"Mau aku beliin apa? :3"
"Terserah ci."
"Ih, cuek banget deh :p
Beneran lho, cici beliin terserah :p"Pagi ini aku sarapan dengan suasana sepi tanpa ciciku. Kalau pagi sampai sore hanya lewat pesan kita komunikasi, kalau malam pasti dia telepon. Ini hari kelima dia pergi, hari terakhirnya.
***
"Aria! Udah ada yang baru belum?" Michelle langsung melempar pertanyaan saat aku masuk ke kelas. Aku menggelengkan kepalaku.
"Yah.."
Pandanganku langsung tertuju pada Viny yang tiduran di meja. Akhir-akhir ini dia seperti itu.
"Vin, sehat?"
Setelah aku bertanya seperti itu, dia langsung bangkit dan menggosok matanya.
"Sehat kok, Cuma masih ngantuk aja.." dia kembali tiduran lagi.
Apa yang dilakukannya setiap malam?
Aku duduk dibangkuku. Seperti biasa, aku memperhatikan tingkah Michelle di bangkunya, dia sering sekali menggambar. Tapi, ada satu orang yang masih membuatku penasaran.
"Vin, keluar yuk. Masa kamu mau tidur-tiduran mulu." aku menarik tangan Viny. Itu membuatnya jalan dengan lambat seperti zombie.
Aku membawanya ke balkon.
"Emang kamu ngapain aja tiap malem sampe ngantuk terus?"
Dia hanya menggeleng menjawab pertanyaanku, sambil melihat jalanan dengan tatapan kosong.
"Aku tanya beneran ini.."
"Emang kamu peduli apa?" Viny menjawab sambil berlalu, kembali ke kelas.
Jawabannya, tidak seperti Viny yang kukenal selama ini. Perasaanku langsung kacau seketika.
Aku ingin menyusulnya, tapi entah mengapa aku merasa sedikit takut. Melangkahpun berat rasanya.
Tapi aku harus tetap berjalan.
--
Saat aku masuk ke kelas, kulihat Viny tiduran seperti tadi, tapi kali ini dia di kelilingi Michelle dan Cesen. Aku penasaran dan takut kalau terjadi apa-apa.
Saat aku mendekat, aku mendengar suara isak tangis.
"Kamu apain dia Ar?" tanya Michelle dengan sangat penasaran.
"Iya, tadi abis buka pintu dia langsung cepet-cepet balik ke bangkunya, abis itu nangis." lanjut Cesen.
Apa? Apa yang kulakukan? Aku cuma menanyakan satu hal dan dia menjawabku dengan ketus. Aku juga tidak memarahinya tadi.
"Gue gak ngapa-ngapain dia kok.."
Viny bangun.
"Bukan salahnya kok.." jawab Viny sambil sedikit menangis.
"Terus kamu kenapa? Tadi aku tanyain kamu gak jawab.." aku bertanya lagi padanya.
"Kamu ini gimana sih, cewek nangis kok malah ditanya-tanyain bukan ditenangin." sela Michelle.
Entah kenapa pagi ini aku serba salah.
---
Sepanjang pelajaran perasaanku sangat tidak enak. Viny bertingkah tidak seperti biasanya. Tersenyum pun tidak. Pandangannya kosong sampai pulang sekolah.
Sebelum Viny berdiri, aku menahannya dengan memegang pundaknya. Dia pun terdiam, sampai kelas kosong.
"Aku bener-bener gak paham dan gak ngerti. Kenapa kamu beda akhir-akhir ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sign
FanfictionBiasanya, kisah cinta di kehidupan remaja itu berbentuk segitiga. Tapi bagaimana jika memiliki banyak segi? Harus ada yang dikorbankan, atau mungkin berkorban? Apalagi Friendzone. Friendzone? Sepertinya itu hal biasa, apalagi di SMA!