Going to so called 'Paradise' (1/2)

404 32 32
                                    

Wuhu! Bali!

Hari ini angkatanku akan melakukan study tour ke Bali!

Lima hari empat malam. Malam pertama di perjalanan, tiga malam di hotel, malam terkakhir di perjalanan.

"Yang membawa laptop harap ditinggal di sekolah." ucap salah satu guru pembimbing saat briefing di lapangan sekolah sebelum berangkat.

Hamidan langsung menggerutu sendiri karena sepertinya dia ketahuan membawa laptop. Mau bagaimana lagi, dia menulis status di sosmed kalau dia akan membawa laptop, dan dia berteman dengan beberapa guru. Dasar.

Setelah semua di absen dan lengkap, rupanya ada pembagian bus. Inilah saat yang mendebarkan.

"Bus satu diisi oleh IPA sampai IPS satu absen tiga belas, IPS satu sisanya akan satu bus dengan IPS dua."

Wuhu! Ini hebat, karena Michelle memiliki absen lima belas. Hamidan kelihatannya kurang beruntung, tapi beruntung bagi Gracia.

Aku langsung memasukkan koperku di bagasi dan langsung naik.

Aku memilih tempat duduk dibelakang, kemudian Rendy duduk di sebelahku. Ya, laki dan perempuan dilarang bersebelahan, katanya.

---

Mitos.

Belum ada seperempat perjalanan, posisi duduk sudah porak poranda.

Orang yang memiliki hubungan banyak yang langsung berpindah tempat. Ya.. karena pasangan Rendy ada di IPA, dia tidak pindah. Aku juga tak punya alasan untuk pindah.

Brrt

Viny N
Mau snack gak? Sebelah aku ngilang nih :D

Benar juga. Aku tak kepikiran sama sekali. Viny absen terakhir IPS satu!

Aku langsung meninggalkan Rendy dan berjalan ke bagian tangah bus, dan aku langsung duduk di bangku sebelah Viny yang tak berpenghuni.

"Mana?" tanyaku.

"Dih, giliran ada snack aja langsung mampir."

"Ya maaf, aku lupa kalo kamu absen terakhir di kelas kamu." aku menjawabnya dengan tersenyum bodoh.

Viny langsung menyuruhku untuk mengambilnya sendiri di tempat penyimpanan tas kecil di atas. Aku berdiri dan menoleh. Rupanya depan kami ada Michelle yang duduk sendirian, dia duduk di sebelah jendela. Aku langsung duduk di sebelahnya.

"Kok sendirian?" tanyaku.

"Biarin. Tadi ada, sekarang ngilang, pacaran."

Jawabannya singkat. Aku tak ingin mengganggunya. Aku kembali ke sebelah Viny.

"Pake acara modus segala." ucap Viny tiba-tiba sambil menghadap keluar jendela.

Aku agak kesal.. atau gemas? melihatnya. Aku memencet pipinya berkali-kali, sampai akhirnya dia terusik dan tertawa, lalu membalasku dengan mencubit pinggangku.

***

Malamnya, kami tiba di pelabuhan. Kami semua disuruh turun dan menunggu kapal feri untuk berlabuh, sekalian menunggu bus satu yang entah masih ada dimana.

Agak dingin malam ini. Kebetulan ada banyak penjual mie cup di pelabuhan. Tapi bukan masalah buatku, karena salah satu teman sekelasku membawa beberapa dus mie cup, dan tiap anak kelasku mendapat empat.

Sambil makan, kita berdua melihat tingkah anak-anak yang berenang di laut dan meminta kami untuk melemparkan uang receh.

Mereka terlihat senang dengan apa yang mereka lakukan. Seolah mereka menyuguhi kami sebuah atraksi dan meminta kami untuk membayar mereka. Baiklah, aku melempar tiga keping lima ratusan.

Second SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang