Anna
"Hooeek....eekk...hooekk...ehm..akhem..aakhh.." Aku mengeluarkan semua darah dan juga makanan yang keluar dari mulutku. Beberapa helai anak rambut berjatuhan, aku diam melihatnya. Tertegun memandang beberapa helaian rambutku.
Aku dapat mendengar teriakan Salsa dan juga Karen. Mereka berdua yang membantuku berjalan menuju toilet hotel ini. Wajah mereka panik sepanik-paniknya kalo kalian jatoh di depan gebetan kalian. Aku tidak melihat tanda-tanda keberadaan Vio selama kita sampai di Kuta.
"Ann?? Gimana Ann???" Keduanya masih menggambarkan kepanikannya. Aku membersihkan semua darah dan merapihkan baju ku. Beruntung aku menyimpan sedikit obat di saku celana ku. Aku membuka pintu toilet dan mendapati Karen dan Salsa berdiri dengan wajah pucat. Aku memandang mereka, ingin tertawa dengan ekspresi wajahnya.
"Selo selo, lo berdua kayak abis liat boneka Annabelle."
"GILAA YA LOOO tiba-tiba muka lo pucet banget kayak gitu udah kayak mau sakaratul maut!!!" Karen mengguncangkan bahuku kesal.
"Karen!!!! Jangan digoyangg!! Entar nih bocah sakaratul maut lagi!" Salsa menarik Karen menjauh dari tubuhku.
"Gamau pulaaang maunya digoyangg~~~~"
"Anna lu sakit jiwa ya:(."
"Sakit hati."
"Sakit jiwa. Fix."
"Berisik lo semua, ayuk balik lagi ke Kuta ngintipin cogan bule." Aku menarik mereka berdua dan mereka hanya bisa mendengus kesal. Tiba-tiba aku teringat dengan obatku. "Eh, ehm..lo berdua duluan aja gue mau ngambil sesuatu di kamar."
"Ngintilin cogan ga jadi nih?"
"Yah jadilah pasti. Bentar, gue mau ke kamar bentar, duluan duluan." Aku setengah mendorong mereka berdua agar cepat-cepat berjalan ke Kuta. Aku segera berlari kecil menuju kamarku.
Bruk!
"Eh yaampun maaf maaf.."
Stupid Anna.
Aku berjalan lebih cepat agar orang yang ku tabrak tidak mengejarku. Perutku perih banget. Aku ga yakin aku kuat. Aku mau pingsan. Ughh. Sampai di kamar, aku mengambil botol tupperware ungu diatas meja rias dan meminum obat ku. Meredakan rasa nyeri di perutku. Lebih tepatnya lambungku. Aku menutup mulutku ketika batuk dan mendapati sedikit bercak-bercak darah. Ya Tuhan..
Aku menekuk kedua kaki ku dan memangku wajah ku dengan telapak tangan. Aku ingin marah, tapi tidak tahu mau marah kepada siapa. Enggak ada yang bisa disalahkan. Aku ga bisa nyalahin yang diatas. Aku ingin menelfon mama, tapi aku tidak ingin dia khawatir. Dari awal perjalanan setiap mama bertanya apakah aku baik-baik saja aku selalu menjawab bahwa aku gapapa.
"Anna??!" Aku mendengar suara Vio dari pintu masuk. Mendengar itu, aku mengelap air mata ku dan berdiri memandangnya.
"Lo kenapa nangis? Ann, Karen sama Salsa tadi bilang ke gue kalo lo pucet banget, muntah-muntah juga."
"Iya, kan gue udah bilang ke lo gue punya maag makanya gue bawa obat gue."
"Lo bohong ya sama gue?"
"Ngapain gue bohong sama lo?"
"Separah itu emangnya maag lo? Gue yakin seratus persen maag lo bukan maag biasa."
"Yaiya, gue udah bilang KAAAN.." Aku malah memelototi nya karena kesal kenapa dia memaksa ku. Aku terduduk lemas diatas lantai kamar hotel. Mataku tidak terlepas dari lantai kayu hotel itu.
Vio menghela nafas, aku rasa dia menyerah dengan sikapku.
"Anna, gue enggak tau lo kenapa akhir-akhir ini. Gue sahabat lo An. Lo sama gue bukan dua cewek yang baru kenal kemaren. Lo bisa ceritain semuanya ke gue, sumpah An. Gue enggak maksud maksa, tapi gue yakin masalah lo banyak sumpah keliatan banget dari muka lo." Vio mendekati ku dan memegang kedua tangan ku, berusaha menenangkan tangisanku.
Matanya terbelalak kaget melihat bercak-bercak darah di telapak tanganku. Vio menatap wajahku dengan penuh tanya, dan kekhawatiran.
"Anna! Ini kenapa? Anna!! Lo kenapa??" Vio menaikkan nada bicaranya.
"Gue ceritain semuanya ke lo, Vi."
Vio melipat kakinya menjadi duduk bersila mencari posisi enak untuk mendengarkan ku.
"Gue.."
Aku berdeham sebentar.
"Gue kena kanker lambung stadium akhir."

KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E
أدب المراهقينBuku ini menceritakan tentang beberapa remaja SMA yang saling menyimpan rasa untuk satu sama lain. Awalnya semua berjalan mulus, semulus aspal yang baru dipoles. Tapi seiring berjalan nya waktu, semua nya menjadi serumit kabel earphone kalau kita si...