16

2.7K 72 0
                                    

Vio

"Sumpah, kalian keren banget tadi!" Aku mengacungkan kedua jempo tangan ku ke arah Brian, Aldi, dan Tomi.

"Makasih, Vi." Brian tersenyum lebar.

"Emang, baru tau lu?" Aldi dan Tomi tertawa mendengar ucapanku.

"Gue baru pertama kali liat kalian live sih." Aku ikut tertawa.

"Leo dimana Vi?" Brian melihat ke kanan dan kiri mencari sosok Leo.

"Eh gatau, nyari angin tadi dia." Aku menggaruk hidungku yang tidak gatal.
"Ooh, iya emang kebiasaan dia gitu kalo di tempat rame kayak gini." Brian memilih duduk di sampingku.

Deg. Deg.

Kenapa aku deg-degan?

Jantungku kembali berdetak kencang. Aku dapat merasakan kencang nya jantungku berdetak.

Brian duduk di sampingku.

Aku dapat merasakan Brian yang duduk sangat dekat denganku.

"Mm, udah makan Yan?"

Aduh kenapa lo nanya pertanyaan bodoh kayak gitu, salah tingkah banget.

Aku menepuk jidatku pelan, dan memainkan rambutku.

"Ha? Eh, mm..Udah tadi heee." Brian terkekeh kemudian membenarkan tali sepatunya.

"Gimana tadi perform gua nyanyi Over Again?" Brian merentangkan tangannya keatas. Sepertinya dia lelah.

"Gila, gue menghayati banget dengernya hahahaha." Aku tertawa seperti cewek-cewek kebanyakan, aduh gimana dong malu banget ketawa di depan Brian.

"Ketawa lo lucu dah, Vi. Hahahahah." Brian tertawa mendengar tawaku.

"Is that a good thing..or a bad thing?" Aku mengerutkan keningku dan mengusap-usap lenganku.

"Dua-duanya? Hahahah, its a good thing of course. Ketawa lo lucu." Brian tersenyum memamerkan giginya.

"Yan, kantin yuk." Aldi menarik baju Brian dan mengikuti Tomi yang sudah berjalan duluan ke arah kantin yang ada.

"Eh Vi, gue ikut mereka dulu ya, ati-ati jangan bengong hahahaha." Brian berjalan mengekor Aldi dan Tomi.

"Oh, eh iya, ati-ati juga eh? iya dah heehehehe." Aku tertawa kecil mendengar ucapan Brian masih mengusap-usap lenganku, malu banget.

Beberapa menit kemudian, Anna datang dengan wajah kusut.

Hp Anna hilang.

Anna menggerutu, dan mengutuk dirinya sendiri, aku berusaha menenangkannya.

Setelah itu, Brian, Aldi, Tomi, dan Leo akhirnya kembali ke tempat kami berada.

Brian berusaha menenangkan Anna dengan berkata bahwa kakaknya mengenal Deva.

Aku melihat Anna menunjuk-nunjuk kearah panggung, menunjuk laki-laki yang memegang gitar listrik hitam. Ooh itu Deva. Deva yang telah menabrak Anna dan membawa hp Anna bersamanya.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah Brian, aku melihat Brian yang sedang mengelus-elus punggung Anna, menenangkan Anna.

Tumbuh rasa iri di dalam hatiku.

Engga, jangan Vio jangan.

Anna sekarang lagi sedih, Brian hanya menenangkan Anna.

Ohya,

Brian menyukai Anna.

Brian hanya mengajak kamu ngobrol doang.

Um, ya sebenarnya kamu yang mengajak ngobrol dia.

M I N E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang