Anna
Aku terbangun dan kaget melihat keadaan sekitar yang gelap. Aku berusaha mengingat-ingat aku sedang berada dimana.
Oh iya. Aku sedang berada di rumah sakit.
Aku bergidik ngeri mengingat diriku terbangun di tengah kegelapan dan sedang berada di sebuah rumah sakit, tempat dimana orang sakit dan meninggal dunia di tempat kan. Dan tempat dimana film-film horror membuat film mereka disini, dan...
Aku menggelengkan kepala ku berusaha menghilangkan pikiran itu jauh-jauh.
Aku menyadari bahwa seseorang menggenggam tanganku.
Deva.
Aku tersenyum melihat wajah Deva yang tenang. Aku melepaskan tangan ku dari tangan Deva dengan sangat berhati-hati. Aku yakin Deva mengenggam tanganku karena dia butuh ketenangan setelah membicarakan almarhum Mama nya.
Kenapa Pak Gruhan tidak membangunkan ku? Begitu juga Mama. Aku mencari hp ku di tas sekolah dan mendapati 7 missed calls dari Mama. Aku hendak memberitahu Mama aku sedang berada di rumah sakit bersama Deva namun Mama sudah mengirim pesan kepadaku bahwa Mama sudah tahu dari Pak Gruhan kalau aku di rumah sakit.
Anna: iya ma, aku di rumah sakit tadi ketiduran hehe.
Aku menyimpan kembali hpku di dalam tas sekolah.
Tiba-tiba aku merasakan perutku sangat sakit. Aku merasa beberapa tangan menonjok perutku, memukuli perutku, aku tidak kuat menahan sakit nya. Mual sekali.
Aku segera berlari menuju kamar mandi kamar rawat Deva. Aku memuntahkan segala isi perut ku. Kepala ku pusing sekali, ada apa ini? Aku memegangi wastafel kamar mandi, berharap pusing dan rasa sakit perut hilang. Seperti nya aku menderita maag dan juga darah rendah.
"Anna?!" Deva mendapati diriku yang lemah sedang berjongkok di lantai kamar mandi dengan memegangi wastafel. Aku benar-benar tidak ingin membangunkan Deva, aku mengerutkan kening ku menahan rasa sakit.
Deva membantuku berdiri, merangkulkan tanganku di bahunya dan membawaku ke atas ranjangnya. Aku merasa tidak enak, kenapa jadi aku yang tidur di atas ranjang? Aku ingin bergerak menuju ke sofa biru, namun Deva menahan ku.
"Jangan kemana-mana, tiduran dulu disini. Gua mau bersihin kamar mandi. Awas lu gerak-gerak." Deva mengancam ku, wajahnya seram sekali jika di ruangan gelap seperti ini.
Aku hanya menganggukkan kepalaku pelan. Aku takut, juga kesakitan. Deva menyalakan lampu ruangan agar suasana tidak menyeramkan.
Deva membersihkan kamar mandi nya yang penuh dengan muntahan ku. Aku merasa tidak enak sekali. Dengan sangat pelan dan berhati-hati, aku berusaha turun dari ranjang Deva.
"Gua tau lo mau turun!" Deva sedikit berteriak lalu mengintip dari balik kamar mandi. Aku hanya bisa nyengir lalu kembali tidur di atas ranjang Deva.
Beberapa menit kemudian, Deva telah selesai membersihkan kamar mandi nya. Kemudian dia berjalan ke arah ku.
"Lo tidur disini aja dulu, enggak apa-apa. Gue tidur di situ," Deva menunjuk sofa biru.
"Enggak, Dev." Dengan cepat aku bergerak dari atas ranjang berjalan menuju sofa dan segera menduduki sofa itu.
Deva melipat tangan nya di dada. "Enggak, lo disini." Deva menunjuk ranjangnya.
"Dev..."
Deva berjalan ke arah dan menggendongku.
"Deva!" Aku mendengus kesal.
"Gue tuh enggak apa-apa. Gue cuman kena maag dan darah rendah doang." Dev meletakkan ku di atas ranjangnya dan menyelimutiku.
"Mau lo sakit sekecil apa pun gua tetep ga mau penyakit lo tambah parah."
"Gue enggak mau kayak gini. Masa elo yang sakit gue yang tidur disini." Aku menunjuk ranjang Deva dan menaikkan satu alisku.
Deva menghelas nafas.
"Minggu lalu aku yang sakit, jadi iya, aku yang tidur disini. Sekarang kamu yang sakit, Anna." Deva memelankan suaranya, melembutkannya, dan menunjuk diriku.
Aku terdiam mendengar Deva yang menggunakan kata 'aku' dan 'kamu' kepadaku. Mungkin itu adalah cara nya untuk menenangkan orang.
Aku mengangguk dan memberikan Deva senyuman. Deva membalas senyum ku dan segera pergi tidur ke atas sofa biru.
Aku memejamkan mataku, kepala ku masih terasa sangat sakit, pusing. Aku yakin aku hanya kecapekan. Aku meneguk segelas air putih di atas meja di samping ranjang tempat aku tidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/65300128-288-k349841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E
Roman pour AdolescentsBuku ini menceritakan tentang beberapa remaja SMA yang saling menyimpan rasa untuk satu sama lain. Awalnya semua berjalan mulus, semulus aspal yang baru dipoles. Tapi seiring berjalan nya waktu, semua nya menjadi serumit kabel earphone kalau kita si...