Part 2

4.1K 113 1
                                    

Siang itu, ketika aku kembali dari sekolah, aku pun segera membersihkan diri karena cuaca yang panas membuat tubuhku terasa lengket oleh keringat. Ketika aku sedang mengeringkan rambutku, sesekali aku memandang ponselku, dan aku pun cukup terkejut saat melihat pesan yang masuk beberapa menit yang lalu.

From : 081213xxxxxx
Hai Zoya, ini aku Adryan. Di simpan ya nomorku.

Dengan segera aku menyimpan nomor ponsel Adryan. Lalu aku langsung membalas pesan tersebut.

To: 081213xxxxxx
Hi Adryan, baiklah akan aku simpan nomor ponselmu. By the way, makasih tadi sudah mengantarku pulang.

From : 081213xxxxxx
Tidak masalah untukku. Aku senang bisa mengantarkan tuan putri menuju istananya. Hahaha...

Saat aku sedang asyik saling membalas pesan dengan Adryan, bunda sudah memanggilku, akhirnya aku keluar dari kamarku dan menghampiri sumber suara bunda.
"Ada apa bun?" tanyaku dengan nada yang tak bersemangat.
"Bunda cuma mau nanya, tadi kamu pulang dengan siapa? pak Bram sudah menunggu kamu didepan sekolah, tapi kamu tidak juga menghampiri mobilnya." Bunda mulai menanyakan dengan nada yang cukup tegas.
"Tadi sama teman bun. Pak Bram? aku tidak melihat mobil pak Bram di depan sekolahku." Aku menjawab pertanyaan bunda, sambil membalas pesan Adryan.

To : 081213xxxxxx
Hahaha... ada-ada saja kamu ini. Kalau aku tuan putri, lalu kamu siapanya?

"Tadi pa Bram memakai mobil putih, apa kamu tidak melihatnya?" tanya bunda kembali.
Karena aku sedang sibuk dengan ponselku, aku hanya menggelengkan kepalaku saja tanpa melihat kearahnya ataupun menjawab pertanyaan bunda dengan kata-kata.
"Zoya kenapa? bunda tanya tapi Zoya fokusnya ke ponsel?" bunda mengelus rambutku yang panjang.
"Tidak bunda, aku sedang chatting dengan teman baruku disekolah." Jawabku dengan raut wajah yang menahan tawa.
Suasana pun hening, tak lama aku meminta izin pada bunda untuk kembali kedalam kamar.

Sesampainya dikamar, ponselku kembali berbunyi menandakan pesan dari Adryan.

From : 081213xxxxxx
Tentu saja aku adalah pangerannya yang sangat amat tampan di seluruh muka bumi. Hahahaha...

To : 081213xxxxxx
Iya kamu memang seorang pangeran tapi kamu adalah pangeran kodok yang tidak mungkin memiliki putri cantik seperti aku.

From : 081213xxxxxx
Huh, aku yang tampan seperti ini kamu bilang pangeran kodok? jangan salah, banyak gadis-gadis yang menginginkan aku untuk menjadi kekasihnya.

To : 081213xxxxxx
Mungkin gadis-gadis menginginkan dirimu, kecuali gadis yang satu ini.
Yasudahlah, kita lanjutkan besok saja. Sampai bertemu di sekolah.

From : 081213xxxxxx
Baiklah tuan putri. Pangeran kodokmu ini akan menantikan dirimu disekolah.

Adryan adalah laki-laki yang baik menurutku, semakin hari kami pun akhirnya semakin dekat, dengan perhatiannya yang diberikan untukku. Aku menganggapnya lebih dari sekedar teman, tapi tidak ada kepastian yang terucap dari bibirnya. Inginku meminta kepastian pada dirinya tapi aku takut untuk mengatakannya. Baiklah, aku hanya akan bisa menunggu.

Sekitar pukul 16:30 aku mendapatkan pesan dari Adryan, yang mengajakku untuk keluar makan malam bersama. Ini adalah kali pertamanya Adryan mengajakku makan malam setelah sekian lama kami dekat, saat itu juga aku langsung menghampiri ayah.
"Ayah, aku izin pergi keluar sebentar boleh?" tanyaku dengan nada manja sambil memeluk ayahku dari belakang.
"Apa sih yang tidak boleh untuk putri kesayangan ayah." Ayah langsung membalikkan tubuhnya dan membalas pelukanku.
"Terimakasih ayahku sayang." Kucium pipi kiri ayahku.
"Jarang loh putri ayah manja-manjaan dengan ayah, memangnya kamu mau pergi kemana dan dengan siapa sayang?" tanya ayahku dengan penuh penasaran.
"Emmm.. Dengan sahabat baruku ayah, mau mengerjakan tugas kelompok." Ucapku berbohong.
Aku tahu aku salah karena telah berbohong, tapi ayah tidak akan memperbolehkanku pergi dengan seorang laki-laki diwaktu malam seperti ini, tapi ya sudahlah sekali-kali berbohong pada ayah tidak menjadi masalah.

Setelah mendapatkan izin dari ayah, langsung aku membongkar lemari pakaianku dan memilih baju terbaik yang aku miliki, dengan sepatu tinggi, rambut panjang bergelombang dan riasan wajah yang aku kenakan.
Aku sudah siap untuk pergi dengan Adryan. Pukul 19:00 tepat Adryan sudah menjemputku dan aku segera keluar dari kediamanku, beruntung ayah dan bunda sedang berada dikamar, jadi ayah tidak tahu aku berpenampilan seperti ini saat keluar rumah. Adryan yang sudah menunggu pun membukakan pintu mobilnya, sama seperti pertama kali dia mengantarkanku pulang.

Ketika dalam perjalanan, Adryan sesekali memegang tangan kananku dengan tangan kirinya, jantungku berdegub sangat kencang saat Adryan memandangku dan aku juga memandangnya.
Setelah sampai ditempat tujuan, kami disambut hangat oleh pelayan yang selanjutnya mengantarkan kami pada meja yang sudah disediakan. Adryan mempersilahkan aku duduk terlebih dahulu dan setelah itu, dia duduk tepat di hadapanku. Adryan memanggil pelayan dan mulai memesan beberapa menu tanpa bertanya padaku. Tidak banyak yang dibicarakan selama kami menunggu makanan datang. Saat aku sedang asyik menikmati pemandangan indah disekeliling restaurant, Adryan meraih tanganku dan mengatakan suatu hal yang membuat diriku menahan napas sesaat.
"Zoya, aku tidak tahu dengan apa yang aku rasakan sekarang ini, dari pertama kali kita dekat, semakin hari dan semakin hari aku merasa nyaman dengan kamu." Adryan berkata tanpa melepaskan pandangannya ke arahku.
"Lalu?" tanyaku gugup.
"Aku mau, kita bisa lebih dari ini. Zoya, maukah kamu menjadi kekasihku?" dia menggenggam kedua tanganku dengan penuh kehangatan.
Seketika aku merasa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, dengan tangan yang sangat gemetar aku membalas genggaman tangan Adryan dan memberanikan diri untuk menjawab.
"Aku belum bisa jawab sekarang, Adryan." Dengan berani kutatap wajahnya.
"Tidak jadi masalah untukku Zoya." Adryan mengelus tanganku dengan jemarinya.
Aku rasa Adryan mengetahui perasaanku yang gugup saat itu. Tidak lama berselang, makanan kami akhirnya datang, tetapi aku sudah tidak bersemangat untuk menyantap makananku. Aku bingung dengan jawaban apa yang akan aku berikan.
Sekitar satu jam sudah berlalu dan saatnya kami kembali pulang. Adryan pergi menuju kasir untuk membayar tagihan makanan yang sudah kami santap, sementara aku hanya menunggu di meja tempat kami makan bersama tadi. Setelah usai membayar tagihan makanan, Adryan pun kembali ke meja kami, lalu mengajakku untuk pulang.

Selama dalam perjalanan pulang menuju rumahku, akhirnya aku memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan yang tertunda tadi.
"Adryan?" panggilku gelisah.
"Ya Zoya?" sesekali Adryan menatapku dan tetap melajukan mobilnya.
"Dengan perkataanmu tadi, sejujurnya aku juga merasa nyaman dengan kamu selama ini. Dan iya, aku mau menjadi kekasihmu." Aku pun dengan tegas memberanikan diri.
Adryan mengehentikan mobilnya secara tiba-tiba sehingga menimbukkan suara decitan pada ban mobil, lalu dia menatapku dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Kamu yakin dengan jawabanmu Zoya?" dengan wajah yang serius.
Adryan meraih kedua tanganku.
"Iya Adryan, aku yakin." Aku juga membalas tatapannya.
Tanpa diduga Adryan langsung menarikku kedalam pelukannya dan yang membuat aku terkejut, aku merasakan hembusan napas yang menggelitik di pipiku. Suatu benda kenyal terasa menyentuh sudut bibirku. Aku memejamkan mataku dengan sangat erat. Dan semakin lama aku merasakan kecupan Adryan yang lembut di bibirku.
"Tetap jadi milikku Zoya, aku sangat menyayangimu." pintanya saat melepas kecupan dari bibirku.
"Adryan, aku akan selalu menjadi milikmu, aku juga menyayangimu." balasku dengan napas yang tersendat.
Tak banyak yang aku lakukan, aku hanya melingkarkan kedua tanganku dilehernya dan Adryan membalaskan pelukanku dengan sangat erat. Beberapa waktu berlalu dan kami sadar bahwa saat itu kami sedang berada dipersimpangan jalan, dengan cepat kami melepaskan pelukan kami dan kembali duduk seperti posisi awal, lalu Adryan melanjutkan perjalanan.

Selama dalam perjalanan, Adryan selalu memegang erat tanganku dan mengelus pipiku dengan sangat lembut. Aku pun menyandarkan kepalaku pada bahunya, kehangatan di malam seperti ini sangat membuat aku merasa nyaman berada disamping Adryan.
Tidak mampu aku ungkapkan dengan kata-kata, malam ini, aku mendapatkan ciuman pertamaku dari seseorang yang aku sayangi.

Regrets of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang