Author
Anna mengeluarkan dress hitam pendek dan menaruhnya di atas tempat tidur. Anna menunggu Vio selesai mandi. Engga mungkin kan, mereka mandi berdua? Mereka berdua akan bersiap-siap untuk menghadiri acara penting sekolah mereka.
Mereka berdua baru saja pulang dari Bird Park. Waktu menunjukkan pukul empat sore. Acara dimulai jam tujuh malam. Bagi para anak laki-laki, waktu tiga jam ini cukup untuk merapikan diri, memakai kemeja atau kostum lainnya. Namun bagi semua anak perempuan di dunia ini, waktu tiga jam sangat amat kurang, make up, memakai dress, mandi, lulur, dan segala macam perawatan. Itu sebabnya Anna dan Vio mandi kilat. Setelah mereka berdua selesai mandi, mereka mengenakan dress masing-masing dan saling membantu make up mereka.
This is the best part of being girls. Saling mendandani satu sama lain seperti boneka barbie. Membantu memilih warna eye shadow yang cocok, membuat shading, eye-liner, mascara.
"Eeh pinjem catokan doong!!"
"Eeh sepatu gue ilaaanng!!"
Brak!
Pintu kamar Anna dan Vio terbuka seketika suasana hening. Karen dan Salsa muncul di ambang pintu.
"PANIK EH PANIK!!!! CATOKAN GUE RUSAK! RAMBUT GUE TAPI HARUS IKEL!! GIMANA DOONG!!" Karen mengibas-ngibaskan tangannya panik.
"Ada yang punya foundation ga?!?"
"EEEH GUA ADA CATOKAN NIIH CATOKAN!!" Anna melempar catokannya ke arah Karen. Dengan sigap Karen menangkapnya.
"SINI GUE FOUNDATION-NIN!" Vio membantu Salsa dengan foundation dan juga make-up nya.
Para cewek itu pun panik tujuh keliling. Anna segera mengenakan heels putihnya. Vio mengenakan anting berhiaskan berlian hitam nya. Salsa mengenakan kalung nya dan Karen selesai dengan rambut ikalnya.
"Sumpah! Lo cantik banget, Ren!" Anna memegang pipi Karen gemas.
"Aduuh sakiit. Ayuk kita ke acara nya." Keempat cewek itu berjalan berbarengan menuju tempat acara di adakan, yaitu di roof top hotel.
***
Brian merapikan jaket kulit hitam nya untuk kesekian kali. Leo menyisir rambutnya yang basah sambil bergaya di depan cermin. Bukan Leo namanya kalo enggak sok ganteng. Brian menengok ke arah sebuket bunga mawar merah dan pink di meja riasnya. Dia membeli sebuket bunga itu di dekat hotel nya. Tentu saja dia pergi diam-diam bersama Leo untuk membelinya. Pasti tau kan, untuk siapa sebuket bunga-bunga mawar itu?
"Gua ke bawah duluan ya." Brian pergi berjalan meninggalkan Leo. Leo berlari kecil menyusul Brian yang sudah setengah jalan menuju kamar nomor 320. "Tungguin dong, bro! Buru-buru amat si, iya nanti juga ketemu eneng pio kok."
"Berisik lu, yo. Gua mau ketemu Deva dulu biar barengan ke roof top nya. Gua takut dia bingung."
"Jadi lo udah ganti cewek, Yan?" Leo menutup mulutnya dramatis.
Brian tidak merespon Leo. Mereka sampai di depan pintu kamar Deva. Brian mengetuk pintu nya dan keluarlah yang ditunggu. Deva mengenakan jaket kulit hitam kesayangannya, di dalam jaketnya terdapat kaus abu-abu polos. Jeans hitamnya menambah kesan rocker banget pada diri Deva. Deva mengambil gitar kesayangannya. "Pap, Deva ke roof top dulu ya." Kepala Gruhan menyembul dari balik pintu kamar mandi. Gruhan yang sedang tidak memakai baju mengiyakan Deva. "Hati-hati ya nak!!" Gruhan melanjutkan mandinya. Deva hanya dapat menggelengkan kepala melihat tingkah Gruhan. Brian dan Leo menahan tawa mereka. "Pinjem Deva nya bentar ya, om." Leo nyengir sambil menarik Deva keluar kamar.
Ketiga cowok itu berjalan santai menuju roof top. Brian dan Deva akan berduet menyanyikan beberapa lagu. Deva masih memikirkan cewek itu. Dia harus bertemu cewek itu, dia benar-benar tidak menyangka dapat bertemu Anna di sini. Apa itu hanya khayalannya saja? Tidak, Deva yakin seratus lima pulub persen bahwa itu adalab Anna. Deva hendak bertanya kepada Brian, karena dia mempunyai perasaan bahwa Brian mengenal Anna. Ketika mulutnya sudah terbuka untuk bertanya, pintu lift terbuka lebar dan sampailah mereka di roof top.
![](https://img.wattpad.com/cover/65300128-288-k349841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E
Fiksi RemajaBuku ini menceritakan tentang beberapa remaja SMA yang saling menyimpan rasa untuk satu sama lain. Awalnya semua berjalan mulus, semulus aspal yang baru dipoles. Tapi seiring berjalan nya waktu, semua nya menjadi serumit kabel earphone kalau kita si...