Hari ini cuaca sedikit mendung. Sinar matahari mengintip malu dibalik awan berarak menuju sisi barat. Alunan suara bising kendaraan yang lalu lalang memecah kesunyian. Gedung-gedung pencakar langit yang beradu tinggi terjejer rapi di kota tersibuk di dunia. New York bagai jantung manusia yang tidak pernah berhenti berdetak setiap detik.
Daun mulai tumbuh helai demi helai menandakan musim dingin yang kini berganti musim semi. Bunga-bunga disepanjang jalan mulai menampakkan kuncup yang sebentar lagi akan mekar.
Rose, gadis muda yang baru lulus dari bangku kuliah memutuskan untuk pindah ke kota yang terletak sangat jauh dari kota kelahirannya. Hari ini adalah hari pertamanya tiba di kota ini. Penantian selama sebulan akhirnya berlalu. Setelah mempersiapkan semua dengan sangat matang akhirnya dia bisa menginjakkan kakinya di kota ini.
New York sangat berbeda jauh dengan Liverpool. Baik dari segi kepadatan penduduk hingga bentuk arsitektur bangunan yang terlihat sangat modern. Dia memandang takjub dengan gedung-gedung pencakar langit itu.
Perjalanan panjang yang memakan waktu lumayan lama membuat seluruh tubuhnya terasa pegal. Taksi kuning yang disewa tadi menurunkannya tepat depan salah satu dari sekian banyak gedung pencakar langit. Dengan alamat yang ditulis di selembar kertas, dia sangat yakin gedung itu adalah gedung yang dimaksud oleh teman sekamarnya.
Sedikit optimisme yang sudah lama tak muncul membawa langkah kakinya menuju kedalam gedung. Sambil menarik kopernya, dia berjalan menuju ke sebuah pintu kaca yang menjadi satu-satunya akses masuk ke dalam bangunan.
Seorang Pria tua dengan perut buncit dan beseragam putih hitam layaknya seorang security tersenyum ramah. Dia memeriksa barang-barangnya dengan metal detector yang dipegang di tangan kanannya.
" Apa kau penghuni baru disini?"
Bapak tua itu bertanya dengan wajah penasaran.
Rose memberi sebuah senyum tipis.
" Iya."
Jawabnya singkat sambil membuka retsleting tas ranselnya.
Pengamanannya begitu sangat ketat. Setiap pengunjung yang tidak membawa kartu kamar diperiksa dengan amat teliti oleh para security yang bertubuh jangkung tersebut.
Dia tetap dengan sikap tenang dan percaya diri karena memang tidak membawa apapun yang membahayakan. Security itu membolak balikkan dua botol obat antidepresan. Setelah mengetahui bahwa itu adalah antidepresan, mereka meletakkannya kembali ke dalam ransel.
Pemeriksaan selesai dan dia tentu lolos dengan mudah. Kemudian, berjalan menuju lift yang letaknya hanya beberapa meter dari pintu masuk. Dinding gedung dengan nuansa keabuan itu adalah apartemen milik perusahaan tempatnya bekerja. Apartemen mewah dengan berbagai fasilitas lengkap yang menunjang kebutuhan para penghuninya.
Dengan sepasang kaos dan jeans yang terpasang ditubuhnya, dia mengayunkan langkah kaki dengan senyum menghiasi wajahnya. Harapannya hanya satu, semoga hari pertamanya bekerja nanti berjalan lancar.
Perusahaan tempatnya bekerja adalah salah satu perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Dia memang seharusnya bangga karena diterima bekerja di perusahaan itu. Perusahaan baru yang mampu menguasai pasar dengan cepat membuat reputasi mereka sangat terkenal diluar sana. Dalam memilih pegawai, mereka terkenal sangat strict.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPULSIVE BOSS
RomanceRose Elizabeth Nolan adalah gadis cantik dari kalangan menengah keatas yang berasal dari Inggris. Dia diterima bekerja di sebuah perusahaan raksasa bernama Thorn Company yang berada di Newyork dan memutuskan untuk pindah ke Amerika demi mengejar cit...