Sin of?

441 32 10
                                    

Aku menaruh tas dan mengeluarkan buku akuntansi, lalu aku pergi menuju kelas IPS satu.

"Nih, Chell."

"Ok, makasih ya!"

Oh, aku kalah cepat dengan Hamidan rupanya.

Aku menutup pintu kelas itu dan berbalik. Viny ada dihadapanku.

"Nyari aku?" tanyanya.

Aku akan menanyakannya.

"Vin, udah beli buku akuntansi belum?"

Viny langsung menepuk dahinya dan menggelengkan kepalanya.

"Nih, kemarin beli satu gratis satu." aku menyerahkan buku akuntansi yang kupegang tadi pada Viny.

"Ini beneran buat aku?"

"Em.." pertanyaannya membuatku terpaksa berbohong.

"Iya, tadi aku nyari kamu, ternyata kamu baru dateng. Mau gak?"

"Makasih ya!" Viny menerima buku itu dan tersenyum padaku, lalu masuk ke kelasnya.

Dosakah aku?

***

"Vin."

Viny tak menjawab.

"Vin."

Dia belum menjawab.

"Vinyy."

"Sabar dong, lagi ngunyah juga." Viny berhenti mengunyah dan minum.

"Kenapa?" tanyanya.

Aku menoleh ke kiri lalu kembali melihat kearah Viny yang ada di depanku.

"Nanti kamu cobain ya, kamu ngerasain ada yang aneh apa nggak.

Dari agak jauh, ciciku dan ci Sofi berjalan kearah kami. Setelah sampai, ci Sofi langsung duduk di sebelahku.

"Makan apa nih?" tanya ci Sofi padaku.

"Nasi goreng." ucapku bercanda, padahal aku sedang makan mi goreng.

"Ah, kamu ini. Len, aku pesenin mi juga ya!" teriak ci Sofi pada ciciku yang sedang memesan makanan.

Aku langsung melihat kearah Viny dan dia menganggukan kepalanya, yang artinya dia telah paham maksudku tadi.

"Kamu kemarin kenapa gak ikut nonton? Asik loh filmnya."

"Ya.. kemarin kan Senin. Kalo nonton hari Senin gak terlalu nyaman, soalnya kebayang sekolah besoknya. Lagian, besok Sabtu aku mau nonton sama temen-temen." aku menendang pelan kaki Viny. Viny mengangguk sambil makan.

Aku melanjutkan makan karena tak ada balasan dari ci Sofi. Entah kenapa sejak kemarin aku selalu gelisah tiap ada ci Sofi di dekatku. Serasa, ada sesuatu yang muncul dan aku takut dengan hal itu, padahal aku tak tau apa.

Setelah makan, aku ingin membayar dan kembali ke kelas.

"Eh, mau kemana?" tanya ci Sofi saat aku berdiri. Dan, dia memegang tanganku.

"Em.. ci, aku mau bayar, abis itu ke kelas. Aku.. aku duluan ya." ucapku gugup.

"Oh, ok, da~" dia melepaskan tangannya dariku dan melambaikan tangannya.

"Ci, aku sama Viny duluan ya." aku pamit pada ciciku. Dia mengangguk sambil makan.

Setelah membayar, aku berjalan cepat meninggalkan wilayah kantin, Viny juga begitu untuk mengimbangiku. Sampai akhirnya kami berhenti di pagar pembatas di lantai dua.

"Ar, ci Sofi.."

"Aku takut Vin." potongku.

"Kok takut? Emang kenapa? Bukannya enak?" ledek Viny.

Second SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang