Anna
Dasar cowo bego, masa dia yang lari, dia yang nabrak gue, dia yang bikin gue jatoh, dia yang marah-marah?
Setelah merapikan diriku, aku keluar dari toilet, teringat akan laki-laki tadi. Penampilannya kelihatan banget kalau dia berandalan.
Jaket kulit hitam, dengan kaus hitam didalamnya, hitam atau abu-abu? Aku tidak terlalu memperhatikannya. Celana jeans biru yang kelihatannya sengaja dibuat robek.
Hiii, serem banget penampilannya. Bajunya bau rokok juga tadi. Iuh, engga banget.
Aku merogoh tas ku, mencari hpku untuk menghubungi Vio. Brothers telah selesai tampil, dan kedua mc tadi sedang mengisi waktu senggang sembari menunggu band selanjutnya siap.
SHIT!
"HP GUE KEMANA?!"
Aku mencecerkan semua yang ada di dalam tas ku, berusaha mencari-cari hpku, tapi hasiknya nihil. Orang-orang di sekitarku bingung memperhatikanku yang menjejerkan semua barang yang ada di tas ku ke jalanan.
Pasti mereka ngira gue lagi jualan. Hp gue ilang, bukannya lagi jualan. Ugh.
Aduh gimana ini.
Aku kembali ke toilet mencari-cari ke semua sudut di toilet. Aduh engga ada.
Dimana?!!!
Aku hubungin Vio gimana, tempat ini penuh sama orang-orang kan aduh. Padat banget.
ORANG TADI!
Yah elah, pasti hp aku jatuh pas ditabrak sama dia. Ah dasar cowok ga punya mata kali ya. Ih kesel.
Aku berjalan sambil membanting kaki ku. Kesal.
Aduh kemana laki-laki tadi? Hp aku pasti dibawa sama dia. Dia nyuri? Ih dasar, udah penampilannya kayak gitu, pantes sih kalau dia nyuri.
"Anna!!!" Vio memanggilku dari kejauhan, melambaikan tangannya menandakan dia ada di situ.
Aku berlari pelan ke arah Vio.
"Cowok-cowok yang lain kemana?"
"Mereka ke kantin."
"Kantin mana?"
"Engga tau deh, kantin yang masih buka kali hahaha. Entar juga mereka nge line."
"WOI HP GUE ILAAAANGGG!!"
"Yaampun! Kok bisa? Lo tadi naro dimana bisa ilang?" Vio membelalakkan matanya, ikutan panik.
"Tadi tuh...aduh..ih..tadi tuh..."
Ketika aku ingin menceritakan semuanya, Leo, Aldi, Tomi, dan Brian datang menghampiri kami.
"Lo kenapa, An?" Brian menepuk pundakku.
"Hp nya dia ilang, Yan!" Vio menggucangkan bahu Brian panik.
"Yah Anna! Lo tadi naro dimana??" Semua ikutan panik.
"Jadi tuh tadi ada cowok nabrak gue kayaknya hp gue dibawa sama dia, elah!" Aku mengacak-acak rambutku hingga kusut.
"Tenang, An, tenang. Nanti kita cari cowoknya." Vio mengusap-usap punggungku berusaha menenangkan.
"SELAMAT MAALAAAAM UNIVERSITAS INDONESIAAAA!!" Band yang lain sudah tampil, para penonton bersorak senang.
Aku mendongakkan kepalaku, melihat ke arah panggung.
Bang!
Perhatianku tertuju pada laki-laki yang memegang gitar listrik berwarna hitam. Itu laki-laki tadi!
"Eh! Itu cowok tadi yang nabrak gue!"
Aku menunjuk-nunjuk ke arah panggung. Vio mengikuti arah jari telunjukku.
"Lah itu kan Deva!" Brian mengenali laki-laki itu.
"Siapa? Deva?" Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Deva? Yang di youtube ya, Yan?" Aldi bertanya kepada Brian.
"Iya, band dia juga sering ngeliat band kita di youtube."
"Iya ya, gue juga sering liat mereka di youtube." Tomi menunjuk-nunjuk ke arah band itu.
"Aduh sekarang gimana biar gue bisa dapetin hp gue dari dia?" Aku melipat tanganku kesal.
Vio mengacakkan tangannya di pinggang, berpikir.
"Hm, lo kenal dia, Yan?"
"Kenal, Vi. Well, gue tau doang sih, enggak kenal deket gitu. Tapi kayaknya kakak gue punya line dia. Nanti gue kabarin dia deh."
"Gue mau pulang aja deh." Aku masih melipat tanganku, kesal. Kenapa tadi pake acara tabrak-tabrakkan segala? Huh.
"Yaudah yaudah, gue bakal coba hubungin dia lewat kakak gue ya, Anna. Sekarang kita pulang aja." Brian membujukku agar aku tidak kesal.
Aduh Brian, ganteng banget sih bujuk-bujuk gue gitu.
Aku malah jadi tersenyum malu-malu.
"Tuh udah senyum, udah tenang, jangan marah-marah lagi. Senyum kan cantik." Brian menenangkanku, mengusap punggungku.
"Iya, An, tenang. Yaudah yuk, kita ke Pak Pras lagi." Vio menuntunku menuju parkiran.
Aku melihat Leo, Brian, Aldi, dan Tomi menuju ke tempat parkiran lain. Menuju mobil Leo aku rasa.
"Dasar cowok gajelas, harusnya dia kasih ke satpam kan." Aku masih menggerutu kesal.
"Sssh udah udah, mungkin dia juga panik kali." Vio masih merangkulku.
Pak Pras yang melihat ke arah kami segera menyiapkan mobilnya.
Dalam perjalanan pulang, aku masih mengutuk Dev...siapa? Deva? Ugh, dasar Deva, cowo ga jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E
Novela JuvenilBuku ini menceritakan tentang beberapa remaja SMA yang saling menyimpan rasa untuk satu sama lain. Awalnya semua berjalan mulus, semulus aspal yang baru dipoles. Tapi seiring berjalan nya waktu, semua nya menjadi serumit kabel earphone kalau kita si...