Seperti pagi biasanya, aku berangkat ke sekolah pagi hari dengan sepedaku, dan dikelas aku akan disambut,
"Pagi!" sapanya dengan ceria pagi ini. Aku hanya melambaikan tanganku setengah dan berjalan ke bangkuku.
Perempuan satu ini sungguh sangat rajin, sejak SMP. Selalu datang pertama dan menyambutku di pagi hari. Aku pun heran, kenapa aku juga selalu berangkat pagi sejak dia disini?
Dia berjalan ke arahku dan membawa sebuah bungkusan kecil.
"Happy Valday!" ucapnya sambil menyerahkan bungkusan itu.
Aku membukanya. Coklat.
"Makasih." jawabku singkat. Dia pergi dari hadapanku, bersamaan dengan masuknya sahabatnya ke kelasku.
Aku mengecek HPku, kalau saja dia sudah sampai di sekolah.
"From: Dea Y
Ok, aku lagi OTW ke sekolah nih :p
05:45 a.m."
Sambil menunggu kabarnya, aku memakan coklat pemberian tadi. Hm, enak juga.
"Len, kamu beli apa buat sendiri?" tanyaku dari jarak yang agak jauh.
"Bikin sen.. eh, sama Sofi sama adik aku, enak ya?" Elaine beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan sahabatnya.
"Iya, enak banget." aku terus mengunyah, sedangkan Elaine memperhatikanku sambil tersenyum sendiri.
Tiba-tiba, aku merasa kalau hawanya berubah.
"Ada apaan Sof?" tanyaku pada Sofi yang memperhatikan pintu kelas.
"Kayanya tadi ada yang buka pintu, tapi nutup lagi." jawabnya.
Aku segera mengecek HPku, perasaanku tidak enak.
"From: Dea Y
Tunggu ya, aku mau ke kelas kamu :p
06:02 a.m."
Aku melihat jam di HPku, enam lebih tiga.
***
Aku segera meninggalkan kelas setelah membaca pesan itu, bahkan coklat yang belum habis tadi langsung kulemparkan kedalam laci meja. Aku merasa kalau Elaine berbicara padaku, tapi aku tak punya waktu lagi, ini berbahaya.
Aku melihat sekitar lantai dua, hanya ada dua siswi kelas sepuluh yang keluar dari kelasnya dan turun ke lantai satu. Saat aku melangkah menuruni tangga, kakiku terasa berat, hawanya berat.
Itu dia, kutemukan dia di depan kelasnya di lantai satu, aku langsung menghampirinya sambil berlari kecil.
"Kak.."
Tak ada balasan. Yang kuterima hanyalah tatapan yang dibuang untukku, dia seperti tak ingin melihatku.
"Kak Dea kenapa sih?" dia terus berjalan kearah WC, tanpa menjawab pertanyaanku.
Sepertinya ada sebuah kesalahpahaman. Aku terus menunggunya, tapi apa yang dilakukannya di WC sampai selama ini? Sudah sekitar lima belas menit aku menunggunya.
Karena sudah pukul tujuh kurang lima, aku menyerah dan kembali ke kelas.
---
"Samuel, HP kamu ketinggalan.." ucap Elaine sambil memberikan sebuah HP padaku. Sepertinya aku tadi terlalu panik sampai aku meninggalkan HPku.
Aku mengeceknya kembali.
"From: Dea Y
Tolong, sementara jangan deketin aku dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sign
Fiksi PenggemarBiasanya, kisah cinta di kehidupan remaja itu berbentuk segitiga. Tapi bagaimana jika memiliki banyak segi? Harus ada yang dikorbankan, atau mungkin berkorban? Apalagi Friendzone. Friendzone? Sepertinya itu hal biasa, apalagi di SMA!