PART 23 🌺 (2)

309 27 0
                                    

...

Dulu, Ali dan Vinka memang menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih di SMP nya. Kehangatan dari hubungan keduanya selalu berhasil menyita perhatian setiap orang yang ada disekolahnya. Bahkan sedikitpun tak pernah beredar rumor tentang keretakan hubungan dari keduanya. Mereka selalu terlihat bersama, memamerkan berbagai senyuman yang selalu diciptakan oleh keduanya. Hingga tiba akhirnya, kerenggangan diantara keduanya mulai terasa sejak keduanya menginjak SMA. Vinka mulai menjauh seiring berjalannya waktu, sibuk dengan urusannya, dan tidak pernah lagi menanggapi tawaran Ali untuk mengajaknya pulang bersama. Dan saat itulah Ali menyadarinya, bahwa ada hal aneh yang mengganggu hubungan keduanya.

Saat itu, ketika Ali dan ketiga sahabatnya sedang makan bersama di sebuah restoran yang ada di salah satu mall, Ali memergoki Vinka sedang menggandeng seorang pria bersamanya. Gelagat yang ditunjukkannnya sangat kelewat batas, mereka sangat mesra. Bertukar tawa sembari menunjukkan kemesraannya. Dan semenjak itulah, Ali memutuskan hubungan keduanya dan membiarkan Vinka bersama dengan kebahagiaannya. Namun tak lama setelah kandasnya hubungan Ali dengan Vinka, hubungannya dengan pria itupun turut usai. Keduanya tidak lagi menjalin hubungan, dan bahkan, wanita itu menjadi terobsesi dengan Julian, sahabatnya. Perih memang mengetahui kenyataan itu, namun apa yang mau dikata, toh mereka memang tidak lagi memiliki hubungan. Jadi untuk apa cemburu jika memang tak ada lagi status yang mengikat?

"Mantan terindah mbahmu! Bodo amat lah. Gua mau godain Wina aja. Lagipula, pesona gua gak kalah bagus sama Abel."

"Ada apa?" tanya Wina yang baru tiba di tempatnya.

Ali memutarkan pandangannya dan tersenyum kearah kedua wanita itu. "Gak apa-apa. Kok gua perhatiin, lo berdua tambah cantik aja sih? Perawatan dimana?" tanya Ali.

Kedua wanita itu tertegun mendengarnya. Mereka hanya mengernyitkan dahinya bingung. Heran dengan kalimat dan pertanyaan yang dilontarkan oleh pria terbut. Seharusnya mereka memaklumi itu, karena bagaimanapun, pria itu sudah sangat terkenal dengan julukan playernya. Namun entah karena apa, ia seperti sedang menghindari sesuatu.

Abel yang tak ingin Wina menjadi korban sahabatnya, ia segera menyela pembicaraan. "Lo berdua liat Julian gak?"

Wina menyadarkan dirinya dan menatap Abel terang-terangan. "Dia di depan IIS 5 tadi."

"Masih disana?" tanya Raffa. Wina mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Lantas, ia mengalihkan pandangannya pada Abel. "Ngapain sih dia? Masa lo gak tahu dia ada urusan apa?"

"Ya gua gak tahu. Dia baru dateng waktu lo manggil, jadi mana gua tahu." tukasnya. "Nah, ni dia orangnya.'

Julian tersenyum kearah Rachel tanpa menghiraukan ketiga temannya. "Lo kok disini? Dari tadi?" tanyanya pada Rachel.

Raffa yang mendengar itu hanya bisa mendengus kesal. "Perasaan yang nungguin kita, kenapa yang disapa duluan mereka?" sindir Raffa.

Tetap, Julian tetap tidak menghiraukan ketiga temannya. "Makan disini aja. Lo mau pesen apa, biar gua pesenin."

"Eh, gak usah. Kita gak lama kok. Mau beli air mineral aja." ucapnya. "Ya udah Win, ayok."

"Perasaan lo berdua udah mesen bakso si bibi deh, kenapa sekarang mau buru-buru balik?" tanya Ali.

"Ha? Itu, em.."

Rachel Dan JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang