakin kurus, Oliv. Kurasa Harry tidak akan mau melihat mu jika tubuhmu saja sudah tinggal tulang nanti nya"