Vio
Aku mengikuti Anna yang berjalan mengikuti Leo, Brian, Aldi, dan Tomi. Brothers harus segera pergi ke belakang panggung untuk bersiap-siap.
"Brothers tampil berapa jam?" Tanyaku pada Anna.
"Satu jam doang, sampe jam delapan."
"Iya sebentar." Aku meneguk coca cola ku sampai habis dan melemparnya ke arah tong sampah terdekat.
"Iya, soalnya nanti ada band dari sekolah lain."
"Siapa?"
"Lah au dah, Brian juga lupa band apa namanya dari sekolah mana." Anna menaikkan bahunya sambil mengikat rambutnya.
"Yeh bayar gocap buat sejam doang." Aku menggerutu dan menendang kerikil-kerikil yang berserakan di jalan.
"Disini aja dulu liat band yang lain tampil." Ujar Leo.
"Males, ga kenal."
"Yaelah gapapa, sekalian nyari jodoh."
"Apaan sih Yo apaan." Aku menendang kerikik berukuran agak besar kearah Leo."Lo pada kesitu aja ya, ke tempat penonton tuh." Brian menunjuk tempat yang dia maksud.
"Gue harus ke backstage nih soalnya, gapapa yak?"
"Santai, these girls are safe around Leo." Leo merangkul aku dan Anna.
"C'mon girls, lets go there." Leo masih merangkul aku dan Anna.
"Gua tendang mau ga, Yo?" Aku melepas rangkulan Leo dan duduk di bangku sekitar Boulevard UI.
"Mau dong, pelan ya tapi pake perasaan nendangnya."
"Iya aja dah buat kamu." Ujar Anna dan melepas rangkulan Leo.
"Bentar ya, gue ke toilet dulu." Leo berlari kecil menuju toilet yang ada di sekitar Boulevard.
"Brian kayaknya lagi ada masalah deh. Dia enggak fokus gitu kalo diajak ngobrol." Anna mengambil hp nya dan memainkan path.
"Yaa, mungkin ajaa. Coba aja lo tanya, siapa tau dia mau cerita ke lo."
"Pengen sih, cuman gue takut dibilang ikut campur aja gitu."
"Ya enggaklaah, lo kan udah deket."
"Nanti deh coba gue tanya."
Anna menyampirkan tasnya ke samping membetulkan posisi duduknya. Aku mengambil hpku dari tas dan memainkan instagramku, mengecek path juga.
Beberapa menit kemudian, banyak orang telah berkumpul di sekitar stage Boulevard.
MC pun keluar. Ada dua orang, satu perempuan berambut panjang ikal hitam legam, satu laki-laki berambut gondrong, hitam.
Mereka berdua membuka acara closing hari itu.
Kemudian, setelah 15 menit membuka acara, Brothers dipanggil untuk keluar.
"Mari kita sambut band dari SMA Panglima Mulya, BROTHERS!!!"
Aku dan Anna, juga penonton yang ada di Boulevard bertepuk tangan menyambut Brothers.
Brian yang pertama keluar dari belakang panggung dan menuju mic. Aldi dan Tomi menyusulnya. Aldi menuju drum yang ada, Tomi membawa gitar nya.
Ini pertama kalinya aku melihat Brian tampil secara live. Biasanya aku hanya menontonnya di youtube. Suara Brian lumayan juga.
Anna dan aku menari megiringi musik yang dimainkan.
"VIOOOOOO!!" Anna meneriakki namaku, awalnya aku tidak mendengarnya karena musik yang bergema kencang. Anna menepuk-nepuk bahuku kencang.
"APAA APAAA??!"
"GUE KE TOILET DULU YAAAA!!"
"HAAAA???"
"TOILET??"
"ENGGAAA GUE GAMAU KE TOILET!! MAU NONTON AJAAA!"
"GUE YANG KE TOILET MAKSUDNYAA!!"
"HAAA?"
"GUE KE TOILET!!!" Anna mengarahkan tangannya ke arah toilet yang ada. Aku mengangguk-ngangguk mengerti maksudnya. Anna segera menuju toilet yang ada.
Lampu menjadi redup, Aldi dan Tomi berlari menuju belakang panggung. Cahaya kembali agak terang menerangi piano yang berada di tengah-tengah stage.
Brian berjalan menuju piano itu. Memainkan tuts-tutsnya dengan baik, dan indah.
Aku tidak pernah menyangka Brian dapat bermain piano seperti itu. Aku sangat menyukai piano, ya walaupun aku tidak dapat memaikannya namun aku menyukai piano. Musik yang hanya memainkan piano saja seperti itu ada favoritku.
Brian menyanyikan lagu ter-baper sepanjang masa, liat video klipnya bikin tambah baper.
Brian menatapku, aku bisa merasakan matanya tertuju kepadaku, tersenyum, kemudian melihat ke arah tuts-tutsnya kembali, masih tersenyum. Aku dapat merasakan pipi ku yang merona, malu.
Brian, apa yang sebenarnya engkau pikirkan tentang ku?
Aku tidak mengerti, aku bingung.
Leo menyikutku, membangunkanku dari lamunanku. Leo menaik-naikkan kedua alisnya menunjuk-nunjuk Brian yang memperhatikanku, tersenyum, menyanyikan lagunya.
Aku merasa lagu itu ditujukkan untukku.
Ah, Vio, jangan kepedean deh.
Dia suka sama Anna.
Brian bukan tersenyum ke kamu, Vi. Dia hanya menghayati lagunya, jadi ya gitu, Vio.
Anna untuk Brian.
Brian untuk Anna, bukan kamu.
![](https://img.wattpad.com/cover/65300128-288-k349841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E
Ficção AdolescenteBuku ini menceritakan tentang beberapa remaja SMA yang saling menyimpan rasa untuk satu sama lain. Awalnya semua berjalan mulus, semulus aspal yang baru dipoles. Tapi seiring berjalan nya waktu, semua nya menjadi serumit kabel earphone kalau kita si...