Smile of an Angel?

484 34 25
                                    

Jujur, aku takjub saat melihat mama Viny datang.

Senyumnya terlihat sejuk, dan Viny mewarisi senyum itu. Apalagi pakaiannya Baju tanpa lengan dengan kain berbahan jeans, bahkan rok selututnya juga menyatu dengan bajunya, set?

 Apalagi pakaiannya Baju tanpa lengan dengan kain berbahan jeans, bahkan rok selututnya juga menyatu dengan bajunya, set?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu ini kerja terus." ucap mamaku sambil memeluk tante Shani.

"Emang gak boleh?" jawab tante Shani sambil tertawa, diikuti oleh mamaku. Setelah itu mereke melepas pelukan mereka.

Viny yang tadinya di sebelahku langsung menghampiri mamanya dan memeluknya.

"Papa gak ikut?" tanya Viny.

"Papa kamu masih ada kerjaan, jadi cuma mama yang bisa kesini."

Papa Viny, om David, adalah seorang teknisi. Dia bisa memperbaiki banyak hal. Tak heran juga dulu Viny sempat memperbaiki HPnya sendiri.

"Kapan balik Bangkok lagi Shan?" tanya papaku.

"Sebenernya terserah aku sih, tapi aku mungkin bakal kesana tiga bulan lagi." jawabnya sambil mengelus puncak kepala Viny.

Viny terlihat senang sekali berada dipelukan mamanya.

"Tadi aku denger ada yang nyebut-nyebut pacar baru dari luar. Kamu udah pacaran sama Aria Vin?" tanya tante Shani pada Viny.

Viny melepas pelukan mamanya dan langsung menggeleng cepat.

Aku merasa, nada tante Shani sangat serius tadi, bukan sekedar bercandaan.

"Yah, malu ya?" tante Shani tertawa saat melihat tingkah Viny.

Tante Shani melihat kearahku, kemudian dia menghampiriku dan duduk di sebelah kiriku.

"Makasih ya udah jagain anak tante kalau diluar rumah." tante Shani mengelus kepalaku.

Rasanya sejuk sekali, apalagi saat dia tersenyum padaku.

"I-iya tante. Sekarang, gantian dia yang jagain aku." jawabku sambil tertawa sedikit.

Kami mendengar cerita tentang Bangkok dari tante Shani.

"Gimana Vin, kamu jadi kan?" tanya tante Shani tiba-tiba pada Viny.

Viny menundukkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya.

Apa maksudnya?

"Emang ada apa tante?" tanyaku penasaran, karena saat tante Shani menanyakan hal itu, Viny langsung terlihat murung.

Viny yang disebelah kananku langsung berdiri dan masuk ke kamar mandi.

"Tante gak maksain sih, tapi tante cuma nyaranin. Jadi, kan Viny berprestasi juga, dapetin beasiswa gampang pastinya." jawab tante Shani.

"Beasiswa? Buat apa?" tanyaku lagi.

"Ya.. tante nyaranin dia buat kuliah di Bangkok sekalian."

Kuliah di Bangkok!?

Second SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang