22

2.6K 71 0
                                    

Anna

Brian seperti menjauh dariku, dan..

beralih ke Vio?

Yang benar saja.

Vio dan Brian sangat dekat dari tadi di sekolah. Tapi aku yakin Vio akan menjaga perasaan ku, lagipula Brian memang dekat dengan semua perempuan, dia baik, itu saja.

Aku jadi ragu,

apa Brian benar-benar menyimpan rasa untukku?

Apa Brian hanya ingin dekat saja denganku?

Tapi dia sudah membuatku jatuh ke dalam diri nya, diri Brian.

Aku berpikir, apa selama ini Brian hanya mendekatiku agar....?

Tidak, tidak.

Anna kamu tidak boleh berpikir negatif seperti itu. Aku beranjak dari tempat tidurku ketika mendengar bunyi telfon rumahku.

Ketika menginjakkan kaki di lantai, semua berubah menjadi kunang-kunang, hampir gelap, kepala ku terasa oleng ke kanan dan ke kiri.

Akhir-akhir ini memang badan ku kurang sehat. Mungkin banyak pikiran.

Aku berjalan menuju meja telefon rumahku dan mengangkatnya.

"Halo, disini Anna. Ini siapa?"

"Halo Anna, ini mama."

Wah tumben Mama menelfon aku disaat dia masih kerja seperti ini.

"Eh..mama? Ada apa ma?"

"Anna, kok kamu tidak pernah cerita ke mama kalau hp kamu hilang?"

Hah? Kok mama bisa tahu? Siapa teman-teman ku yang mengetahui kontak Mama?

"Loh? Ehm..kok mama bisa tahu?"

"Yang menemukan hp kamu ngeline mama." Ujar mama sambil tertawa kecil.

"Haah? Serius ma?"

"Iya dong, serius. Dua rius deh." Mama mencoba menggoda ku, berusaha membuat ku tertawa.

Ini pertama kali nya, dalam hidup aku, Mama dan aku bercanda seperti ini.

"Heeehe ih serius maa. Terus terus gimana ma?"

"Mama saranin kamu ketemuan aja sama dia."

"Nanti kalau aku diculik gimana ma?"

"Lebai deh, mama percaya dia enggak bakal ngapa-ngapain kamu, An."

"Kenapa mama percaya sama dia? Mama kenal?" Aku sedikit bingung dengan ucapan mama. Jangan-jangan Mama kenal dengan Deva?

"Engga, mama sama sekali enggak kenal sama dia. Tapi engga tau, hati mama kayak udah percaya sama dia. Oke mama tahu ini aneh, banget."

Aku terdiam sesaat. Bagaimana Mama dapat langsung percaya pada bocah laki-laki yang penampilannya seperti berandalan itu? Mama juga belum pernah melihat Deva kan?

Aku menghela nafas sebelum menjawab telfon Mama.

"Yaudah ma, bilang aja aku ngajak dia ketemuan di coffee shop starbucks. Hari ini, jam ini, menit ini, detik ini. Hehehe."

"Okay, hun, mama ajak dia. Mama harus kembali ke kerjaan mama ya, take care." Mama menutup telfonnya dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Aku masih tidak percaya dengan percakapan ku di telefon tadi dengan Mama. Aku merasa lebih bersemangat lagi daripada sebelumnya.

Aku segera berganti baju dengan jogger pants hitam dengan kaus putih. Aku mengambil jaketku juga dompetku dan segera berangkat menuju tempat dimana aku akan mendapatkan hp ku kembali. Yay.

M I N E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang