DBD

381 4 3
                                    

Malam ini Rina bekerja menjadi host seperti biasanya, namun fikiran nya harus terpecah karena fakhrul nya sakit. Kemarin malam, badan fakhrul panas dan ia juga mengeluh pusing. Rina sudah berulang kali menyarankan agar fakhrul pergi ke rumah sakit tapi laki laki itu selalu saja menolak, ia memilih beristirahat di apartmentnya dan absen sementara jadi juri malam ini.

Rina terus menerus mencoba menghubungi mandala, asisten fakhrul. Laki laki itulah satu satu nya yang menjaga fakhrul saat ini.

"Hallo.. Mandala"

"Hallo teh. Iya, ada apa teh?

"Gimana si akang ? Panasnya udah turun?

"Belum teh, masih tinggi panasnya. Tapi tadi sih udah habis minum obat, udah makan juga. Sekarang si akang nya lagi tidur."

"Oh yaudah, jagain terus ya mandala. Kalo ada apa apa buru buru kamu telfon aku ya"

"Siap tehh.."

Rina menutup telfon nya, ia jadi resah dan bingung. Di lain hal ia ingin menemani fakhrul tapi di sisi lain ia mesti kerja, mesti professional

Rina menenggelamkan wajahnya di meja rias di hadapannya.

Tolong jaga dia ya allah" rina menarik nafas berat, ia terbayang bagaimana pucat nya wajah fakhrul kemarin dan bagaimana sakitnya dia namun masih saja berusaha menjadi juri hingga acara berakhir.

Setelah visa tidak bisa keluar,cobaan apa lagi ini??? Batin rina sedih.

Beberapa jam kemudian..

Rina berlari sangat kencang menelusuri lorong lorong di rumah sakit, anjes sang asisten bahkan hampir tertinggal di belakang.

"Teh kata mandala ga jauh dari lift."

Teriak anjes memberi instruksi kepada rina, rina pun menggangguk dan tanpa henti mencari tempatnya.

Dan akhirnya, rina menemukan mandala yg duduk sendiri di depan sebuah kamar rumah sakit.

"Mandala, gimana keadaan akang? Tanya rina tanpa menunggu lagi, wajahnya banjir keringat, Deru nafas nya masih terdengar cepat dan ia terlihat sangat panik.

"Akang lagi tidur teh, tadi abis di periksa dokter." jawab mandala yg langsung berdiri menghadap calon istri dari boss nya ini.

"Terus gimana panasnya? Masih tinggi? Tadi kata dokter gimana? Rina mencecar mandala dengan beberapa pertanyaan.

"Masih tinggi teh,tadi akang malah sampai menggigil gitu. Aku jadi ga tega lihatnya.

"Kata dokter juga nanti akang bakalan di periksa darahnya, karena takut sampe kena demam berdarah teh." ucap mandala memberi penjelasan seadanya.

Rina terdiam, tubuhnya terasa lemas begitu saja, ia merasa seperti kehilangan beberapa tenaga nya setelah mendengar ucapan mandala barusan.

Rina kemudian duduk, mencoba menenangkan fikiran nya.

Mandala pun hanya diam, ia amat paham dengan kekhawatiran rina saat ini, gadis itu bahkan langsung saja meluncur sehabis menjalankan tugasnya, padahal sudah dini hari tetapi rina lebih memilih memeriksa keadaan fakhrul di banding pulang ke rumah.

Rina langsung beranjak bangun."aku lihat si akang dulu ya.

Mandala pun menggangguk.

Perlahan rina mencoba membuka pintu kamar rawat fakhrul, dan rasa sakit nya tiba tiba saja begitu menusuk ketika melihat fakhrul terbaring lemas di kasur.

"Ya allah sayang, kamu baik baik aja kan.."

rina menutup pintunya kembali dan memasuki kamar itu pelan pelan.

JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang