Student Council

377 30 8
                                    

"Celine, Yuri, Rio, Aria, silahkan pergi menuju lab IPA." ucap Radit, ketua OSIS baru di kelasku saat pelajaran sedang berlangsung.

Kami berempat langsung keluar kelas. Diluar, aku melihat sebaris beberapa anak satu angkatanku.

"Kamu jadi pengurus juga Ar?"

Ada yang bertanya di sebelahku. Michelle.

"Pengurus OSIS?"

Michelle mengangguk, lalu menunjuk Viny. Viny langsung berjalan kearahku.

Dia berdiri di depanku dan tersenyum.

Radit menyuruh kami untuk segera masuk ke lab IPA.

Di lab IPA ada beberapa anak seangkatanku dan juga adik kelas.

Apa benar aku akan menjadi pengurus OSIS?

"Vin, Ar!"

Aku mencari asal suara itu, dan kutemukan Gracia melambaikan tangannya dan menunjuk kursi di sebelahnya. Aku langsung menarik Viny kearah Gracia.

Aku duduk dan melihat ada seorang perempuan yang tidak duduk, dia berdiri di depan pintu.

---

Aku terpilih menjadi pengurus sie Teknologi Komunikasi dan Informasi. Viny menjadi bendahara!

Gracia dan Michelle menjadi pengurus sie Sastra dan Budaya.

Ada banyak sebenarnya bidang kepengurusan di OSIS ini, tapi sepertinya hanya sebuah 'pangkat'.

"Sekarang, saya akan sampaikan kalau ada satu lagi pengurus pilihan guru. Fransisca, kamu masuk Budi Pekerti & Akhlak Mulia."

Setelah Radit berbicara, anak bernama Fransisca itu mengangguk dan langsung duduk.

Sespesial itukah dia sampai menjadi rekomendasi guru?

Pelantikan kami akan dilaksanakan di upacara minggu depan.

Ini akan menjadi pengalaman yang unik, karena aku sekolah tidak hanya untuk mengikuti pelajaran dan bergaul saja, tapi juga merasakan yang namanya 'bekerja'.

"Oh iya, sekitar dua minggu lagi akan ada acara Latihan Dasar Kepemimpinan untuk kalian. Untuk tanggal masih menyusul. Terima kasih, kalian boleh kembali ke kelas."

---

Saat aku keluar lab IPA, rupanya sudah waktunya pulang sekolah. Aku bagaikan menembus arus balik saat ingin kembali ke kelasku.

Setelah sampai, aku tidak menemukan tasku.

"Udah diambil pacar kamu Ar tadi. Dia nungguin kamu kelamaan terus diambil." ucap teman sekelasku yang masih di kelas. Penggosip.

Aku keluar dan bertemu Viny.

"Kamu gak pulang Ar?" tanyanya.

"Niatnya sih, tapi tasku diambil sama ciciku. Temenin aku nyari dia yuk." aku langsung menarik tangannya.

Aku dan Viny turun ke lantai satu. Ke kelas ciciku, tidak ada. Ke kantin, tidak ada. Ke IPS dua.. itu dia. Dia sedang mengobrol dengan ci Sofi dan.. Samuel?

"Ci tas aku.. loh, mana ci?" aku melihat ciciku tidak membawa tasku.

"Nih." ci Sofi mengambil sesuatu dari bawah kursi tempat dia duduk dan menaruhnya diatas meja. Tasku.

Aku langsung melepas tangan Viny. Rasanya.. sangat tidak enak.. aneh.

"Tadi kemana emang, kok pada ilang?" tanya ciciku.

"Tadi kita dikumpulin. Aku sama Viny jadi pengurus OSIS." jawabku, disertai anggukan Viny.

Mereka bertiga hanya mengangguk.

Second SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang