Vio
Brian: Hahaha, iya Vi. Lo dateng kan besok?
Aku tersenyum sendiri melihat pesan dari Brian.
Vio: Dateng dong. Udah beli tiketnya yakali gue ga dateng
Brian: Kali aja lo jualin lagi tiketnya
Vio: Sayang-sayanglah, gimana dah hahaha.
Aku kembali menunggu pesan dari Brian.
Tidak ada.
Hm.
Kemana dia?
Apa aku salah? Kenapa dia tidak membalasku?
Hm.
Biarkan. Bodo amat.
Aku beranjak dari sofa ruang tv menuju meja makan, aku melihat ke arah jam dinding yang terletak diatas lukisan burung merak.
Jam setengah satu.
Malam ini aku dan Anna akan menonton konser Brothers.
Anna pasti seneng banget. Iyalah, nonton gebetan nya.
Ugh aku membenci diriku sendiri ketika melakukan hal ini. Berbicara sendiri, dan membenci sahabat ku sendiri. Shit.
"Vio, kamu berangkat jam berapa kerumah Anna?" Mama muncul dari dapur dengan membawa puding vanila dan vla coklatnya yang baru saja ia masak.
"Jam satu, Ma. Mama sama Papa jadi pergi ke kost-an nya Kak Farah?"
"Iyalah. Kasian kakak kamu tuh, lagi sakit, badannya panas lagi. Udah dirawat sama ibu-ibu kost nya untungnya." Ujar Mama, sambil memasukkan puding serta vla nya kedalam kulkas.
"Kapan berangkatnya?"
"Nanti barengan aja sama kamu, Vi."
"Naik mobilnya bareng?"
"Enggak, kamu naik mobil Papa yang satu lagi aja sama Pak Pras."
Good. Waktunya bakalan makin lama kalau harus mengantar Mama dan Papa ke Bandung dulu kan. Ya kan.
"Aku ke kamar ya, Ma."
"Eh tunggu tungguu, bangunin Papa dulu gih sana, biar Papa mu mandi dulu. Udah kayak kebo enggak bangun-bangun..." Gerutu Mama sambil mengganti channel tv.
"Iya maa, bentaar."
Aku berjalan menuju kamar Papa yang terletak tidak jauh dari kamarku, bersebelahan dengan kamarku.
"Pa bangun, bangun Pa bangun,"
Mulut Papa menganga sedikit disertai suara dengkuran hebat.
Cara ampuhnya ada dengan memberi bulu atau debu-debu di sekitar hidung nya, biar bisa bangun.
Aku mengambil kemoceng dari atas lemari dan mencabut sehelai bulunya.
"HAAAAATCCCCHHHEEEEENNG."
Pasti tau kan, bapak-bapak kalau bersin gimana?
"Aduuh, hadeh, VIOOO KAMU KENAPA BANGUNAN PAPA KAYAK GITU SIH!!"
"PAPA JANGAN BERISIK!! BANGUN-BANGUN Kok NYARI RIBUT SIH!!!" Mama menyauti teriakkan Papa dari arah dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E
Novela JuvenilBuku ini menceritakan tentang beberapa remaja SMA yang saling menyimpan rasa untuk satu sama lain. Awalnya semua berjalan mulus, semulus aspal yang baru dipoles. Tapi seiring berjalan nya waktu, semua nya menjadi serumit kabel earphone kalau kita si...